Ketika pasangan suami-istri sudah berkomitmen untuk mempunyai keturunan dan mencoba melakukan hubungan seksual, namun tidak adanya keturunan yang dapat dihasilkan maka terkadang pasangan tersebut akan cenderung menyalahkan pihak perempuan. Padahal sesungguhnya kalau mau balik pada arti hamil itu sendiri yakni penyatuan sperma dan ovum, maka terlihat jelas bahwa yang mengambil andil dalam proses kehamilan adalah kedua belah pihak. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung dimana biasanya untuk perempuan karena adanya gangguan pada rahim sedangkan untuk pria pada spermanya. Lain halnya dengan hamil anggur, seorang wanita merasakan kehamilan namun sel profoblast (bagian tepi sel telur) tidak terbentuk dengan baik sehingga muncul gelembung-gelembung persis seperti anggur. Atau ada lagi pasangan yang melakukan hubungan seksual disaat kematangan emosional dan tanggungjawabnya belum cukup memadai menjadi orangtua, cenderung mengambil cara menggugurkan kandungannya. Dalam UU telah dijelaskan bahwa pengguguran kandungan akan dijatuhi dan dianggap melakukan tindakan kriminal. Perlu diketahui bahwa efek dari pengguguran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan manfaatnya seperti perforasi (pendarahan akibat kuret), luka pada serviks uteri, pelekatan pada kavum uteri, infeksi pada saluran kandungan yang mungkin saja menyebar pada peredaran darah sampai terjadinya kematian.
Berhubungan dengan kehamilan pasti berkaitan erat pula dengan alat kontrasepsi. Negara Mesir misalnya menggunakan tampok kevagina yang diberi cairan herbal, madu, campuran kotoran buaya, susu, asam dan madu. Ada pula yang meletakkan benda pada vagina untuk menghalangi jalannya sperma. Untuk Afrika Selatan, benda seperti polong dimasukkan pada alat kelamin sebagai alat kontrasepsi dan di Persia, spons dan alkohol dijadikan alat pencegah kehamilan. Namun di era sekarang, berbagai alat kontrasepsi sudah beredar dipasaran sesuai dengan selera kita sebagai konsumennya. Ada yang menggunakan kondom, pil KB, hormonal ring (cincin dimasukkan pada vagina dan menahan otot vagina sehingga hormon kesuburan menurun), hormonal patch (ditempatkan pada daerah bokong, perut, dada, lengan atas untuk menurunkan hormon kesuburan), progestin pills (menghambat ovulasi), spermicides, subdermal implants, dll. Ini merupakan sebagian dari alat kontrasepsi yang sekarang sudah beredar secara terbuka dipasaran. Namun selain mampu mempertahankan kesehatan kelamin dan mencegah terjadinya kehamilan, disisi lain penggunaan alat ini membuat pasangan berkurang rasa sensasi dan spontanitas dalam berhubungan seksual serta proses hubungan seksual berlangsung agak sedikit tidak nyaman karena adanya benda asing yang masuk pada tubuh kita. Saya sendiri lebih menyukai cara natural dalam mencegah terjadinya kehamilan yakni dengan KB, kesadaran akan masa suburnya, withdrawal (saat ejakulasi terjadi sperma disemprotkan keluar tubuh wanita bukan didalamnya) dan abstinence. Semua pilihan dari buatan dan alami telah tersedia dan sekarang semua itu balik lagi pada pilihan dan diskusi masing-masing pasangan dalam menggunakannya.

25 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar