Jumat, 29 Maret 2013

Past, Present, and Future (Ricki Victor)


"Hidup lah untuk sekarang dan masa depan......" mungkin beberapa dari kita pernah membaca kalimat itu dan setuju dengan kalimat tersebut termasuk saya. Ya, awalnya saya termasuk orang yang berpandangan bahwa hidup adalah hal yang harus dijalani saat ini dan lakukan dengan sebaik mungkin. Tidak ada yang salah dengan pandangan tersebut. Namun, pandangan ini berubah ketika saya mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara senin lalu yang membahas mengenai "sejarah hidup" klien. Mungkin kalian bertanya-tanya apa hubungannya antara sejarah hidup klien dengan hal yang kita bahas diatas, jawabanya banyak. Klien adalah seseorang yang datang kepada seorang Psikolog untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan sebagai seorang Psikolog, biasanya akan melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh klien. Nah, wawancara yang dilakukan oleh Psikolog tersebut tidak boleh hanya berfokus pada masalah yang dihadapi oleh klien saat ini, namun Psikolog juga harus mencari tahu apa yang menyebabkan klien menjadi bermasalah. Cara untuk mengetahui apa yang menyebabkan klien menjadi bermasalah adalah dengan melihat dari sejarah hidup yang pernah dialami oleh klien seperti sejarah keluarga (tempat lahir dan tempat dibesarkan), sejarah pendidikan, pekerjaan, hubugan sosial dengan orang sekitar, dan sebagainya. Mungkin hal tersebut terlihat simple dan tidak terlalu penting tetapi tanpa mengetahui sejarah hidup klien secara jelas, walaupun klien keluar dari ruangan konseling dengan masalah yang telah terselesaikan, sangat besar kemungkinan klien akan kembali lagi dengan masalah yang sama atau bahkan dengan masalah baru karena lingkungan yang tidak mendukung proses penyelesaian masalah klien."Hidup memang untuk hari ini dan masa depan, tetapi jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran agar hidup ini menjadi lebih baik!"

23 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar