Pada hari senin kemarin yang maju untuk
presentasi hasil wawancara bersama psikolog duluan adalah 2 kelompok bagian psikolog
klinis dewasa dan 2 kelompok lagi bagian
psikolog klinis anak. Di mana mereka sama-sama menjelaskan apa definisi wawancara
menurut psikolog yang mereka wawancarai. Yang pada intinya definisi wawancara
sama, yaitu terjadinya interaksi 2 orang atau lebih antara pewawancara dan
subyek. Jadi wawancara dapat dilakukan oleh 2 orang banding 6 atau 3 banding 1 dan
seterusnya. Tujuan dari wawancara tersebut juga untuk menggali informasi dari
seseorang. Misalnya pada area klinis dewasa, seorang psikolog pada saat menangani
pasien harus pandai mencermati isi dari masalah klien tersebut, karena apa bila
tidak yang ada nanti klien bisa bercerita panjang lebar dan bukan bercerita inti masalah klien tersebut. Bukan hanya waktu
saja yang terbuang tetapi masalah klien juga tidak akan kunjung terselesaikan. Pada
area klinis anak juga, sama, tetapi terkadang untuk area anak dibutuhkan
informasi dari orangtuanya (atau wali) untuk digali informasi penting. Klien
yang usianya masih kecil dan masih memiliki keterbatasan dalam berbicara, maka
orangtua dari klien tersebut juga harus diwawancarai oleh psikolognya. Bila data
yang ingin dicari masih kurang maka bisa mengunakan teknik observasi pada anak
tersebut, dari tingkah laku yang ditunjukkan nanti akan dicatat oleh pskilog
tersebut untuk melengkapi data.
Dari presentasi kemarin Kekurangan dari
teknik wawancara itu tergatung pada pewawancaranya tersebut. Ada sebagian mengatakan
teknik wawancara memiliki kekurangan dan ada juga yang mengatakan bahwa teknik
wawancara tidak memiliki kekurangan apapun. Tetapi menurut saya dari hasil
presentasi kemarin dan tugas yang Ibu Henny berikan bahwa teknik wawancara itu memiliki
kekurang, yaitu dengan menggunakan teknik wawanacara kita membutuhkan waktu
yang lama, dan juga bisa terjadinya bias pada saat melakukan teknik wawancara. Tetapi
teknik wawanacara juga memiliki kelebihannya yaitu mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan. Dalam wawancara terhadap klien juga membuat klien tersebut lebih
berlega hati karena ada yang mau membantunya
memberikan solusi dalam memecahkan masalahnya.
Pada saat ada pertanyaan bagaimana
seseorang psikolog dalam keadaan sakit apakah masih akan melayani klien atau
apa yang psikolog lakukan. Ada yang mengatakan lebih baik dibatalkan dan pindah
waktu lain, karena takut tidak bisa berkonsentrasi dalam menangani masalah
klien, ada juga yang tidak. Seperti misalnya Bu Henny ia akan tetap melayani
klien sampai kalo belum pingsan akan tetap membantu klien. Hal itu menurut saya
hal yang luar biasa di mana tidak semua orang yang mau membantu klien bila
dalam keadaan sakit sekalipun (maksudnya sakit ringan2 saja). Dan menurut saya
hal terpenting adalah di mana pada saat klien pulang dengan tersenyum (masalah
kelar), itulah penghargaan yang luar biasa berharga, tidak karena seberapa
mereka berikan uang konsultasinya, tetapi dengan membantu klien dalam memecahkan
masalahnya dan memberikan solusi-solusinya terbaik untuk mereka, itu merupakan penghargaan
yang terbaik.2 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar