Kehamilan merupakan waktu yang paling dinantikan oleh seorang
ibu yang sudah menjalani proses kematangan baik secara emosional dan
finansial. Kehamilan adalah penyatuan sperma dan ovum pada rahim ibu
yang pada umumnya akan membentuk fetus pada minggu ke-40. Berbagai
pandangan negara mengenai kehamilan menjadi suatu keunikan tersendiri.
Untuk suku Aborigin, mereka berpandangan bahwa bayi lahir karena wanita
memasuki daerah tertentu yang menyimpan roh-roh bayi disana. Jadi,
ketika wanita melewati daerah tersebut, roh bayi tersebut memasuki
rahimnya. Berbeda lagi dengan pandangan orang Malaysia dimana bayi
berada pada otak pria selama 40 hari sebelum berkembang menjadi sperma,
ejakulasi dan masuk rahim wanita saat berhubungan seksual. Sedangkan
untuk persepsi orang Amerika, mereka mengatakan bayi muncul dari
penyatuan sperma dengan ovum sesuai dengan pandangan biologi. Biasanya
wanita yang hamil akan mengalami tanda-tanda kehamilan seperti mengalami
pemberhentian menstruasi, irregular bleeding (tetapi apabila lebih dari sekedar bercak-bercak akan meruju pada proses keguguran), tanda fisik sepert nyeri dipayudara, morning sickness (muntah dan mual karena peningkatan hormon) dan pseudocyesis (tidak
hamil tapi mengalami tanda-tanda kehamilan). Uniknya dinegara kita
masih memegang kuat mitos, beragam mitos seputar kelahiran anak
laki-laki yakni bisa muntah hingga berember-ember. Morning sickness
lebih sering dirasakan pada trimester pertama, tonjolan bayi sudah mulai
terlihat dengan bentuk perut membulat, berat badan tidak mengalami
kenaikan terlalu banyak, lebih cenderung tampil pucat dan selalu
berpenampilan serba cuek serta malas dandan, lebih membutuhkan nutrisi
dari makanan yang asam-asam. Hal ini merupakan sekedar mitos yang masih
harus diuji kebenarannya secara medis melalui alat tes kehamilan.
Aristhoteles sendiri mempercayai bahwa angin menjadi petunjuk jenis
kelamin bayi yang dikandung seorang wanita. Untuk anak laki-laki
ditunjukkan dengan angin utara dan anak perempuan meruju pada angin
selatan. Dan teoritis seperti Hippocrates lebih meruju pada posisi tubuh
yakni bagian kanan untuk laki-laki dan bagian kiri untuk perempuan. Ada
lagi dari Ancient Greek mengatakan bahwa bayi laki-laki terbentuk dari
testis kanan dan bayi perempuan dari testis sebelah kiri. Pada jaman
sekarang, bayi laki-laki sangat amat diharapkan kelahirannya karena
proses pembentukan bayi laki-laki benar-benar harus pada masa ovulasi
yakni hari ke-13- 15 setelah menstruasi. Pada negara India dan China
terjadi female infanticide dimana bayi perempuan dibunuh karena
tidak dianggap keberadaannya. Sungguh ironis bukan? Dan akhirnya banyak
alat yang berkembang untuk membentuk jenis kelamin seorang bayi yakni
dengan spinning (dipilih kromosom x dan y yang akan berkembang menjadi embrio buatan).
Ketika pasangan suami-istri sudah berkomitmen untuk mempunyai
keturunan dan mencoba melakukan hubungan seksual, namun tidak adanya
keturunan yang dapat dihasilkan maka terkadang pasangan tersebut akan
cenderung menyalahkan pihak perempuan. Padahal sesungguhnya kalau mau
balik pada arti hamil itu sendiri yakni penyatuan sperma dan ovum, maka
terlihat jelas bahwa yang mengambil andil dalam proses kehamilan adalah
kedua belah pihak. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung
dimana biasanya untuk perempuan karena adanya gangguan pada rahim
sedangkan untuk pria pada spermanya. Lain halnya dengan hamil anggur,
seorang wanita merasakan kehamilan namun sel profoblast (bagian tepi sel
telur) tidak terbentuk dengan baik sehingga muncul gelembung-gelembung
persis seperti anggur. Atau ada lagi pasangan yang melakukan hubungan
seksual disaat kematangan emosional dan tanggungjawabnya belum cukup
memadai menjadi orangtua, cenderung mengambil cara menggugurkan
kandungannya. Dalam UU telah dijelaskan bahwa pengguguran kandungan akan
dijatuhi dan dianggap melakukan tindakan kriminal. Perlu diketahui
bahwa efek dari pengguguran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
manfaatnya seperti perforasi (pendarahan akibat kuret), luka pada
serviks uteri, pelekatan pada kavum uteri, infeksi pada saluran
kandungan yang mungkin saja menyebar pada peredaran darah sampai
terjadinya kematian.
Berhubungan dengan kehamilan pasti berkaitan erat pula dengan
alat kontrasepsi. Negara Mesir misalnya menggunakan tampok kevagina yang
diberi cairan herbal, madu, campuran kotoran buaya, susu, asam dan
madu. Ada pula yang meletakkan benda pada vagina untuk menghalangi
jalannya sperma. Untuk Afrika Selatan, benda seperti polong dimasukkan
pada alat kelamin sebagai alat kontrasepsi dan di Persia, spons dan
alkohol dijadikan alat pencegah kehamilan. Namun di era sekarang,
berbagai alat kontrasepsi sudah beredar dipasaran sesuai dengan selera
kita sebagai konsumennya. Ada yang menggunakan kondom, pil KB, hormonal ring (cincin dimasukkan pada vagina dan menahan otot vagina sehingga hormon kesuburan menurun), hormonal patch (ditempatkan pada daerah bokong, perut, dada, lengan atas untuk menurunkan hormon kesuburan), progestin pills (menghambat ovulasi), spermicides, subdermal implants,
dll. Ini merupakan sebagian dari alat kontrasepsi yang sekarang sudah
beredar secara terbuka dipasaran. Namun selain mampu mempertahankan
kesehatan kelamin dan mencegah terjadinya kehamilan, disisi lain
penggunaan alat ini membuat pasangan berkurang rasa sensasi dan
spontanitas dalam berhubungan seksual serta proses hubungan seksual
berlangsung agak sedikit tidak nyaman karena adanya benda asing yang
masuk pada tubuh kita. Saya sendiri lebih menyukai cara natural dalam
mencegah terjadinya kehamilan yakni dengan KB, kesadaran akan masa
suburnya, withdrawal (saat ejakulasi terjadi sperma disemprotkan keluar tubuh wanita bukan didalamnya) dan abstinence.
Semua pilihan dari buatan dan alami telah tersedia dan sekarang semua
itu balik lagi pada pilihan dan diskusi masing-masing pasangan dalam
menggunakannya.
25 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar