Jumat, 29 Maret 2013

Everybody needs holiday! (Levina Sutiono)


Post kali ini akan membahas mengenai review atau kesan yang saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara hari kamis kemarin. Pada hari itu, materi yang dibahas berjudul Social History, atau biasa disebut dengan riwayat sosial.

Riwayat sosial adalah rangkaian informasi yang ingin digali dari klien, sejak klien kanak-kanak sampai kondisi klien saat itu. Riwayat sosial ini dapat digali baik secara lisan maupun tertulis. Nah... kenapa sih kita perlu mengetahui riwayat sosial dari klien?

Alasan riwayat sosial dibutuhkan adalah karena siapapun dapat mengalami suatu peristiwa yang persis sama, namun pemaknaan atau persepsi terhadap peristiwa yang sama tersebut tentu tidak sama. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang tersebut tentu memberikan kontribusi pada munculnya masalah klien.

Terdapat sekitar 17 kategori riwayat sosial yang perlu digali dari klien, beberapa di antaranya adalah family history, educational history, dan recreational preferences.

Family history berkaitan dengan sejarah keluarga klien mulai dari dimana klien dilahirkan dan dibesarkan, nenek moyang klien, dan sebagainya. Dalam family history ini juga interviewer dapat menggali informasi apakah ada keluarga/saudara klien yang memiliki masalah serupa dengan yang dimiliki oleh klien. Sejarah keluarga ini digali sampai i-ter mengetahui tiga generasi silsilah keluarga klien. Setelah mengetahui keseluruhan sejarah keluarga klien, maka i-ter dapat membuat family genogram dari klien tersebut.

Setelah itu, terdapat educational history yang juga merupakan aspek penting untuk digali dari klien. Educational history menyangkut seberapa baik klien dalam studinya. Setelah mendapat informasi mengenai educational history klien, maka i-ter dapat melihat bagaimana relasi klien dengan lingkungan sekolahnya. Selain itu, dalam point ini saya terkesan dengan kalimat yang diucapkan bu Henny bahwa seseorang mungkin saja memiliki aptitude yang luar biasa, namun akan sia-sia apabila ia tidak memiliki attitude yang baik. Maksudnya, seseorang mungkin dapat masuk ke suatu perusahaan karena ia memiliki aptitude yang luar biasa. Namun apabila ia tidak memiliki attitude yang baik, maka perusahaan pun tidak akan mau mempekerjakan orang tersebut.

Aspek berikutnya yang juga perlu digali dari klien adalah recreational preferences. Dalam aspek ini, i-ter menanyakan kepada klien aktivitas yang biasanya dilakukan klien untuk mendapat hiburan dan kesenangan. Pada saat menjelaskan point ini, saya mendapat suatu informasi baru yang membuat saya terkesan. Selama ini, saya tahu bahwa apabila karyawan suatu perusahaan akan diberikan hak cuti setiap tahunnya. Karyawan dapat mengambil hak cutinya tersebut apabila ia ingin beristirahat atau hendak berliburan. Namun, sebelumnya saya tidak tahu alasan diberikannya hak cuti tersebut.

Bu Henny pun akhirnya menjawab ketidaktahuan saya tersebut dengan mengatakan bahwa karyawan diberikan hak cuti atau hak liburan karena setiap harinya mereka sudah bekerja dengan all out, dari pagi sampai sore, bahkan mungkin ada yang sampai malam. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya burn out atau stress pada karyawan, maka diberikanlah hak cuti tersebut. Saya berpikir, hak cuti mungkin seperti mengisi kembali baterai karyawan tersebut, baik secara fisik maupun mental. Sehingga diharapkan setelah mengambil cuti, seseorang dapat bekerja kembali dengan lebih maksimal.

Well, sekian ulasan dari saya mengenai review dan kesan
yang saya dapatkan dari kelas Teknik Wawancara.
Hope you guys get some new lessons like i did :)

25 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar