Rabu, 20 Februari 2013

Jealous is Love? (Danny Felix)


      Kita pasti pernah mendengar istilah “aku cemburu karena aku sayang kamu!” atau “kalo dia cemburu berarti dia sayang lu tuh tandanya!”, jadi istilah cemburu itu diibaratkan sebagai hal yang wajar dan menjadi tanda bahwa do’I cinta sama pasagannya. Tapi coba dipikir-pikir lagi, apakah cemburu itu memang hal yang wajar dan sebagai tanda dia cinta sama pasangan atau malah itu sebagai salah satu tanda sifat posesif pasangan agar dia merasa tidak akan kehilangan pasangannya? Sebagaimana kita tahu sifat posesif dari seorang pria atau sebaliknya sebagai pasangan, sangatlah tidak diinginkan dalam satu hubungan pacaran dan maupun dalam hubungan pernikahan.
       Kenapa begitu? Kembali lagi, kita pasti pernah mendengar pernyataan baik dari teman atau saudara kita dengan kalimat “Cewe gw posesif banget! Apa-apa ditanyain, gw ditelpon temen aja diomelin. Hape gw juga dicek terus tiap kali ketemu! Gw udah keq tawanannya banget dah!”. Dari pernyataan itu pun kita juga sudah bisa membayangkan kalau pasangan yang posesif itu sangat tidak diinginkan dalam hubungan. Lantas jika cemburu bukanlah suatu bukti rasa cinta? Lalu, apa cinta itu sendiri?
      Cinta itu ada yang disebut Romantic Love, merupakan rasa cinta yang datang dengan rasa ekstasi dan cemas, ketertarikkan dengan fisik partner, dan bahkan sexual desire, di mana romantic love ini, kita sering meng-idealkan atau mengharapkan pasangan seperti yang diinginkan dan biasanya ketika hubungan tersebut masih baru, kesalahan yang dibuat oleh pasangan sering tidak dihiraukan atau pura-pura tidak melihat.
       Ada lagi Passionate Love,  yaitu cinta yang tumbuh ketika kita sedang bersama dengan lawan pasangan baru dengan perasaan yang menyenangkan atau membahagiakan. Biasanya baik romantic love maupun passionate love, hubungan yang berlangsung seringkali hanyalah sebentar, tidak dapat bertahan dengan lama. Tetapi jika pasangan dapat mencapai Companionate Love, biasanya hubungan yang terjalin akan berlangsung cukup lama, karena companionate love melibatkan perasaan afeksi , intimasi, dan kelekatan pada pasangan itu sendiri yang juga didukung dengan komitmen dalam hubungan itu sendiri.
       Jika melihat bentuk cinta menurut John Alan Lee, ia menyebutkan ada 6 tipe, pertama Eros atau romantic lover, sering disebut juga sebagai “cinta pada pandangan pertama” di mana pasangan yang penuh dengan gairah. Kedua ludus atau game-palying lover, pasangan yang suka terlihat putus-sambung-putus-sambung. Ketiga storge atau calm lover, pasangan yang hubungannya tidak terlihat seperti sedang berpacaran. Keempat agape atau selfless lover,  pasangan yang terlihat sangat mempercayai pasangannya, namun dapat mengarah ke arah negatif karena bisa saja jika memilih agape love dalam hubungan bisa saja pasangannya akan merasa kurang diberi perhatian. Kelima pragma atau practical love, hubungan yang terlihat pasangan seperti memberikan persetujuan masing-masing dalam hubungan mereka. Yang terakhir adalah mania atau crazy lover, ini merupakan cinta yang bisa sangat berbahaya karena pasangan dapat memiliki tingkat kecemburuan yang sangat tinggi.
      Jadi sebagaimana kita melihat, kecemburuan itu bukanlah suatu bukti bahwa pasangan cinta terhadap diri kita. Bisa jadi itu merupakan suatu gangguan kecemasan dalam dirinya akan suatu pengalamannya dulu, entah pengalaman sejak ia kecil atau dengan hubungannya dengan pasangannya yang sebelumnya di mana pengalaman yang dialami membuat dirinya trauma. Karena trauma yang didapatnya akhirnya membuat dirinya sulit untuk dapat memberikan kepercayaan pada pasangannya. Namun terlepas dari itu semua, jika dalam suatu hubungan masing-masing sudah memiliki komitmen dan keterbukaan bisa jadi rasa cemburu itupun akan menjadi pudar dan rasa percaya satu sama lain bisa tumbuh. Jadi bagaimanakah hubungan kalian dengan pasangan kalian masing-masing?

15 Februari 2013

Learn to Recognize Your Love (Aris Nugraha)



LOVE?? Ketika mendengar kata ini, mungkin yang ada di pikiran kita adalah seorang laki-laki yang tampan, gagah dan memiliki postur tubuh yang ideal bagi kaum perempuan sedangkan bagi kaum laki-laki mungkin akan membayangkan seorang wanita dengan wajah yang cantik, berkulit putih, seksi, dan pastinya memiliki postur tubuh yang ideal juga.

Nah, di pertemuan pertama kelas perilaku seksual pada tanggal 14 Februari 2013, saya merasa beruntung masuk di kelas ini karena saya dapat kembali mengingat mata pelajaran Psi. Sosial II di semester lalu. Sebelumnya saya hanya mempelajari komponen-komponen dari love itu sendiri. Namun, kemarin, tepatnya tanggal 14 Februari saya mendapat penjelasan yang lebih lengkap dimana zaman dahulu pernikahan terjadi dikarenakan adanya berbagai macam pengaruh. Zaman dahulu seseorang yang kaya raya dapat “membeli” seorang wanita yang memiliki ekonomi yang rendah. Saya memberi tanda kutip pada kata “membeli” karena pernikahan yang terjadi pada mereka mungkin ada tuntutan ekonomi / paksaan orang tua pada
pihak perempuan / untuk survive karena kita tahu zaman dahulu sering terjadi perang.

Nah, di bagian ini saya ingin menjelaskan komponen-komponen dari love tersebut.
1.      Romantic love, ini biasanya menyebabkan adanya perasaan gelisah, ketertarikan fisik dan juga keinginan seksual. Pada komponen ini, seseorang cenderung ignoring faults from his/her partner. Jadi, mereka menganggap pasangan mereka tetap benar walaupun apa yang dilakukan pasangan mereka ternyata salah.
2.      Passionate love, cinta ini biasanya ditandai dengan adanya passion sehingga adanya kemungkinan bagi seseorang untuk melakukan hubungan seks diluar nikah.
3.      Companionate love, ini ditandai dengan adanya kepercayaan dan kepedulian satu sama lain. Namun, perkembangan dari komponen ini sedikit lambat karena kurang adanya romantic love ataupun passionate love.

Mana yang terbaik dari ketiga komponen cinta ini? Jawaban saya adalah semuanya baik ketika kita dapat menggabungkan ketiga komponen tersebut yang oleh Sternberg menamakannya Consummate love. Consummate love adalah wujud tertinggi dari cinta dimana didalamnya terdapat komponen-komponen dari romantic love, passionate love dan companionate love (Taylor, Peplau & Sears, 2006).

Nah, di dalam hubungan biasanya ada juga yang namanya jealously dan possesiveness. Kedua hal ini berbeda namun sedikit banyak ada hubungan. Nah loh, perbedaannya dimana? Jealously adalah penyakit cemburu yang kalau sudah lumayan parah mungkin ingin mengontrol dan memanipulasi pasangannya tersebut. Sedangkan, possesiveness ditandai dengan adanya self-esteem yang rendah sehingga orang ini cenderung untuk melakukan stalking. Persamaannya adalah keduanya sama-sama penyakit yang biasanya muncul dalam suatu hubungan.

Setelah mempelajari sejarah singkat, komponen-komponen, serta penyakit love. Selanjutnya, saya mempelajari juga bagaimana cara kita berkomunikasi dapat mempengaruhi suatu hubungan. Saya mempelajari bahwa laki-laki cenderung berbica menuju inti cerita tersebut secara langsung (bahasa sehari-harinya "blak-blakan") atau bahasa kerennya dikenal dengan nama report talk. Sedangkan perempuan cenderung untuk membina hubungan terlebih dahulu tidak langsung menuju inti cerita tersebut (biasanya disebut "bertele-tele") atau yang dalam bahasa kerennya disebut rapport talk. Jadi, komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam membina hubungan yang baik.

Akhir kata, janganlah melihat pasangan dari satu atau dua pesonanya saja, namun lihatlah seluruh pesonanya maka anda dapat melihat dirinya secara keseluruhan. Sesuai dengan kutipan dibawah ini.

“Preoccupied with a single leaf, you will not see the tree.” – Takuan Soho

Reference:
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, O. D. (2006). Social psychology (12th ed). NJ: Pearson Inc.

19 Februari 2013

The Differences Between Love and Lust (Anthonia Christy)


Membedakan cinta sejati dan cinta penuh nafsu sangat perlu dilakukan supaya nantinya perjalanan asmara anda akan berjalan dengan sehat dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sangat penting dipelajari oleh kaum hawa dimana pihak perempuan yang paling sering dirugikan dalam hal percintaan. Dengan ini semoga para wanita nantinya bisa memilih pasangan cinta kalian masing-masing secara tepat tanpa terjebak ke dalam cinta palsu yang terkadang hanya menginginkan sesuatu yang dia inginkan dari kalian. Jika keinginan itu sudah dipenuhi maka dia akan jauh-jauh pergi meninggalkan kalian. Sering sekali kita mendengar ada orang bertanya :

" Apa perbedaan antara cinta dan nafsu ? "
" Bagaimana membedakan antara cinta dan nafsu?' atau yang lebih parah
" Cinta dan nafsu itu sama nggak sih ? "

Bagi sebagian orang, mereka mengatakan cinta dan nafsu itu sama saja. Tapi tidak menurut saya. Buat saya pribadi cinta dan nafsu jelas dua hal yang berbeda. Meski perbedaannya sangat tipis, mungkin itu yang membuat orang sering terkecoh, tidak bisa membedakan mana nafsu, mana cinta..?

Nah bagaimana sih membedakan antara cinta sejati dan cinta penuh nafsu ?

1. Cinta Sejati Tidak Sama dengan Nafsu

Cinta dan nafsu sering kali membingungkan kita. Sebenernya, kebanyakan tema film, lagu, novel bukanlah tentang cinta, melainkan nafsu. Bagaimana membedakanya?
Cinta tahan uji, . . . nafsu mudah luntur . . .
Cinta menghargai . . . nafsu memanfaatkan . . .
Daya tarik fisik sering kali menjadi satu sinyal awal dari tumbuhnya Cinta sejati, tapi itu belum jadi cinta sejati.

2. Cinta Tidak Sama Dengan Keromantisan

Perasaan romantis memang luar biasa dalam hubungan dekat antara pria dan wanita. Tuhan memang merancang agar kita mengalami perasaan seperti ini dalam hubungan istimewa dengan lawan jenis. Namun gairah dan kehangatan romansa tidak dapat disamakan dengan cinta. Keromantisan merupakan suatu perasaan; sedangkan cinta sejati masih memiliki makna yang jauh lebih dalam lagi.

3. Cinta Sejati Tidak Sama Dengan Tergila-gila

Perasaan tergila-gila adalah daya tarik dan gairah yang kuat dalam diri seseorang terhadap lawan jenisnya. Kamu akan memikirkan dia siang dan malam. Pikiranmu tersita oleh orang itu sehingga kau tidak dapat berkonsentrasi pada hal yang lain. Kata lain dari persaan tergila-gila ialah puppy love atau cinta monyet. Jatuh cinta atau cinta pandangan pertama biasanya mereka berbicara ttg perasaan tergila-gila…

4. Cinta Sejati Tidak Sama Dengan Seks

Cinta merupakan proses ; seks merupakan suatu tindakan. Cinta bisa dipelajari; seks merupakan naluri. Cinta membutuhkan perhatian terus menerus; seks tidak perlu seperti itu. Cinta membutuhkan waktu untuk berkembang dan menjadi dewasa; seks tidak perlu waktu untuk berkembang. Cinta membutuhkan interaksi emosional dan rohani; seks hanya membutuhkan interaksi fisik. Cinta membuat hubungan makin dalam; seks tanpa cinta membuat hubungan jadi renggang.

19 Februari 2013

Tips membina hubungan yang harmonis dan bahagia (Yessica Felicia Sutiono)


Setiap orang yang sedang menjalin sebuah hubungan tentu menginginkan sebuah hubungan yang harmonsi dan bahagia. Untuk membuat sebuah hubungan dapat berjalan dengan harmonis dan tentunya bahagia ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menjalin hubungan dengan pasangan. Tetapi sebelum mengetahui cara-cara apa saja yang dapat membuat hubungan menjadi harmonis dan bahagia kita harus memahami terlebih dahulu apa cinta itu sendiri. Mennurut Robert Stenberg cinta terdiri dari tiga unsur, yaitu gairah, keintiman, dan keputusan / komitmen. Selain itu John Alan Lee  juga menjelaskan bahwa ada enam tipe dasar dari cinta, yaitu : eros (romantic lover), ludus (game-playing lover), storge (quiet, calm lover), mania (crazy lover), pragma (practical lover), agape (selfless lover).
         Cinta didalam sebuah hubungan memiliki banyak jenis diantaranya yaitu, jenis cinta yang pertama adalah Romantic love yang ditandai dengan adanya kecemasan, ketertarikan hanya dari fisik dan adanya hasrat seksual . Dalam jenis ini kita dapat saja mengabaikan kesalahan dalam sukacita baru yang ditemukan dari sebuah kedekatan atau dengan kata lain kita mengidealkan pasangan meskipun sebenarnya pasanyan kita bukanlah seseorang yang baik. Dalam jenis cinta yang kedua ada Passionate love, sebuah hubungan yang dipenuhi oleh nafsu dan kedekatan seksual. Selanjutnya ada jenis cinta yang didalamnya bukan sekedar hanya ada kedekatan secara seksual saja tetapi lebih dari sekedar itu. Jenis cinta ini ditandai dengan cinta yang sepadan, saling mendukung, memberi, serta adanya kelekatan dan ingin bersama dengan orang yang disayangi, dan cinta itu berkembang karena adanya kecocokan sama lainya, jenis cinta ini disebut dengan companionate love.  selain itu kita pun harus mengetahui bahwa keintiman berkembang dimulai dengan memahami diri kita sendiri dan menyukai diri kita sendiri.

         Untuk menjalin sebuah hubungan yang harmonis kita seharusnya memiliki companionate love dalam menjalin sebuah hubungan. Tetapi saat ini banyak remaja cenderung mengalami cinta romantis dalam menjalin hubungan dengan pasangannya, padahal cinta bukan hanya sekedar mementingkan hubungan yang disadari oleh napsu belaka saja. Dalam menjalin hubungan ada beberapa hal-hal yang harus dimiliki oleh kedua pasangan, hal-hal tersebut komitmen, keprcayaan, kejujuran dan saling memahami. Dalam hal saling memahami ada hal yang harus diketahui, bahwa pengalaman seseorang dimasa bayi/masa kecil seseorang mengenai kedekatan ia dengan orangtau atau pengasuhnya akan berpengaruh dan terlihat ketika menjalin hubungan dimasa remaja ataupun ketika dewasa. Selain itu kita pun harus mengetahui komunikasi adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan, dengan terjalinnya sebuah komunikasi yang harmonis maka hal itu pun akan mempengaruhi hubungan menjadi harmonis. Oleh karena itu kita harus memahami bahwa dalam hal  berkomunikasi laki-laki dan perempuan cenderung memiliki gaya yang berbeda. Pada laki-laki gaya komunikasi yang biasa di gunakan adalah report-talk yang dapat diartikan bahwa laki-laki dalam berkomunikasi cenderung menyampaikan apa yang hanya ingin dikatakan atau hanya berbicara pada inti permasalahan saja. Tetapi berbeda dengan apa yang ada pada perempuan, pada perempuan gaya komunikasi yang cenderung sering digunakan adalah rapport-talk yang dapat diartikan bahwa pembicaraan yang dilakukan oleh perempuan cenderung hanya untuk membangun suatu percakapan dan kata-kata yang digunakan lebih menyiratkan arti atau dengan kata lain bertele-tele tidak langsung pada inti pembicaraan yang ingin di sampaikan.

         Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan bahagia cobalah untuk memperkuat perasaan positif didalam diri pasangan kita dapat dengan cara memuji kelebihan yang dia miliki dengan demikian maka ia akan mengasihi kita dengan lebih baik. Hal ini sesuai dengan behavioral reinforcement theories menunjukkan bahwa kita mengasihi karena orang lain memperkuat perasaan positif dalam diri kita sendiri. Dalam menjalin sebuah hubungan membutuhkan usaha untuk mempertahankan perasaan suka kita terhadap pasangan kita hal ini harus dilakukan karena jika usaha tersebut terhenti maka akan muncul perasaan kesepian, cinta akan memudar dan tidak akan lagi ada keintiman dalam hubungan. Dari semua hal yang harus dilakukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan bahagia ada 1 hal yang seharusnya tidak diciptakan atau tidak harus ada didalam sebuah hubungan, hal itu adalah jealous. Jealous merupakan suatu penyakit yang ditimbulkan karena kurangnya rasa percaya terhadap pasangan dan kekhawatiran yang timbul akibat rasa ketakutan kehilangan atau berpisah dari pasangan kita. Dengan munculnya perasaan jealous maka dapat mengganggu hubungan dan juga menciptakan pertengkaran atau kehancuran dari sebuah hubunga itu sendiri.

Demikian tips yang dapat saya tulis semoga dapat dipraktekan dan membawa manfaat....

19 Februari 2013

Love?? (Sylvia Kristiani)


Ketika kita berbicara tentang cinta, ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang timbul. Terlebih saat seseorang sedang jatuh cinta, akan muncul berbagai pertanyaan di pikirannya, seperti “Mengapa saya dapat mencintai dia?”, “Sejak kapan saya mencintainya?”, Apakah saya benar-benar mencintainya?”, “Apakah ia pasangan hidup yang tepat untuk saya?”, dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lainnya. Beberapa orang dapat menjawab pertanyaan tersebut, tetapi mungkin sebagian besar orang belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bahkan para tokoh dan para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai cinta.
Cinta memang tidak bisa lepas dari keintiman dan kedekatan. Seperti yang terdapat dalam pepatah Jawa, cinta timbul karena biasa. Dua orang dapat saling menyukai dan mencintai karena seringnya interaksi di antara mereka. Namun, hal tersebut membuat saya menjadi berpikir mengenai orang-orang yang hanya berkenalan melalui dunia maya kemudian dapat saling jatuh cinta. Apa yang menyebabkan mereka saling jatuh cinta? Mungkin ada hal-hal lainnya yang menyebabkan hal tersebut.
Perkembangan zaman saat ini juga membuat banyak orang melakukan hal-hal yang menurut saya tidak benar hanya karena atas nama cinta, seperti melakukan hubungan seks di luar nikah. Mereka yang melakukan hal tersebut percaya bahwa hubungan seks adalah salah satu cara untuk membuktikan cinta mereka. Namun, bagi saya hal tersebut adalah cinta yang penuh dengan gairah dan nafsu (passionate love). Adanya pengaruh dari budaya Barat juga membuat hal tersebut semakin dianggap wajar, bahkan orang yang tidak melakukannya dianggap kuno.
Hal yang penting untuk saya dalam cinta adalah cinta yang sepadan, yang saling mendukung satu sama lain, saling memberi, dan dapat menjadi partner, seperti yang terdapat dalam companiate love. Selain itu, dibutuhkan juga cinta agape yaitu cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, mengutamakan orang lain, dan menerima orang lain apa adanya. Mungkin itulah harapan sebagian besar orang, termasuk saya.

14 Februari 2013

rasa penasaran memulai segalanya (Dionisius Ferdi Weros)


Sebelum mulai menulis tulisan ini, saya sempat membaca beberapa tulisan dari rekan-rekan saya dari kelas Perilaku Seksual. Pada umumnya, mereka membahas mengenai cinta dan keintiman. Bagi saya membicarakan cinta dan keintiman adalah sesuatu yang sangat aneh. Dalam diri saya akan selalu muncul perasaan yang geli yang sulit untuk saya jelaskan ketika membahas mengenai hal tersebut. Akan tetapi, bukan berarti saya adalah orang yang tidak dapat merasakan cinta dan keintiman. Namun, saya merasa "bukan saya banget", ketika membahas topik mengenai cinta. Apa alasannya? Mungkin saja saya adalah seorang individu yang memilih untuk merasakan cinta tanpa perlu menuangkan makna cinta tersebut dalam suatu tulisan.

Hal ini menyebabkan saya memutuskan untuk melawan mainstream dan membahas mengenai suatu topik lainnya yaitu seks dan pendidikan seks.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Manusia adalah makhluk seksual dan kita tidak bisa menyangkal kenyataan ini.

Manusia selalu merasa penasaran mengenai seks, tetapi pada saat yang bersamaan kita merasa tidak nyaman membicarakannya. Akan tetapi, pada saat ini, banyak sekali remaja Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual, bahkan ada yang melakukannya secara rutin. Rasa penasaran membuat banyak remaja mulai mencoba melakukan hubungan seksual. Mereka memperoleh gambaran mengenai hubungan seksual melalui pornografi. Mereka ingin sangat penasaran terhadap sensasi yang dialami oleh para aktor dan aktris tersebut. Mereka ingin mencoba merasakan sensasi tersebut pada dunia nyata. Banyak remaja lainnya mendapat dorongan dari teman-teman sebayanya yang sudah berhubungan seksual secara rutin. Cerita-cerita dan mitos-mitos dari teman-teman sebaya tentu semakin menambah rasa penasaran dan juga keberanian mereka untuk melakukan hubungan seksual.

Rasa penasaran pun semakin bertambah ketika minimnya informasi mengenai seksualitas di sekitar mereka. Internet menjadi salah satu sumber informasi mengenai seksualitas bagi remaja. Akan tetapi, tidak semua informasi dari Internet itu adalah fakta, bahkan ada beberapa informasi yang cenderung menyesatkan. Orangtua yang merasa tidak nyaman membicarakan seksualitas dengan remaja sehingga tidak dapat diandalkan menjadi sumber informasi. Banyak orangtua merasa takut setelah membicarakan seksualitas dengan remaja, remaja tersebut akan menjadi terlalu aktif secara seksual. Padahal, banyak remaja berani melakukan hubungan seksual karena mereka tidak mengetahui resiko dari hubungan seksual tersebut. Tidak bisa dipungkiri memang ada remaja yang tetap berani melakukan hubungan seksual, meskipun mengetahui resiko-resikonya. Namun, menurut pandangan saya, lebih banyak lagi remaja yang tidak mengetahui resiko-resiko yang mengintai mereka. Sehingga, pemberian pendidikan seks kepada remaja sangat penting, diharapkan setelah memahami resiko-resikonya mereka dapat menunda hubungan seksual dan baru melakukannya setelah menikah.

Pendidikan seks pun suatu kontroversi tersendiri, salah satu pertanyaan terbesar adalah pendidikan seks seperti apa yang harus diberikan. Menurut Zoya Amirin, M.Psi., perkembangan seksual seseorang harus disesuaikan dengan usianya. Misalnya, remaja yang aktif berhubungan seksual layaknya suami-istri adalah perkembangan yang bermasalah. Mereka tentu tidak siap dengan resiko terjadinya kehamilan. Kehadiran bayi pada masa remaja akan menimbulkan masalah yang sangat banyak dalam kehidupan mereka. Selain itu, anak yang mengalami pemerkosaan pun juga akan mengalami perkembangan yang bermasalah. Alat reproduksi mereka masih belum berfungsi dengan baik dan timbulnya trauma bagi mereka dapat mempengaruhi keadaan psikologis korban. Hal ini membuat saya menarik simpulan bahwa pendidikan seksual yang baik sebaiknya mendorong perkembangan seksual yang lebih sehat bagi manusia. Ketika sudah terlanjur bermasalah diharapkan perkembangannya dapat terarah ke arah yang lebih sehat kembali.

Selanjutnya, menurut Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi., pendidikan seks sebenarnya bisa mulai diberikan sedini mungkin tentu dimulai dari hal-hal kecil, misalnya mengajarkan anak untuk berpakaian terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar mandi. Beliau juga menambahkan pendidikan seks terbaik berasal dari orangtua. Hal yang mengkhawatirkan ketika anak  memperoleh informasi yang salah dari orang yang salah pula. Istilah bisa karena biasa mungkin juga berperan dalam pendidikan seks. Jika anak sudah terbiasa berbicara mengenai seksualitas dengan orangtuanya, maka mereka pun bisa dengan nyaman bertanya mengenai seksualitas dengan orangtuanya. Misalnya, anak bisa saja dapat dengan nyaman bercerita mengenai teman-temannya yang sudah aktif berhubungan seksual. Anak tersebut juga dapat menyatakan rasa penasarannya mengenai hal tersebut. Orangtua dapat dengan mudah mencegah anak tersebut untuk melakukan hubungan seksual pranikah dengan menjelaskan resiko-resikonya. Namun, yang umumnya terjadi adalah ketika anak menghadapi suatu masalah terkait dengan seksualitas, anak jarang membicarakannya dengan orangtua. Mereka merasa malu dan tidak nyaman membicarakan seksualitas dengan orangtua. Mereka akan biasanya bertanya kepada teman-teman sebayanya atau mencari informasi melalui Internet yang belum tentu memberikan benar. Hal ini bisa saja berujung ke hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya hubungan seks pranikah.

Simpulannya, orangtua tidak perlu malu lagi untuk berdiskusi dengan anaknya mengenai seksualitas karena seksualitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Orangtua tidak perlu malu bertanya terhadap ahli yang benar-benar memahami tentang seksualitas ketika tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Ahli tersebut dapat membantu orangtua untuk mengetahui apa yang sebaiknya diajarkan terhadap anak sesuai dengan usianya dan bagaimana menjawab pertanyaan dengan lebih baik. Sehingga, tidak ada alasan lagi untuk menunda pendidikan seks terhadap anak sedini mungkin karena perkembangan seksualitas anak sama pentingnya dengan perkembangan lain mereka.

Seksualitas ketika dibicarakan dengan terhormat dan pantas bukanlah sesuatu hal yang memalukan, tetapi hal penting yang perlu dipahami oleh semua manusia.
Penulis

19 Februari 2013

Long Distance Relationship.. is it working enough? (Indah Dwi Wahyuni)


Thanks for visiting my blog btw..

Jadiii, tujuan pertama saya membuat blog ini adalah untuk tugas mata kuliah Perilaku Seksual. Saya adalah seorang mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara semester 8, dan mata kuliah ini diajarkan oleh Ibu Henny Wirawan.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas suatu bagian dari cinta yang sering kita sebut dengan hubungan jarak jauh, atau bahasa kerennya Long Distance Relationship (LDR).
Menurut saya sendiri, hubungan jarak jauh adalah sebuah hubungan yang tidak mudah untuk dijalani (berdasarkan pengalaman sendiri loohh...) karena hubungan ini melibatkan perbedaan jarak, waktu, dan tentu saja kegiatan yang berbeda dari pasangan tersebut.

Jika kita dapat menjalaninya dengan baik dan dengan komitmen yang kuat, hubungan jarak jauh akan menjadi lebih indah dan membawa berkah, kenapa? Karena jarang nya intensitas pertemuan, maka kita tidak akan mudah merasa bosan dan jenuh satu sama lain, yang ada malah rasa kangen yang terus menerus dipupuk dan akan dilepaskan ketika bertemu, tentu rasanya akan jauh lebih bahagia dibandingkan dengan hubungan normal yang sering bertemu, perasaan bosan akan lebih mudah datang.
Sebaliknya, jika kita tidak memiliki komitmen yang kuat dan rasa percaya yang besar, hubungan jarak jauh akan menjadi sebuah musibah dan kita akan menemui banyak kesulitan untuk mempertahankannya.
Kecurigaan-kecurigaan kecil yang terus ditanamkan dapat menjadi senjata yang menyakiti diri kita sendiri karena pikiran negatif yang tercipta, padahal belum tentu pikiran negatif tersebut benar adanya.

Faktor terpenting dalam sebuah hubungan, bukan hanya hubungan jarak jauh, tentu adalah KOMUNIKASI. Hubungan, biarpun jarak rumah kita dengan pasangan hanya 10 meter, jika tidak tercipta komunikasi yang baik, tetap saja akan berakhir buruk dan menyakitkan. Memang, komunikasi yang dimaksud disini bukan yang setiap 1 detik sekali kita harus mengabarkan pasangan tentang apa yang kita lakukan, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi secukupnya yang membuat pasangan kita tau, sedang apa sih pasangannya? apa sih kegiatannya? dan jika komunikasi terjalin dengan baik, tentu rasa percaya terhadap pasangan akan menjadi lebih kuat.

19 Februari 2013

Bekal Valentine 2013 (Laura Hutami Putri)


Hari pertama masuk mata kuliah perilaku seksual tepat pada tanggal 14 Februari.. Haii haii ini hari valentine yah yang dirayakan hampir disetiap negara bahkan di indonesia juga merayakan.Hari ini dimana beberapa orang sibuk menyiapkan hal-hal untuk merayakan dengan orang yang sayanginyaa. Entah itu merayakan dengan pacar, orang tua, sahabat, temen, kakak adik-an (agak langka) hehe atau sama selingkuhan #uuppzz

Tapi hari ini ada yang berbeda dari hari valentine yang sudah- sudah. ditengah kesibukan untuk merayakan nanti malam, saya dan temen-temen di kelas perilaku seksual seperti dibekali oleh beberapa ajaran mengenai love and intimacy oleh dekan psikologi Untar tidak lain dan tidak bukan yaitu Ibu Henny.. Penasaran kan apa aja seh yang jadi bekal untuk Valentine kali ini..

Setiap kita punya yang namanya love yaitu cinta, sampai-sampai kita terkadang "dibutakan" dengan yang namanya cinta. Hmm karena saya perempuan saya dapat ambil kasus dari perempuan.. Pernah nemuin tidak kasus ada seorang perempuan dianiaya padahal masih pacaran dan kalau ditanya kenapa masih bertahan sama dia, jawaban klise abis "Ia karena masih cinta"... Haiii mbasist2 yang namanya cinta itu tidak saling menyakiti,  tapi jika sudah menyakiti apa masih bisa dibilang cinta?? Itu suatu Quate dari Bu Henny yang buat saya berpikir dan terkadang kita lupa menanyakan itu Kediri kita sendiri..

Karena terlalu cinta juga terkadang ada yang namanya cemburu.. Pertama saya anggap cemburu itu masih sehat jika masih dibatas normal, tapi hari ini Bu Henny bilang cemburu itu suatu penyakit dalam hubungan. Penyakit seperti apakah itu? Itu penyakit kecemasan dalam diri kita. Terkadang orang yang memiliki kecemasan yang tinggi dikarenakan memiliki insecure pada masa kecilnya dengan orang terdekatnya.

Menjalain sebuah hubungan memang tidak semudah kita membalikkan tangan, karena suatu hubungan tidak hanya didasarkan oleh cinta semata tapi kecocokan juga dapat menjadi faktor dalam membangun suatu hubungan.. Dan terakhir, wanita kau memang lemah dengan telingamu, tapi jangan jadikan itu alasan kau lemah terhadap cinta karena saki hati itu pilihan

19 Februari 2013

The New Face of Love (Agnes Stephanie)


Membahas mengenai cinta memang tidak akan pernah ada habisnya. Manusia hidup di dunia ini dipenuhi oleh rasa cinta terhadap apapun yang ada di sekitarnya. Cinta membuat semua orang akan merasakan kebahagiaan dan dengan cinta setiap orang akan mendapatkan makna hidupnya yang sebenarnya.
Mendengar setiap kata-kata yang disampaikan di kelas saat itu mengenai cinta membuat saya cukup termenung dan merefleksikan diri. Apakah cinta yang telah saya rasakan selama ini benar-benar cinta atau hanya sekedar nafsu sesaat. Masa remaja yang dipenuhi dan diwarnai cinta memang membuat banyak orang menjadi terbuai dan dalam sekejap mata dapat memberikan segalanya yang ia punya untuk mendapatkan dan memperjuangkan cinta tersebut.
Banyak orang yang belum memahami arti cinta sebenarnya (termasuk saya) karena memang cinta itu sangat sulit sekali di pahami. Ketika mendengar tentang cinta yang terlintas dalam pikiran saya adalah cinta itu kasih. Mencintai berarti mengasihi orang tersebut. Mengasihi berarti menerima orang itu apa adanya dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Salah satu ungkapan yang indah yang pernah saya baca adalah "Love means you accept a person with all their failures, stupidities, ugly points, and nonetheless you see perfection in imperfections itself" . Saya rasa cukup klise di kata-kata accept a person with all their failures. Bagaimana dengan kekerasaan yang terjadi di dalam rumah tangga atau pacaran? Misalnya saja seorang perempuan atau istri di sakiti oleh suaminya. Apakah perempuan atau istri tersebut dapat menerima begitu saja kesalahan yang dilakukan suaminya yaitu dengan menyakitinya? Hal inilah yang terkadang membuat cinta menjadi tidak dimengerti. Namun hal yang dapat membuat saya mulai dapat membedakan apakah itu cinta atau hanya perasaan sesaat adalah cinta itu tidak akan menyakiti sesamanya, cinta itu sopan terhadap sesamanya, cinta itu menghormati dan menghargai sesamanya. Dari ungkapan dan pengertian tersebut sebenarnya tergambar jelas jika suatu hubungan tidak dilandasi oleh hal tersebut maka bukan cinta namanya. Kata orang cinta itu buta dan saya sangat setuju. Menjalani cinta itu tidak mudah. Butuh usaha antara satu dengan yang lain. Tidak mungkin cinta dapat dibilang cinta apabila hanya terjadi di satu pihak. Kalau itu terjadi pasti yang muncul hanya rasa sakit. Cinta membutuhkan komitmen yang kuat dan somehow cinta juga membutuhkan penyangkalan diri sendiri. Mengapa? Karena pada saat kita mencintai kita menginjinkan orang lain dengan seluruh kepribadiannya, segala hidupnya, sifat dan perilaku mereka untuk masuk ke dalam hidup kita dan secara tidak sadar mempengaruhi kita. Kalau kita tidak mempunyai kerelaan hati sedikit saja untuk menyangkal diri kita, bagaimana cinta itu dapat tumbuh? Cinta bukanlah segalanya tapi segalanya perlu dilandasi cinta.

18 Februari 2013

Jealousy is love? is it true? (Farah Puspita Sari)


Hmmm, ketika kita berbicara mengenai cinta rasanya sangat menyentuh dihati. Kalau ibarat lagu cinta itu berjuta rasanya dan ketika seseorang sedang merasakan cinta rasanya dunia begitu indah.  Well, itulah kehebatan cinta. Kebanyakan orang hanya tau love is cinta, padahal sebenarnya cinta itu ada jenisnya lho..  ada Romantic Love, Passionate Love, dan Companionate Love. Nah apa sih itu? Di sini saya akan mencoba sedikit menjelaskan mengenai ketiganya yang saya dapat dari kelas perilaku seksual kamis lalu. Romantic love, cinta yang datang dari ketertarikan fisik, hasrat seksual dan kecemasan (cemas akan kehilangan pasangannya).  Karena terlalu  cemas untuk kehilangan pasangan, sampai-sampai mengabaikan kesalahan yang telah diperbuat.  Passionate love, cinta karena nafsu, menjadikan pasangan sebagai sexual partner. Companionate love, cinta yang saling mendukung satu sama lain, akan tumbuh seiring berjalannya waktu karena adanya kecocokan. So, jenis cinta yang manakah anda?

Nah, ibarat masakan ada bumbu yang khas di dalam cinta yaitu cemburu atau jealousy. Kalo kata orang cemburu itu bumbunya cinta, kalo nggak cemburu bukan cinta. Itulah salah satu pandangan cemburu menurut kebanyakan orang sehingga kebanyakan orang menganggap cemburu sebagai bentuk cinta mereka kepada pasangan mereka. Padahal sebenarnya cemburu itu penyakit lhoo, penyakit yang disebabkan karena merasa insecure terhadap pasangan mereka, merasa takut kalau pasangannya akan pergi meninggalkannya sehingga menjadi manipulate and control terhadap pasangannya.

Bagi yang merasa seperti ini segeralah perbaiki diri karena cinta itu butuh kenyamanan bukan pengawasan. Cinta itu saling percaya bukan saling mencurigai dan buatlah komunikasi sebaik mungkin dengan pasangan karena komunikasi adalah aspek penting dalam sebuah hubungan.

18 Februari 2013

L.O.V.E (Catherine Prana)


Cinta adalah hal yang tidak akan pernah habis untuk dibahas.. Cinta adalah suatu emosi.. Emosi yang menyenangkan dan positif apabila cinta itu dipahami dan dihayati dengan makna yang benar, tetapi akan sangat merusak dan negatif apabila salah diartikan dan dipahami.... Cinta itu sendiri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang bahkan tidak ada definisi pasti mengenai cinta.. Bagi saya pribadi,  cinta merupakan suatu emosi positif yang membuat seseorang rela untuk melakukan hal-hal terbaik bagi orang yang dicintainya.. Wujud cinta sendiri tidaklah sedikit... Keinginan untuk berbagi,  mensupport orang yang kita cintai ketika ia sedang berada di “bawah”, bahkan ada orang-orang yang menganggap bahwa rasa sakit akibat cinta yang tak terbalaskan pun merupakan suatu wujud dari rasa cinta.. Cinta tak harus selalu memiliki, begitulah orang menyebutnya...

Cinta itu rela berkorban.. Demikian definisi dari beberapa orang, akan tetapi seberapa jauh pengorbanan yang harus kita berikan agar cinta itu tidak menjadi cinta buta... Banyak orang salah mengartikan “pengorbanan” yang akhirnya membuat mereka terjebak dalam definisi mereka sendiri yang salah tentang cinta... Ada perempuan yang rela diinjak-injak harga dirinya demi orang yang dicintai, ada perempuan yang rela mengalami “abuse” oleh pasangannya sendiri.. Saya menyebutkan perempuan karena ya memang kenyataannya perempuanlah yang sering menjadi korban ketika menjalin hubungan, atau yang kita sebut pacaran..

Bu Henny memberikan pepatah yang membuat saya terkagum-kagum dengan pepatah tersebut.. Bunyinya demikian,, Mengapa perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan bukan dari tulang kaki atau dari tulang kepala.. Perempuan tidak diciptakan dari tulang kepala karena memang dia tidak diciptakan untuk menjadi pemimpin keluarga, perempuan tidak diciptakan dari tulang kaki karena perempuan diciptakan bukan untuk diinjak-injak, perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang dekat dengan hati karena mereka diciptakan untuk dikasihi, disayangi, dan dicintai..

Baik laki-laki atau perempuan yang membaca tulisan ini, masing-masing kalian mempunyai peran yang penting supaya cinta yang kalian bangun atau akan kalian bangun memiliki dasar yang benar dan fondasi yang kuat.. ketika hanya satu pihak yang berjuang, cinta itu akan terasa sulit dan bahkan menyakitkan, tetapi jika cinta itu diusahakan dari kedua belah pihak, maka perasaan yang timbul dari cinta tersebut amatlah dahsyat dan begitu positif..

Aspek yang dibutuhkan dalam menjalin suatu hubungan adalah komunikasi yang terbuka..  Dengan komunikasi yang sehat, masing-masing pihak akan mengerti apa kebutuhan, keinginan pasangan mereka... Komunikasi sangat dibutuhkan mengingat pria dan wanita merupakan dua makhluk yang sangat berbeda.. Ada istilah yang menyebutkan men are from mars and women are from venus.. Pengetahuan dan komunikasi yang cukup akan membuat kita dapat mengatasi perbedaan yang ada.. Jadi, sadarilah peranmu sendiri dan lakukan yang terbaik untuk orang yang anda kasihi.. :D

18 Februari 2013

Kelas Pertama Mencerahkan Pertanyaan Kecil di Hati (Melissa Magdalena)


Selama ini saya selalu bertanya-tanya “mengapa hubungan ini tidak berlanjut?”
Hari ini, Kamis 14 Febuari 2013 tepat pada hari kasih sayang, saya mendapatkan sedikit pencerahan di pertemuan pertama kelas Perilaku Seksual.
Kalimat sederhana bahwa cinta perlu usaha dan perlu tindakan ini seperti mengingatkan saya bahwa saya jarang dan hampir tidak pernah mengeluarkan usaha bertindak untuk menunjukkan rasa ketertarikan saya kepada dia. Sampai saat ini saat dimana saya sedang mengetik kalimat-kalimat ini saya masih bertanya-tanya dalam hati apakah saya perlu mengirim bbm  kepadanya untuk say Hi. Ini bukti dimana saya kurang usaha yang diperlukan pada suatu cinta itu.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apakah saya benar-benar merasakan cinta itu? Jika menurut teori behavioral reinforcement mengatakan bahwa seseorang yang jatuh cinta disebabkan karena seseorang merasa tergugah dengan rasa positif yang dimilikinya karena kehadiran orang itu membuat kita merasa berarti. (semoga isi teori ini benar, hehehe) Selama bertahun-tahun ini saya juga bertanya mengapa saya suka dengannya, suka sekali dengan kehadiran dia di kehidupan saya. Setelah mendengar penjelasan teori ini membuat saya menyadari bahwa  setiap kali saya berbincang dengannya membuat saya makin mengenal diri saya, membuat saya merasa dicintai dan diperhatikan. Kehadiran dia membuat saya bahagia dan entah mengapa ada rasa pencapaian yang saya dapat. Apakah ini sudah cukup untuk membuat pernyataan bahwa saya jatuh cinta dengannya?
Namun jatuh cinta belum cukup jika itu hanya ada di dalam hati dan tak terucap. Jatuh cinta akan menjadi sesuatu yang lebih baik jika itu berada di dalam sebuah hubungan. Salah satu aspek dari hubungan yang sehat dan memuaskan adalah komunikasi. Berbicara mengenai komunikasi, komunikasi itu muncul diantara saya dengan dirinya jika ada usaha dari salah satu dari kami untuk memulainya. Sedangkan saya sendiri kembali lagi kurang usaha dan tindakan, jika begini bagaimana bisa tercipta sebuah hubungan itu.
Let me admit bahwa mungkin saya-lah yang kurang tindakan dalam hubungan ini membuat hubungan ini ter-pause di tengah-tengah dan menyimpan sejuta rasa penasaran.

18 Februari 2013

Say no no no to Miscommunication (Levina Apriyati Sutiono)


Hello! happy (belated) valentine :)

Hari kamis lalu, tepatnya pada tanggal 14 Februari 2013, saya mengikuti satu kelas yang menurut saya cukup mengawali perkuliahan hari kamis saya saat itu dengan cukup maniis :))

kenapaa??

karena tepat di moment valentine ituu, bu Henny dalam kelas Perilaku Seksual saat itu membahas materi perkuliahaan yang berjudul Love and Intimacy :)
Perkuliahaan hari ituu cukup membuat mahasiswa/i yang ada di kelas tersebuut "cenat cenut", walaupun ada jugaa yang jadinya galau setelah mengikutii kelas ituuu *ups* :p

anw, kelas selama kurang lebih satu setengah jam tersebuut membahas topik-topik yang sangat menariik, dibumbui jugaa dengan contoh-contoh yang diberikan bu Henny, kelas menjadi sangat menariik saat itu :D
yang pastinya pembahasannya ga jauuh-jauh dari cintaa..tapiii di antara semua topik yang dibahas saat ituu, saya terkesan dengan satu kalimat yang ada di akhir perkuliahaan, yaituuu......

"Overall, we know that communication is one of the most important aspects of a healthy and satisfying relationship"

yaap2, saya personally setuju bangeet dengan kalimaat tersebuut :)
ketika saya membaca kalimat tersebut, saya teringat dengan satu cerita yang pernah saya baca, tapi saya lupaa pernah baca dimanaa..nah, tapi saya mau coba sharing nih inti dari cerita ituu... :)

Sepasang suami istri telah hidup bersama selama kurang lebih 25 tahun. Sang istri gemar sekali memasak dan salah satu menu yang sering dimasak istrinya tersebut adalah ayam goreng. Potongan ayam kesukaan istri adalah potongan dada ayam. Oleh karena istri ingin selalu memberikan yang terbaik kepada suaminya, setiap kali menu ayam goreng disajikan, sang istri memberikan potongan dada ayam yang menurutnya paling enak diantara semua potongan ayam lainnya kepada suaminya. Sedangkan, sang istri mengambil potongan ayam lainnya, yaitu potongan paha ayam untuk dirinya. Begitu terus yang terjadi selama hampir 25 tahun tersebut. Suami selalu memakan dan menghabiskan potongan dada ayam yang diberikan oleh istrinya.
Suatu hari ketika sedang menyantap makan malam mereka yang pada saat itu sedang menyajikan menu ayam goreng, seperti biasa, potongan dada ayam diberikan istri kepada suaminya. Kemudian suami bertanya kepada istrinya, "Ma, kenapa kamu selalu memberikan potongan dada ayam untukku dan mengambil potongan paha untuk dirimu?" Dengan bangga dan tersenyum istri menjawab, "Karena aku selalu ingin memberikan yang terbaik untukmu..dan karena aku sangat menyukai potongan dada ayam dibandingkan potongan lainnya, aku rela memberikan potongan dada ayam tersebut untukmu dan memakan potongan ayam lainnya". Sang suami terkejut dan berkata, "Ma, selama ini aku pikir kamu egois karena selalu memakan potongan paha dan memberikan potongan dada kepadaku. Namun aku mengalah karena aku pikir kamu menyukai potongan paha. Sebenarnya aku sangat  menyukai potongan paha dan tidak menyukai potongan dada ayam." Setelah mendengar pernyataan sang suami, tersadarlah pasangan suami istri tersebut atas kebodohan mereka karena telah tidak secara terbuka mengkomunikasikan kesukaan mereka tersebut satu sama lain selama 25 tahun pernikahan mereka.

Saya cukup terkesan dengan cerita tersebut. Cerita inilah yang terlintas di pikiran saya ketika saya membaca kalimat dalam slide bu Henny pada saat itu. Menurut saya, cerita tersebut cukup dapat mengilustrasikan dan menginspirasi kita untuk saling terbuka satu sama lain dengan pasangan kita :)
Miskomunikasi dalam cerita tersebut memang terlihat sederhana, hanya masalah ayam goreng.
Namun... apabila miskomunikasi terjadi hampir di semua hal pada pasangan, bayangkan pasangan seperti apa yang akan terbentuk?pastinya ga akan tercipta hubungan yang sehat dan memuaskan kan :-)

well, sekiaan ulasan dari sayaa.. semoga cerita dan tulisan saya dapat menginspirasi dan menyadarkan kita bahwa komunikasi yang terbuka antar pasangan merupakan bagiaan yang paling penting untuk menciptakan hubungan yang sehat dan memuaskan!

hehehe..see ya! :)

17 Februari 2013

Hey, Is It Love or 'Love'? (Regina)


     Kamis, 14 Februari 2013 adalah hari pertama saya memasuki kelas Perilaku Seksual. Di hari Valentine kebetulan kelas ini membahas materi mengenai Cinta dan Keintiman. Sebenarnya, pertama kali saya masuk ke dalam kelas ini, saya tidak merasakan sesuatu yang istimewa, namun ketika mendengar penjelasan dari dosen saya, Ibu Henny, saya mendapatkan suatu pesan yang berharga dari pelajaran ini.

     Setelah mendengar penjelasan Bu Henny, ada satu hal yang muncul dalam pemikiran saya. Saat itu, Ibu Henny membicarakan mengenai kecemburuan atau yang biasa disebut jealous dan jealous ini sendiri dapat mengakibatkan seseorang menjadi posesif terhadap pasangannya. Perilaku posesif pada pasangan terkadang sangat berlebihan. Hal ini sebenarnya saya lihat sendiri pada hubungan saudara saya dengan pacarnya yang sangat posesif dan tampak telah melakukan kekerasan verbal terhadap pasangannya. Mulai muncul pelarangan untuk berteman dengan orang lain serta mengontrol segala aktivitas yang dilakukan oleh pasangan. Selain itu, seringkali pasangannya dibentak dan dimarahi di depan umum namun pasangannya tersebut hanya diam saja.

     Untuk kita, yang melihat peristiwa ini dari luar (dalam arti kita tidak turut merasakan hubungan atau terlibat dalam hubungan tersebut) mudah bagi kita untuk mengatakan 'Aduh, bodohnya, kok mau yaa di gituin?' atau 'Yaampun, belum menikah aja uda begitu, apalagi nanti kalo nikah!' Namun, yang perlu kita perhatikan adalah mungkin si korban tidak menyadari loh bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah suatu hal yang tidak sepantasnya. Korban dapat merasa dirinya dicintai dengan keposesifan pasangannya.

     Sebenarnya, hal ini adalah tantangan untuk kita yang berada di sekelilingnya untuk menyadarkan apabila diantara kalian terdapat orang yang menjadi korban dalam hubungan pacaran. Hal ini pun dapat menjadi pembelajaran untuk kita yang sedang berpacaran untuk mampu meningkatkan keberanian menolak perilaku kasar atau posesif yang mengganggu kehidupan kita. Sadarlah bahwa orang yang sungguh mencintai kita tidak akan menyakiti kita dan tidak akan selalu curiga kepada kita!  Hal ini yang saya peroleh dari kuliah pertama saya di kelas perilaku seksual: Jealousy atau kecemburuan bukanlah bumbu cinta melainkan sebuah tanda ketidakpercayaan pasangan Anda terhadap Anda. So, berhati-hatilah dalam menjalin sebuah hubungan! :)

14 Februari 2013

Communication is the key (Melia Wijaya)


Hari ini adalah pertemuan pertama mata kuliah Perilaku Seksual. Dari nama mata kuliahnya saja sudah dapat ditebak ya? Yup! Mata kuliah ini mempelajari tingkah laku seksual (ngulang lagi). Hahaha.. Sedangkan menurut tokoh, Sarwono (2010:174) Perilaku Seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Nah, pertemuan pertama kali ini Ibu Henny membahas tentang Love and Intimacy. Pas di hari Valentine, pas juga topiknya. Saat topik ini dibahas sambil memperhatikan penjelasan dari Bu Henny, saya mem-flash back beberapa pengalaman yang pernah saya alami berkaitan dengan topik Love and Intimacy, seperti ketika saya pacaran dulu pernah mengalami jealous » ||゚Д゚) “” (っˆ ³(´⌣`c)

Well, jealous yang nggak berlebihan sih wajar yah. Tapi kalau udah sampai berlebihan??? Seperti kasus artis yang baru-baru ini beken sampai-sampai bukti rekamannya tersebar luas di website tersebut. Wow!! Ini sudah bukan jealous menurut saya. Terlebih perlu konseling :)) Kalau udah saling percaya nggak mungkin sampai jealous seperti itu.

Jealousy plagues many people in their relationships, whereas other seem addicted to love, some people also use love as a means to manipulate and control others.

Agak aneh sih udah pacaran tapi masih curigaan. Something wrong! Apa itu? Komunikasi. Gimana cara kamu dan pasanganmu berkomunikasi? Jangan-jangan sering misunderstanding *negthink*

Tenang. Wajar bila mengalami misunderstanding. Lah, cara komunikasi cewek dan cowok berbeda. Capek deh. Menurut Deborah Tannen hal ini disebut sebagai "genderlects".

Cowok dalam berkomunikasi cenderung report-talk; move slang. Contoh waktu kita sama pasangan smsan.

"Yang, udah makan?"
"Udah"

Mungkin kita sebagai cewek nangkepnya, dia lagi badmood yah? Nggak kok. Memang begitu cara komunikasi cowok. Beda waktu sesama cewek smsan, contoh nih:

"A, makan bareng yuk?"
"Telat ah. Gw udah makan tadi di restoran *piiip* lagi promo dan enak. Lu mesti cobain"

Nah, kan! Beda. Panjang deh yah. Biasa berujung ke ngobrol panjang sampai gosip. Itu karena cewek dalam berkomunikasi bersifat rapport-talk; more supportive and more use words implying feelings.

Terus gimana?

Mari sebagai pasangan kita coba benar-benar mendengarkan pasangan kita. Misal, pacar ceweknya lagi curhat didengerin, nggak memberi masukkan dulu. Kalau ceweknya udah tenang. Emosinya yang meluap-luap sudah selesai. Baru kasih masukkan. Pacar cowoknya lagi capek atau badmood, bales smsnya pendek-pendek ya jangan diomelin apalagi diprotes. Berantem nanti. Coba pahami dulu. Di-rem dulu keinginan mengintrogasi pasangan. Maksudnya memang baik, mau membantu. Namun, alangkah baiknya kalau memberi space dahulu.

Akhir kata "good lovers are sensitive to their partners' need and desires and can communicate their own desires". Kalo menurut hukum Thorndike Law of exercise, practices make perfect ^^. Semakin sering berkomunikasi dengan pasangan maka semakin kita memahami bagaimana dan seperti apa pasangan kita sehingga kecemburuan dapat diminimalisir.

"Communication is one of the most important aspects of a healthy and satisfying relationships"

19 Februari 2013

"The mystery of love is part of it's attraction" (Calvina Veronica)


     Pelajaran dimulai di kelas Priseks hari Kamis jam 10 pagi dengan dosen ibu Henny E. Wirawan, hari ini bertepatan banget sama hari kasih sayang atau yang biasa kita sebut Valentine's Day hehehe
Lebih pasnya lagi, hari itu kelas Priseks ini lagi ngebahas tentang materi dengan judul bab Love and Intimacy
Emang dosennya paling TOP deh ya milih topik hahaha
Nah, dari pembahasan selama kurang lebih 1 jam 40 menit dikelas itu, ternyata ada banyak pengetahuan baru yang bisa didapat lohhh
Salah satunya adalah...
     Ternyata pada jaman dulu di budaya Barat sana, pernikahan itu dianggap sebagai sebuah kontrak ekonomi..Jadi konon katanya pasangan yang menikah ga penting apa ada cinta diantara mereka atau nggak, yang penting adalah kedua orangtuanya setuju trus langsung deh anaknya dinikahin..Agak ga adil ya kayanya buat anak-anak mereka..Padahal kan setiap individu berhak memilih pasangan hidupnya masing-masing dan mereka juga berhak menikah dengan orang yang dicintai..hmmm mungkin dijaman modern ini udah jarang ditemuin kasus kaya gitu ya, karna bukan jamannya si Siti Nurbaya lagi tooohhh! huehehe menurut gw pribadi sih, kita punya kesempatan penuh untuk perjuangin hak kita termasuk dalam memilih pasangan hidup hehe disaat itu juga ibu Henny ada ngomong kalau dalam suatu hubungan CINTA saja tidaklah cukup, yang penting lainnya adalah adanya KECOCOKAN!! :D note that dear ;)
Selain itu, ternyata ada 3 komponen besar jenis cinta yaitu:
-Romantic Love, cinta ini adalah cinta yang menyebabkan adanya ketertarikan fisik, keinginan seksual dan adanya kecemasan..Kecemasan dalam hal ini mungkin cemas atau takut kehilangan pasangannya ya..Cinta ini juga ignoring faults, dengan kata lain misalnya aja pacar kita mabok,suka judi,trus suka mukulin kita, tapi kita teteeeuup cinta aja sama dia! ckckck
-Passionate Love, cinta ini adalah cinta yang penuh gairah dan napsu..dari namanya aja kita udah tau..passion itu kan artinya gairah hehe jadi cinta ini biasanya ada hasrat seksual yang bahkan menuntut adanya aktivitas seksual
-Companionate Love, cinta ini adalah cinta yang paling baik sih menurut gue..karna cinta ini sifatnya saling mendukung, saling memberi, saling menerima sebagai sepasang partner hidup


Menurut Stenberg juga niiih, ada 3 komponen cinta atau biasa disebut Triangular Love Theory, yaitu passion, commitement dan intimacy, teori ini juga pernah dipelajarin di psikolohi sosial 2 loh hehe, kurang lebih bagannya kaya gini



Trus ada juga nih tokoh namanya John Allan Lee yang mengemukakakn 6 tipe cinta:
-eros, cinta yang hanya melihat fisik
-ludus, game playing lovers
-storge, quite calm lovers
-mania, crazy lover..kayanya tipe ini bakal agresif banget deh sama pasangannya hihi *sotoy
-pragma, practical lover..apa adanya gitu deh.. you suka i suka yuk kita jadian hahaha
-agape, selfless love..dari namanya aja udah keren, selfless yang artinya ga pentingin diri sendiri dan ga egois hehehe

    Trus, ketika pasangan udah menikah kan mereka pastinya akan melakukan hubungan seksual..Ternyata komunikasi seksual itu sangat penting buat pasangan..Pernah ga sih kalian sadari kalau cowo itu ngomong lebih blak-blakan dan langsung ke intinya sedangkan cewe itu bakal lebih banyak bicara dan lebih menggunakan perasaan hihihii
Nah buat cowo biasanya disebut report talk, mereka biasanya berbicara secara slang atau langsung pada intinya, kalau cewe namanya rapport talk biasanya ngomong panjang lebar, banyak nanya dan lebih mengarah pada adanya pendekatan hehehe

     Jealousy atau cemburu itu katanya merupakan penyakit ketidakpercayaan loh! Cemburu muncul karna adanya rasa insecure yang nimbulin masalah kecemasan, cemburu yang berlebihan bakal menjadikan seseorang itu jadi manipulate orang lain atau pasangannya..Kalau Possessiveness itu individu mengalami masalah dalam self esteem yang bisa menjadikan seseorang seakan-akan mencengkram pasangannya..hii serem yaa

     Everyone knows! Sejak lahir setiap manusia itu butuh CINTA, so be a good lovers, dengan cara:
sensitif terhadap pasangan, tidak memaksa dan selalu ada kesepakatan bersama, ga cuma sepihak! because
"When love is lost for whatever the reason it is a time of pain and mourning" ;)

16 Februari 2013

Something 'bout Love (Aurelia Felicia)


   Dalam menjalin hubungan, perilaku dan kata-kata yang romantis biasanya hadir yang ditujukan kepada pasangan kita. Ternyata, sampai abad 19, cinta romantis itu memang dianggap hal yang paling didambakan karena cinta romantis itu seperti dalam cerita. Mengapa seperti dalam cerita? Mungkin karena hidup yang dijalani selalu berakhir bahagia. Misalnya saja, cerita Beauty & The Beast atau Snow White yang selalu berakhir dengan hidup yang bahagia. Akan tetapi, kita tidak tahu kelanjutannya dan yang kita tahu mereka hidup bahagia selamanya. Menurut saya, sampai sekarang pun masih banyak yang menginginkan cinta yang romantis, terutama bagi kaum hawa. Mereka menginginkan hubungan yang bahagia. Namun, apakah memang benar bahagia?

   Dalam Romantic Love, sebenarnya masih ada rasa takut akan kehilangan/kecemasan, physical attraction, dan cenderung mengidealkan pasangan. Kesalahan yang diperbuat pasangan juga seringkali diacuhkan karena hati kita sudah ditutupi dengan perasaan cinta bagi sang partner. Selain Romantic Love, masih ada Passionate Love dan Companionate Love. Passionate Love itu lebih mengarah pada ke nafsu atau gairah terhadap pasangan yang sering berujung pada keinginan untuk berbuat hubungan seks. Companionate Love itu mungkin sudah lebih mengarah pada cinta yang dewasa karena adanya perasaan afeksi, keintiman, dan kasih sayang pada pasangan, serta keinginan untuk selalu bersama. Cinta ini dapat muncul karena adanya kecocokan di antara pasangan dan pertemuan yang intens.
Jadi, tipe cinta mana yang kamu alami saat ini? :)

   Selain bicara tentang cinta, ada 2 penyakit dalam cinta yang dapat timbul kapan saja, yaitu kecemburuan dan keposesivan. Jealousy kerap kali menghantui suatu hubungan yang dapat mengarah pada manipulasi dan mengontrol pasangan kita. Cemburu itu sangat tidak enak karena kita akan merasa cemas dan takut kehilangan pasangan. Cemburu dapat menutup mata kita dari kebenaran. Kita akan menjadi sering cemburu dan curiga pada teman lawan jenis pasangan kita. Padahal, pasangan kita pun butuh teman. Giliran kita yang dicemburui, kita yang akan tidak suka dan berusaha menjelaskan bahwa orang lain itu hanya teman kita. It’s so simple, but complicated. Possessiveness itu biasanya masalah akan self-esteem kita yang dapat mengarah pada stalking. Ada pasangan yang sampai memata-matai atau meminta pasangannya untuk selalu online 24 jam agar apa pun yang diperbuat pasangannya itu selalu diketahui.  Mungkin kita akan menganggap hal itu tidak wajar atau tidak normal, tetapi itulah yang sering terjadi. Cinta bisa membuat kita buta, tetapi apa benar itu cinta? Banyak sekali korban karena cinta, seperti KDRT, bunuh diri, perempuan hamil di luar nikah, dan sebagainya. Semua dapat terjadi karena alasan cinta. Cinta itu memang membuat kita bahagia, tetapi juga rumit dan kita dapat terjebak dan terjatuh karenanya.

~ Keep your love for the right person… ;)

15 Februari 2013

Learning About How Opposite Sex Relationship Should Develops With Psychology (Teguh Lesmana)


FIRST QUESTION: WHAT IS YOUR CRITERIA FOR IDEAL ROMANTIC PARTNER?

Sebenarnya kalau kita ditanya kriteria pasangan ideal kita seperti apa? jawabannya pasti beragam dan terkadang sampai mengundang tawa jawabannya. Seperti kejadian pada pertemuan kuliah hari ini di kelas perilaku seksual yang dibawakan oleh Bu Henny, karena setiap orang memiliki kriteria sendiri dan bahkan sulit untuk ditebak kriteria pasangan ideal seperti apa. Lalu saya sendiri ketika ditanya, merasa bingung harus menjawab apa hehehe : p karena saya tidak terlalu memikirkan hal tersebut jadi saya menjawab seadanya saja apa yang ada di pikiran saya. Loh kok begitu?? hahaha saya memang menjawab seadanya tapi saya memang kalau ingin punya pasangan ya harus yang setia dan jujur. Setianya seperti apa? hmm mungkin ya setianya itu jangan main di belakang....kalau ditanya lagi maksudnya jangan main di belakang apa? ya maksudnya jangan selingkuh gitu mungkin? yaa kurang lebih begitulah hahaha

Sebenarnya pertanyaan tersebut bisa muncul karena kuliah pagi ini membahas tentang love and intimacy dan topik kuliah ini memang sangat sesuai dengan event valentine hari ini. Dalam beberapa materi yang dibawakan oleh Bu Henny memang pernah saya temui dalam materi mata kuliah sebelumnya. Seperti teori cinta Robert Sternberg yang terkenal tentang gaya dalam bercinta serta elemen di dalamnya. Jadi saya sudah tidak begitu asing lagi dengan beberapa materi yang dibawakan oleh Bu Henny di kuliah pagi hari ini. Yang menarik perhatian saya sebenarnya adalah ketika Bu Henny menjelaskan tentang gaya berkomunikasi laki-laki dan perempuan. Dikatakan dalam gaya berbicara laki-laki lebih cenderung report talk atau hanya berbicara untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan sedangkan perempuan lebih cenderung untuk rapport talk atau berbicara untuk lebih membangun suatu percakapan dan bukan hanya sekedar untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan saja. Setelah dipikir lagi ada benarnya juga dan hal itu memang sangat nyata di kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan pengalaman yang pernah saya alami.

Selain itu ada pesan yang menurut saya sangat penting dalam pertemuan kuliah yang disampaikan oleh Bu Henny hari ini yaitu perempuan jangan pernah mau melakukan hubungan seks sebelum menikah. Saya sangat setuju dengan Bu Henny dalam hal ini, karena pada dasarnya pihak perempuan memang menjadi pihak yang dirugikan apabila hal ini terjadi. Kalau Bu Henny bilang istilahnya adalah No Bargain Power yang maksudnya perempuan jadi tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan perlawanan terhadap pacarnya. Karena pada dasarnya pihak laki-laki dalam hal ini dapat kapan saja mencampakkan pihak perempuan dan pihak laki-laki pun lebih berkemungkinan untuk dapat meng-abuse pacarnya. Oleh karena itu pihak perempuan harus stay strong dan jangan takut ditinggal oleh pacarnya, buat apa mempertahankan sesuatu yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri? Carilah laki-laki yang benar-benar tulus mencintai dan dapat menahan diri seperti ungkapan dibawah ini:


Being in love shows a person who he should be.
        - Anton Chekhov


"Kalau seorang lelaki benar-benar mencintai pasangannya tentunya dia tidak akan merusak masa depan pasangannya, dan dia akan tahu bagaimana seharusnya dia menempatkan dirinya, yaitu sebagai orang yang senantiasa melindungi pasangannya."

14 Februari 2013

Meaningful Discussion in Our Valentine's Day (Agnes Vivi)


Hari ini tepat tanggal 14 Februari 2013, yap it means Valentine's day! Hem bicara tentang happy valentine, saya agak tertarik dengan salam pembuka Bu Henny di kelas Perilaku Seksual pagi ini... :) sebenarnya saya agak ga setuju sih sama salam beliau pagi ini yang intinya "Selamat hari Valentine buat yang menghalalkan Valenitne, dan selamat hari kamis untuk yang mengharamkan hari Valentine" hehehehe... karena menurut saya, hari valentine atau hari kasih sayang adalah milik semua orang yang punya pacar, yang punya suami/ istri, ataupun yang punya selingkuhan hehehe hari kasih sayang juga miliki semua orang yang masih jomblo, yang baru putus, atau yang masih galau karena terjebak cinta nostalgia (ehhh... hahaha ;p)... ya walaupun menurut saya hari valentine hari ya sama aja dengan hari-hari lainnya, karena setiap hari pun adalah hari valentine! hehehe anw, happy valentine for us ;;)

Well, itu hanya sedikit intermezo saja ya hehehehe....

Dan tepat di hari valentine ini, kelas perilaku seksual membahas mengenai Love and Intimacy lohh.. hemm agak sedikit pas ya? hahaha :) yaaa sedikit membuat galau teman-teman di kanan dan kiri saya sepanjang kelas sih hihi :p

Pembahasan ini dibuka dengan quotes "The mystery of love is part of its atraction"... hem agak menarik ya dan membuat saya berpikir juga, gimana caranya kita bisa tertarik sama seseorang? apakah ada teorinya? atau ada penelitiannya? dan bagaimana caranya kita dapat terus tertarik dengan hal/ seseorang yang sama dalam waktu yang panjang? hmmm mungkin sampai sekarang dan sampai kapanpun itu akan tetap menjadi misteri ya seperti quotes itu! hahahaha di luar dari itu semua, saya percaya pastinya semua karena kehendak dan rencana Tuhan :)

anyway, itu baru awal pembahsan dari beliau ya :p hahaha
ohiya, dalam pembahsasan tadi pagi, saya juga merasa 'tersentil' saat Bu Henny membahas mengenai jealousy... beliau sempat bertanya, "apakah jealousy itu sehat atau tidak?" tadinya, selama ini saya berpikir bahwa jealousy ini masih bisa dikatakan sehat jika tidak terlalu berlebihan. namun ternyata saya baru sadar saat beliau mengatakan jika jealousy ini muncul karena ada suatu masalah ketidakpercayaan dalam diri individu dikarenakan insecure yang individu tersebut alami... dan jealousy ini hanya MENGOTORI hubungan saja, karena individu yang sudah jealous secara berlebihan akan melakukan hal apapun seperti mengontrol pasangannya dan hal ini yang dapat membuat individu tersebut menjadi posesif, posesif ini muncul karena self esteem yang rendah dari dalam diri individu tersebut.. so?? apakah kita-kita ini masih suka jealous dan posesif sama pasangan kita? coba deh direnungin dulu, kenapa bisa kita kaya gitu? dan sepertinya kita juga harus mulai sadar kalo kedua hal tersebut tidak sehat untuk diri kita, pasangan kita, dan hubungan kita.. bukankah lebih baik jika kita percaya dengan pasangan kita? toh itu salah satu hal yang penting di dalam suatu hubungan kan? selain itu, jangan sampe kedua hal tersebut memenjarakan pasangan kita dengan alasan cinta yang kita buat.. Cinta itu TIDAK menyakitkan guys, so jika pasangan kita tersakiti oleh hal-hal yang kita lakukan, apakah itu masih bisa dikatakan cinta?  :)

14 Februari 2013

Cemburu itu Cinta? (Arief)


Setiap berbicara mengenai cinta dan keintiman, yang namanya kecemburuan selalu ada. Apalagi kalau Anda gemar menonton sinetron atau film singkat, seringkali kecemburuan ini menjadi bumbu penyedap dalam sebuah film. Nama keren dari kecemburuan ini adalah jealousy. Ada pernyataan, "Loh? bagus dong kalau cewek lu cemburu, barti kan dia suka sama lu?" Kecemburuan dalam kalimat tersebut dipandang sebagai sesuatu yang positif. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa kecemburuan itu tidak percaya dengan pasangan. Manakah pernyataan yang benar di antara keduanya?

     Kedua pernyataan yang bertentangan ini menjadi kontroversi. Kecemburuan dapat diartikan sebagai kondisi saat emosi terpicu yang disebabkan persepsi seseorang mengenai adanya ketertarikan potensial antara pasangan dengan orang lain atau rival.Seakan-akan dia menyadari bahwa terjadi hubungan intim di antara pasangannya dengan orang lain, sehingga dia merasa tidak tenang. Salah satu kemungkinan ekspresi dari perasaan tidak tenang ini adalah cenderung mengontrol pasangannya. Apakah kecemburuan itu sama dengan cinta??? Apakah yang namanya cinta itu berarti mengontrol pasangan agar sesuai dengan apa yang kita inginkan?

     Ketika mengawali sebuah hubungan, seringkali ada yang berkata, "I love you, aku mau terima kamu apa adanya. Aku bisa terima kelebihan sama kekurangan kamu." Luar biasa manis romantis sekali kata-katanya, kecap manis ekstra gula pun kalah manis, sayangnya terlalu manis hasilnya. Tidak mungkin seorang laki-laki atau perempuan tidak memiliki kerabat yang berbeda jenis kelaminnya. Apa jadinya jika hubungan persahabatan mereka dianggap sebagai perselingkuhan menurut pasangan yang cemburu? Sesuatu yang manis romantis dapat membuat kita buta terhadap kebenaran. Kesalahan dan kekeliruan pasangan seakan-akan menjadi benar di mata kita. Perasaan cemburu berarti bertentangan dengan kata-kata tadi. Kalau cemburu, berarti dia tidak menerima pasangannya memiliki teman-teman lawan jenis. Rasa tidak menerima itu sama halnya dia tidak menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Kemana janji manismu? Lebih baik Tje Fuk, memberikan bukti.. bukan janji....


Kecemburuan berawal dari rasa "sakit hati"
Kecemburuan juga merupakan penyakit ketidakpercayaan, rasa tidak percaya bahwa pasangan akan tetap setia padanya. Perasaan tidak percaya muncul karena seseorang merasa cemas apabila pasangan pergi meninggalkannya. Jika dikaitkan dengan pengasuhan saat dia masih kecil, mungkin saja dia seringkali ditinggal pergi oleh pengasuhnya entah kemana. Akibatnya, dia merasa kesepian dan tidak lagi percaya pada pengasuh. Hal demikian dapat berkelanjutan hingga dewasa kelak. Dia akan cenderung tidak percaya pada pasangannya, rasa cemburu pun muncul. Tentu saja ini berarti dia mungkin belum sehat secara mental. Terlihat sehat dari luar bukan berarti sehat dari dalam. Rasa cemburu itu ternyata bukan sesuatu yang baik, kalau cemas sedikit karena pasangan pergi membeli es krim cinta selama 1 jam belum kembali, itu boleh sedikit cemas. Cemas sedikit masih wajar, apabila cemas berlebihan sampai cemburu mungkin ada masalah mental.

Pengalaman yang tidak menyenangkan selama masa kecil dapat berkembang menjadi trauma. Trauma akan terus memangsa kita secara mental, sehingga kita seakan-akan di bawah bayang-bayang trauma secara sadar atau tidak sadar. Saat merasa cemburu, kita tidak menyadari bahwa di masa lalu kita mengalami sakitnya perpisahan dengan pengasuh. Ternyata orang yang mudah cemburu itu berarti kurang kasih sayang, dia harus bisa mempercayai pasangannya agar perasaan itu berkurang. Memang sulit membuatnya memiliki kepercayaan, setidaknya kita dapat menyampaikan sesuatu yang dapat memicu kecemburuannya lebih dulu. Misalnya sebelum menjalin hubungan, jangan mentah-mentah menerima kata-kata mutiara tadi. Sebaiknya tanya kembali, "kamu siap jalanin hubungan sama aku yang lebih akrab sama anak-anak cewe/cowo?" Dia akan memiliki pertimbangan untuk membuat komitmen dalam hubungan sekaligus pilihan yang dapat diambil sebelum menjalani hubungan yang lebih serius. Siapa tahu kecemburuan dapat dilawan dengan komitmen? Namanya mencoba, tidak ada salahnya mencoba sesuatu. Jangan lupa, komitmen juga salah satu komponen cinta menurut Robert Sternberg selain passion dan intimacy. Ketika ketiganya ada, siapa tahu cinta itu akan lebih kuat dari rasa cemburu, hubungan pun tetap berlanjut.

14 Februari 2013