Selasa, 26 Maret 2013

Kehidupan pernikahan dan perceraian (Steven Kosasih)




kebanyakan orang pastinya bertujuan untuk menikah suatu hari nanti .entah dengan siapa? idealnya sih dengan sesama jenis. jaman sekarang orang bermacam-macam cara orang bertemu dan ajhirnya menikah, sebut saja dari jejaring sosial seperti facebook, Path, Instagram, twitter and etc, ada juga yang dikenalkan dari teman, teman sekolah, kuliah ataupun dengan kantor atau bahkan bertemu langsung di jalan atau suatu tempat dan akhirnya menikah. namun pada jaman dulu pernikahan biasa ditentukan oleh perjodohan. ada beberapa contoh pernikahan melalui perjodohan di beberapa budaya Iran : dalam kebudayaan Iran pria muda mengunjingi rumah wanita yang akan dinikahinya dan sang wanita tidak boleh berkata apa -apa selain ditanya serta tidak boleh menjawab iya atau tidak dan mereka akan dinikahkan 1 tahun kemudian setelah hari itu  Venezuela : pernikahan harus dilakukan dengan anak ke 2 dari saudara sang Ayah atau Ibu. Afrika Selatan : menikah juga sama saudara, namun boleh memilih saudara sepupu yang mana.. dimana saat acara pelamaran keluarga wanita harus menolak lalu setelah itu sang laki-laki harus menyelinap masuk kedalam rumah sang wanita dan harus tidur disebelah sang perempuan dan apabila saat sang laki-laki bangun si perempuan masih ada disampingnya berarti sang laki-laki diijinkan untuk menikahi sang perempuan tersebut...  ini hanyalah beberapa contoh dari sekian banyak kebudayaan dalam perikahan yang dijodohkan diseluruh dunia. menurut penelitian Pria lebih bersedia menikahi perempuan yang lebih muda dan menarik dibanding mereka yang sudah lebih tua namun mapan sedangkan wanita lebih bersedia menikahi pria yang mapan dan tidak menarik dibanding mereka yang tidak mapan namun menarik.. pernikahan tidak selalu mengikuti aturan dan norma hukum, dimana dalam konsep yang resmi secara hukum dan agama  Di Amerika dan beberapa Negara bagian Eropa lainnya biasa pasangan melakukan kohabitasi terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah, dan apabila kohabitasi sudah dilakukan dalam waktu tertentu mereka akan dianggap telah menikah oleh masyarakat sekitar namun ada juga mereka yang setelah kohabitasi tetap meresmikan pernikahannya..Kohabitasi sendiri artinya adalah hidup berpasangan dan tinggal bersama tanpa adanya suatu ikatan pernikahan, mereka berharap dengan kohabitasi mereka bisa lebih mengenal satu sama lain dan saling memahami sebelum menjalankan kehidupan pernikahan yang sesungguhnya. Setiap orang umunya mengharapkan pernikahannya akan langgeng dan berbahagia, namun tetap saja diantara mereka yang pada akhirnya memilih untuk mengakhiri pernikahannya atau bercerai ,perceraian biasa disebakan oleh masalah yang terjadi di antara nya seperti :faktor sosial : hokum yang mudah & pengacara  yang murah mengenai perceraianfaktor kontribusi : menikah di usia yang muda, dalam efek menggunakan alcohol dan narkoba lalu faktor lainnya seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, perbedaan pandangan dan pertengkaran.Perceraian sendiri akan membuat senang dan bahagia bagi pihak yang ingin bercerai dan akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang tidak menginginkan perceraian, untuk wanita biasa akan mengalami depresi dan untuk pria biasanya akan mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk.Ditemukan juga perceraian pada pasangan homosexual , namun menurut penelitian pasangan gay lebih sering berselingkuh daripada pasangan letsbian
Lakukanlah dengan sepenuh hati apa yang sudah menjadi pilihan kita, apabila kita memilih untuk menikah maka jalankanlah kehidupan pernikahan itu dengan benar dan baik, sekian :) 
 
15 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar