Selasa, 26 Maret 2013

Kehamilan Merupakan Bencana atau Anugerah? (Melisa Mel)

Kehamilan merupakan waktu yang paling dinantikan oleh seorang ibu yang sudah menjalani proses kematangan baik secara emosional dan finansial. Kehamilan adalah penyatuan sperma dan ovum pada rahim ibu yang pada umumnya akan membentuk fetus pada minggu ke-40. Berbagai pandangan negara mengenai kehamilan menjadi suatu keunikan tersendiri. Untuk suku Aborigin, mereka berpandangan bahwa bayi lahir karena wanita memasuki daerah tertentu yang menyimpan roh-roh bayi disana. Jadi, ketika wanita melewati daerah tersebut, roh bayi tersebut memasuki rahimnya. Berbeda lagi dengan pandangan orang Malaysia dimana bayi berada pada otak pria selama 40 hari sebelum berkembang menjadi sperma, ejakulasi dan masuk rahim wanita saat berhubungan seksual. Sedangkan untuk persepsi orang Amerika, mereka mengatakan bayi muncul dari penyatuan sperma dengan ovum sesuai dengan pandangan biologi. Biasanya wanita yang hamil akan mengalami tanda-tanda kehamilan seperti mengalami pemberhentian menstruasi, irregular bleeding (tetapi apabila lebih dari sekedar bercak-bercak akan meruju pada proses keguguran), tanda fisik sepert nyeri dipayudara, morning sickness (muntah dan mual karena peningkatan hormon) dan pseudocyesis (tidak hamil tapi mengalami tanda-tanda kehamilan). Uniknya dinegara kita masih memegang kuat mitos, beragam mitos seputar kelahiran anak laki-laki yakni bisa muntah hingga berember-ember. Morning sickness lebih sering dirasakan pada trimester pertama, tonjolan bayi sudah mulai terlihat dengan bentuk perut membulat, berat badan tidak mengalami kenaikan terlalu banyak, lebih cenderung tampil pucat dan selalu berpenampilan serba cuek serta malas dandan, lebih membutuhkan nutrisi dari makanan yang asam-asam. Hal ini merupakan sekedar mitos yang masih harus diuji kebenarannya secara medis melalui alat tes kehamilan. Aristhoteles sendiri mempercayai bahwa angin menjadi petunjuk jenis kelamin bayi yang dikandung seorang wanita. Untuk anak laki-laki ditunjukkan dengan angin utara dan anak perempuan meruju pada angin selatan. Dan teoritis seperti Hippocrates lebih meruju pada posisi tubuh yakni bagian kanan untuk laki-laki dan bagian kiri untuk perempuan. Ada lagi dari Ancient Greek mengatakan bahwa bayi laki-laki terbentuk dari testis kanan dan bayi perempuan dari testis sebelah kiri. Pada jaman sekarang, bayi laki-laki sangat amat diharapkan kelahirannya karena proses pembentukan bayi laki-laki benar-benar harus pada masa ovulasi yakni hari ke-13- 15 setelah menstruasi. Pada negara India dan China terjadi female infanticide dimana bayi perempuan dibunuh karena tidak dianggap keberadaannya. Sungguh ironis bukan? Dan akhirnya banyak alat yang berkembang untuk membentuk jenis kelamin seorang bayi yakni dengan spinning (dipilih kromosom x dan y yang akan berkembang menjadi embrio buatan).

    Ketika pasangan suami-istri sudah berkomitmen untuk mempunyai keturunan dan mencoba melakukan hubungan seksual, namun tidak adanya keturunan yang dapat dihasilkan maka terkadang pasangan tersebut akan cenderung menyalahkan pihak perempuan. Padahal sesungguhnya kalau mau balik pada arti hamil itu sendiri yakni penyatuan sperma dan ovum, maka terlihat jelas bahwa yang mengambil andil dalam proses kehamilan adalah kedua belah pihak. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung dimana biasanya untuk perempuan karena adanya gangguan pada rahim sedangkan untuk pria pada spermanya. Lain halnya dengan hamil anggur, seorang wanita merasakan kehamilan namun sel profoblast (bagian tepi sel telur) tidak terbentuk dengan baik sehingga muncul gelembung-gelembung persis seperti anggur. Atau ada lagi pasangan yang melakukan hubungan seksual disaat kematangan emosional dan tanggungjawabnya belum cukup memadai menjadi orangtua, cenderung mengambil cara menggugurkan kandungannya. Dalam UU telah dijelaskan bahwa pengguguran kandungan akan dijatuhi dan dianggap melakukan tindakan kriminal. Perlu diketahui bahwa efek dari pengguguran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan manfaatnya seperti perforasi (pendarahan akibat kuret), luka pada serviks uteri, pelekatan pada kavum uteri, infeksi pada saluran kandungan yang mungkin saja menyebar pada peredaran darah sampai terjadinya kematian.

     Berhubungan dengan kehamilan pasti berkaitan erat pula dengan alat kontrasepsi. Negara Mesir misalnya menggunakan tampok kevagina yang diberi cairan herbal, madu, campuran kotoran buaya, susu, asam dan madu. Ada pula yang meletakkan benda pada vagina untuk menghalangi jalannya sperma. Untuk Afrika Selatan, benda seperti polong dimasukkan pada alat kelamin sebagai alat kontrasepsi dan di Persia, spons dan alkohol dijadikan alat pencegah kehamilan. Namun di era sekarang, berbagai alat kontrasepsi sudah beredar dipasaran sesuai dengan selera kita sebagai konsumennya. Ada yang menggunakan kondom, pil KB, hormonal ring (cincin dimasukkan pada vagina dan menahan otot vagina sehingga hormon kesuburan menurun), hormonal patch (ditempatkan pada daerah bokong, perut, dada, lengan atas untuk menurunkan hormon kesuburan), progestin pills (menghambat ovulasi), spermicides, subdermal implants, dll. Ini merupakan sebagian dari alat kontrasepsi yang sekarang sudah beredar secara terbuka dipasaran. Namun selain mampu mempertahankan kesehatan kelamin dan mencegah terjadinya kehamilan, disisi lain penggunaan alat ini membuat pasangan berkurang rasa sensasi dan spontanitas dalam berhubungan seksual serta proses hubungan seksual berlangsung agak sedikit tidak nyaman karena adanya benda asing yang masuk pada tubuh kita. Saya sendiri lebih menyukai cara natural dalam mencegah terjadinya kehamilan yakni dengan KB, kesadaran akan masa suburnya, withdrawal (saat ejakulasi terjadi sperma disemprotkan keluar tubuh wanita bukan didalamnya) dan abstinence. Semua pilihan dari buatan dan alami telah tersedia dan sekarang semua itu balik lagi pada pilihan dan diskusi masing-masing pasangan dalam menggunakannya. :)

25 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar