Apa yang dimaksud social history? Setelah mendengar penjelasan dari bu Henny dalam perkuliahan minggu lalu, saya mencoba menyimpulkan bahwa, social history adalah semua pengalaman yang dimiliki oleh klien, baik pengalaman masa lalu maupun pengalaman yang sedang dialami sekarang. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat berasal dari lingkungan luar maupun dari diri sendiri. Pengalaman yang berasal dari lingkungan luar adalah seperti, masalah dari pihak keluarga, teman maupun kerabat. Sedangkan pengalaman yang berasal dari dalam diri sendiri adalah seperti self-esteem yang rendah, percaya diri yang kurang maupun sering timbulnya pikiran-pikiran negatif sebelum mengerjakan sesuatu. Ketika seorang pawawancara dapat mengalih pengalaman-pengalaman klien yang mungkin disembunyikan oleh klien secara sengaja maupun tidak sengaja, maka pewawancara tersebut dapat mengetahui inti dan yang menjadi sumber permasalahan klien.
Ada banyak area pengalaman yang harus ditanyakan oleh pewawancara untuk mengetahui permasalahan klien. Area-area tersebut mencakup family history, educational history, job history, marital history, interpersonal relationship, recreational preferences, sexual history,
medical history, psychiatric / psychotherapy history, legal history, alcohol use / abuse, nicotine / caffeine consumption, social history
Pertama, Family History. Ini adalah pertanyaan utama dan yang mungkin menjadi dasar permasalahan klien. Pada area ini juga, kita dapat mengetahui cara berpikir klien, karena kita dapat mengetahui bagaimana klien dibesarkan, bagaimana pandangan klien terhadap suatu hal, bagaimana cara berpikir klien, bagaimana keluarganya memperlakukan klien, bagaimana komunikasi antar keluarga. Jadi pada tahap ini kita mengalih informasi keluarga klien yang menjadikan cara berpikir dan bertindak klien di masa sekarang.
Kedua, Educational History. Tahap kedua adalah mengenai pengalaman yang dimiliki oleh klien di sekolah. Jika nilai akademis klien bagus, biasanya kita akan langsung menilai klien tersebut pandai dan rajin. Namun pewawancara yang baik tidak boleh langsung menilai klien begitu saja. Pewawancara bisa mengalih apakah nilai akademis yang dimiliki oleh klien tersebut itu didapati murni dari belajar atau berbagai alasan lainnya. Jika murni dari belajar, bearti klien tersebut rajin dan mungkin memiliki intelektual yang tinggi. Sebaliknya misalnya
nilai akademis yang dimiliki klien berasal dari hasil nyontek, kemungkinan klien tersebut berindikasi kurang jujur dalam tindakannya. Selain itu pewawancara juga harus mengetahui bagaimana klien bersosialisasi di sekolahnya. Hal ini akan menunjukkan bagaimana
kepribadian klien.
Ke-tiga, Job History. Pada tahap ini pewawancara dapat mengetahui minat klien sebenarnya, karena banyak kasus dimana klien bekerja di lapangan yang bukan merupakan minatnya. Selain itu jika klien sering pindah-pindah tempat kerja, pewawancara juga dapat mengalih informasi kenapa klien suka pindah-pindah kerja.
Ke-empat, Marital History. Pada tahap ini pewawancara dapat mengetahui informasi bagaimana pernikahan yang dimiliki oleh klien. Apakah ia bahagia dengan pernikahannya? apakah ia mencintai pasangannya?
Ke-lima, Interpersonal Relationship. Tahap ini adalah pengembangan dari marital history, dimana pewawancara dapat mengeathui bagaimana hubungan interpersonal klien. Jadi apakah klien tersebut memiliki teman baik? atau teman dekat? seberapa dekat klien dengan temannya tersebut?
Ke-enam, Recreational Preferences. Pada tahap ini pewawancara dapat mengetahui bagaimana klien menghabiskan waktu liburannya? atau liburan seperti apa yang dipilih klien untuk refreshing setelah menyelesaikan suatu masalah. Selain itu juga pewawancara dapat mengetahui apakah klien kurang liburan?
ke-tujuh, Sexual History. Tahap ini merupakan topik yang senitif dikarenakan menyangkut kehidupan intim maupun pengalaman kekerasan seksual yang dimiliki klien. Jika klien mengalami trauma dalam melakukan hubungan seksual, kemungkinan klien mempunyai dalam hubungan seksual, apakah itu kekerasan yang dimilikinya? kurangnya minat? atau hal-hal lainnya.
Sisanya yang adalah medical history, psychiatric / psychotherapy history, legal history, alcohol use / abuse, nicotine / caffeine consumption dan social hsitory merupakan data tambahan untuk pewawancara.
26 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar