Jumat, 29 Maret 2013
Keterampilan Dasar Wawancara (Veronika Widiastuti)
Minggu-minggu lalu yang saya bahas adalah aplikasi teknik wawancara di berbagai bidang dalam psikologi. Di akhir blog saya selalu mengatakan bahwa untuk menjadi seorang pewawancara yang baik haruslah dapat menguasai teknik-teknik dengan baik dan berusaha untuk melakukannya serta punya pengalaman yang banyak. Terdapat lima jenis skills dasar untuk dapat menjadi pewawancara yang baik. Apa saja jenis keterampilan tersebut? Mari kita lihat..
Keterampilan dasar wawancara terdapat lima jenis, yaitu kemampuan membina rapport, empati, attending behavior, teknik bertanya, keterampilan observasi, dan active listening. Yang pertama sekali dalam menentukan berhasil atau tidaknya dalam melakukan wawancara adalah kemampuan untuk membina rapport. Sama seperti sebelumnya, seseorang akan sulit untuk percaya kepada orang yang baru pertama kali ditemuinya dan akan merasa asing. Dengan kemampuan untuk membina rapport inilah kehangatan dapat terjalin, klien akan sedikit demi sedikit percaya dan membuka rahasianya. Hal ini didukung juga dengan sikap terhadap klien (raut wajah, bahasa yang digunakan, dsb). Empati juga penting karena empati interviewer dapat merasakan apa yang dirasakan oleh interviewee, atau bagaimana anda dapat berkaca pada perasaan klien anda, pengalaman dan perilaku klien anda.
Kemudian dalam attending behavior, kunci utamanya adalah untuk mengurangi kuantitas berbicara interviewer dan memberikan klien waktu untuk menceritakan tentang diri mereka. Attending akan lebih gampang jika anda lebih fokus ke klien daripada ke diri anda sendiri. Teknik bertanya terdapat jenis bertanya dengan open question dan close question. Akan lebih baik menggunakan open question karena klien akan lebih bebas mengekspresikan perasaannya dan akan lebih banyak mendapatkan informasi. Jika dibandingkan dengan close question, pertanyaan tersebut bersifat mengarahkan sehingga klien tidak bebas dalam mengekspresikan perasaannya. Keterampilan dalam observasi juga perlu untuk melihat perilaku verbal nonverbal dan melihat diskrepansi, inkongruensi dan konflik.
Yang terakhir adalah active listening yang terdapat empat jenis yaitu encouraging, reflection of content (paraphrasing), reflection of feeling, dan summarizing. Dalam encouraging, kita lihat keseragaman antara verbal dan nonverbal klien kita, misalnya mereka mengatakan senang tetapi dengan ekspresi muka sedih. Dengan paraphrasing, kita mengulang apa yang dikatakan oleh klien dengan bahasa kita sendiri. Hampir sama dengan paraphrasing, summarizing digunakan untuk menyaring atau menjelaskan apa yang dibicarakan klien. Reflection of feeling diidentifikasi dengan key emotion yaitu labeling dengan kata sad, mad, scared, glad. Itulah penjelasan kelima keterampilan dasar dalam melakukan wawancara. Silakan mempelajarinya jika ingin memperbagus teknik wawancara kalian..
16 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar