Ketika
pria dan wanita menyatu dalam suatu ikatan yang disebut pernikahan saat itulah
mereka menginginkan untuk meneruskan keturunan. Biasanya pasangan ini menginginkan
kehadiran anak ditengah–tengah
mereka. Dan untuk menghasilkan keturunan
biasanya pasangan akan mempunyai program untuk memiliki anak. Proses kehamilan
sangat kompleks dan dapat saja terjadi kesalahan. Ketika wanita yang berada dalam
masa subur dan terlibat dalam sexual
intercourse yang tidak aman, 30% dari mereka akan hamil, meskipun angka
kehamilan yang signifikan ini berakhir dalam
spontaneous abortion, proses natural dimana tubuh menolak embrio untuk
berkembang. Fertilisasi biasanya terjadi di ampulla.
Setelah fertilisasi, ovum yang dibuahi akan menjadi zygote, sel tunggal yang dihasilkan dari penggabungan gamet pria
dan wanita. Sperma
membawa materi genetik dari pria. Masing-masing sperma membawa 23 kromosom
termasuk kromosom sex, X dan Y, yang
nantinya akan menentukan jenis kelamin dari anak. Selain kromosom, gen, warna
rambut dan mata, warna kulit, tinggi dan berat badan juga dapat dilihat untuk
mengetahui jenis kelamin janin dan ternyata gen cerdas itu berasal dari gen yang
diwariskan dari ibu.
Tanda-tanda
pada
umumnya dalam
kehamilan adalah missing a period, meskipun beberapa
wanita memperhatikan beberapa “bercak” yang terjadi selama kehamilan (lebih
dari ini disebut irregular bleeding
dan dapat mengindikasikan kemungkinan miscarriage
– kehamilan yang berakhir dengan sendirinya. Tanda fisik lainnya termasuk nyeri
pada payudara, sering buang air kecil, dan morning
sickness (mual dan muntah,
biasanya dikarenakan peningkatan hormon, dan dapat terjadi kapan saja dalam
satu hari. Dalam kasus langka, pseudocyesis
atau false pregnancy dapat terjadi
dimana seorang wanita percaya bahwa dirinya hamil ketika sebenarnya ia tidak
hamil dan karena keyakinannya itu ia mulai mengalami tanda-tanda kehamilan
seperti missing period, morning sickness, dan kenaikan berat
badan.
Nah, biasanya pada wanita yang telah menikah lama
namun tidak juga memiliki anak, harus segera memeriksakan diri ke dokter,
karena kemungkinan bisa saja wanita ini menderita Infertilitas yaitu, ketidakmampuan untuk
mengandung setelah satu tahun melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat
kontrasepsi. Biasanya, pada wanita jika telah berusia lebih dari 35 tahun dan
didiagnosa setelah 6 bulan tidak mampu untuk hamil. Penyebabnya bisa
karena faktor usia, gangguan
ovulasi, blocked Fallopian tubes, endometriosis, masalah struktur rahim,
atau fibroid rahim yang berlebihan. Selain itu penyebabnya bukan hanya dari wanita saja
tetapi dari pria juga bisa mempengaruhi yaitu, masalah pada produksi sperma. Wanita yang mengalami infertilitas ini akan
merasa tidak bernilai.
Pasangan yang
benar-benar ingin memiliki anak akan berusaha semaksimal mungkin agar mereka
dapat memiliki anak, Nah berbeda cerita apabila pasangan tidak ingin atau
menunda untuk memiliki anak. Mereka juga akan berusaha untuk mencegah adanya
proses kehamilan dengan berbagai metode
kontrasepsi
yang akan bekerja untuk mencegah sperma memasuki
rahim.
Metode-metode
ini termasuk
kondom,
diafragma,
spons
kontrasepsi,
dan hambatan
serviks. Alat-alat
kontrasepsi ini akan dimasukan ke dalam kelamin baik pada pria maupun pada
wanita dan tentunya dengan keuntungan dan kerugian bagi pemakainya.
24 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar