Pada tanggal 21 Maret, 2013, membahas mengenai tema yang menarik, yaitu mengenai social history. Social history digunakan
untuk merangkai info-info yang ingin didapatkan mencakup lingkungan
sekitarnya, dimulai dari ia berada dalam masa kanak-kanak sampai pada
kondisi pada saat ini. Social history dapat secara oral ataupun
tertulis. Tetapi, keuntungan yang lebih banyak didapatkan melalui
wawancara secara lisan karena dapat mendapatkan info yang lebih
banyak.Apabila sudah mendapatkan info yang cukup banyak, dari info
tersebut dapat merancang konsep dan mengetahui penyebab masalah yang
dialaminya.
Riwayat klien bukan hanya sekedar sekumpulan fakta, tetapi yang
lebih penting pemaknaan yang dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang
memiliki pengalaman yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Beberapa area dari social history. Pertama, family history. Family history, bertanya
mengenai di mana klien dilahirkan dan bertanya mengenai stuktur
keluarga, bagaimana pola komunikasi, konflik apa saja yang sedang
terjadi ataupun yang terjadi di masa lalu, budaya apa saja yang dimiliki
oleh klien.
Kedua, educational history. Educational history sangat
penting dalam pembentukan kepribadian dari klien. Bagaimana klien
berelasi ketika ia masih sekolah dan bagaimana memandang nilai raport
yang didapatkannya, apakah klien lebih banyak mengikuti pendidikan
formal ataupun lebih banyak pada pendidikan non formal. Ketiga, occupational training atau job history. Indikator
melihat kesuksesan dari pekerjaan dapat dilihat dari sejarah
pekerjannya. Apabila ia di perusahaan yang sama selama bertahun-tahun
dan mengalami peningkatan jabatan, maka subyek tersebut mengalami
kesuksesan dalam pekerjannya.
Keempat, marital history. Marital history untuk mengetahui bagaimana pandangan klien terhadap hubungan berelasi. Kelima, interpersonal relationship,
mengenai bagaimana klien mempertahankan relasi dengan orang lain, tidak
hanya teman sekantor atau teman sekolah, tetapi bagaimana berhubungan
relasi dengan tetangga. Keenam, recreational preferences,
mengetahui bagaimana cara klien menikmati liburan, bagaimana klien
memiliki keseimbangan antara bekerja dan waktu santai. Apakah klien
tetap bekerja walaupun ketika liburan. Dari recreational preferences dapat diketahui mengenai hal-hal tersebut. Ketujuh, sexual history. Sexual history
dipertanyakan ketika memang perlu dipertanyakan. Apabila klien sudah
tidak memiliki pasangan, tidak perlu dipertanyakan kembali.
Kedelapan, medical history, melihat dari apakah pernah rawat
jalan,riwayat rawat inap, riwayat operasi, terakhir kali melakukan
pemeriksaan medis. Kesembilan, psychiatric atau psychotherapy history.
Sangat penting untuk mengetahui apakah klien sudah pernah didiagnosa
oleh psikoterapi lain sebelumnya atau belum pernah sama sekali.
Kesepuluh, legal history. Legal history untuk mengetahui pandangan perilaku klien terhadap perilaku hukum. Kesebelas, alcohol and substance use/abuse. Untuk mengetahui apakah klien ketergantungan dengan alkohol atau tidak. Selajutnya, nicotine/caffeine consumption. Bertanya mengenai apakah klien merokok atau tidak. Apabila merokok berapa bungkus yang dihabiskan dalam sehari.
Setelah dibahas mengenai area-area dari social history, terdapat beberapa cara untuk menjadi interview yang baik untuk bertanya mengenai social history. Pertama, mendengarkan klien agar dapat melakukan inquiry untuk
info-info penting yang akan dijadikan sebagai data. Kedua, bertanya
mengenai hal-hal yang penting saja yang terkait dengan info yang
dibutuhkan. ketiga, melakukan wawancara jangan sampai klien merasa
seperti diinterogasi. Keempat, harus memiliki rasa ingin tahu yang
besar. Kelima, mencatat hal-hal yang penting. keenam, bahwa orang lain
dan diri kita berbeda sehingga tidak dapat disamakan. Ketujuh, mengajak
klien untuk menceritakan ceritanya dengan jelas sehingga perlu
meningkatkan kemampuan probbing. Dengan mengetahui cara-cara yang baik menjadi interview social history, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kita menjadi lebih baik.
23 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar