Jumat, 29 Maret 2013
Everyone is Unique (Dionysius Dias Ardi Nugroho)
Siapa yang tidak mengenal Pangeran Diponegoro? Yang saya tahu, beliau adalah pahlawan dari Jawa Tengah. Beliau dengan gigih mengusir Belanda. Lekat dalam ingatan saya bahwa Perang Diponegoro terjadi pada tahun 1825-1830. Saya dapat mengingat tahun tersebut karena seperti waktu pada jam yaitu dari setengah tujuh kurang lima hingga setengah tujuh. Pengenalan tokoh pahlawan dan waktu perang didapat saat pelajaran sejarah. Pertama kali saya belajar sejarah kelas 4 sekolah dasar (SD) dan itu selalu diulang hingga kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA). Pernahkah Anda berpikir bahwa mengapa sejarah perlu dipelajari hingga berulang-ulang? Sebagian besar dari Anda akan menjawab untuk menumbuhkan cinta tanah air, untuk meniru semangat juang para pahlawan, untuk menyadari bahwa Indonesia adalah Negara yang luar biasa. Jawaban-jawaban diatas tidak ada yang salah karena memang begitu adanya.
Sama halnya dengan apa yang saya dapat pada saat mengikuti kuliah teknik wawancara tanggal 18 Maret 2013. Sejarah dan latar belakang seseorang perlu dipahami agar proses konseling dapat dilaksanakan dengan tepat. Fisik dan lingkungan telah mengolah seseorang menjadi pribadi yang sedemikian rupa. Untuk dapat memahami masalah klien, psikolog perlu mengetahui sejarah dan latar belakang klien. Psikolog harus dengan saksama memperhatikan saat klien menceritakan kehidupan keluarga, pernikahan, latar belakang pendidikan, dan lain-lain. Oleh sebab itu masalah klien dapat muncul dari seseorang atau suatu hal. Apabila psikolog merasa kurang jelas, dapat menanyakan informasi kepada klien jika informasi tersebut memang penting dan dibutuhkan untuk memperjelas masalah klien. Agar Anda lebih paham, saya memiliki ilustrasi sederhana. Anda dan saya hidup bersama orang lain. Beberapa dari orang lain merupakan teman-teman. Dari teman-teman pasti ada yang menjadi teman dekat atau sahabat. Kadang-kadang kita melihat teman kita begitu ceria dan senang. Lalu di kesempatan yang berbeda, kita melihat teman kita sedih atau kecewa hingga tidak berani mengajak bicara. Dari hal ini kita dapat belajar untuk memahami orang lain. Mungkin teman kita sedang ada masalah, kelelahan, atau hal-hal lain yang tidak terduga. Begitu juga saat berinteraksi dengan teman yang baru. Kadang kita berpikir, “mengapa saya bisa akrab dengan si A, sedangkan si B cuek sekali pada saya?” Mungkin kesalahan tidak terjadi pada kita tetapi butuh waktu bagi setiap orang untuk menyesuaikan diri dan butuh pemahaman secara khusus pada setiap individu karena setiap orang itu unik.
25 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar