Dalam kehidupan berumah tangga
memiliki seorang anak merupakan suatu hal yang amat dinginkan oleh semua orang
yang menjalankan kehidupan berumah tangga. Memiliki anak merupakan hal yang
sangat membahagiakan untuk sepasang suami istri terutama untuk wanita. Hal ini
dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu ciri kebesaran dari seorang
wanita, ketika seorang wanita dapat hamil, melahirkan seorang anak hingga harus
mengurus dan membesarkan bayi yang dilahirkannya disitulah ada suatu kepuasan
dan kebanggan yang tentunya membawa kebahagiaan bukan hanya untuk wanita itu sendiri
tetapi untuk suami dan orangtua meraka pun merasa bahagian dengan hal tersebut.
Tetapi dalam kenyataannya sekarang ini tidaklah semua pasangan dapat dengan mudah
memiliki keturunan, tidak sedikit pasangan suami istri yang telah menikah
selama bertahun-tahun tetapi belum juga
dikaruniai seorang anak dalam kehidupan berumah tangganya. Bahkah tak sedikit
juga pasangan suami istri yang pada akhirnya tidak dapat memiliki keturunan, hal
ini dapat disebabkan oleh masalah infertilitas atau ketidak suburan yang di
alami oleh pasangan suami istri tersebut. Kebanyakan orang menganggap masalah
infertilitas ini sebagai masalah yang terjadi pada kaum perempuan. Padahal pada
kenyataanya masalah ini juga dapat terjadi pada kaum laki-laki. Jadi pada
intinya pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki keturunan bukan hanya
disebabkan oleh wanitanya saja yang mengalami infertilitas tetapi pria pun
memiliki kemungkinan untuk juga mengalami infertitas atau ketidak suburban sperma.
Tak sedikit pasangan suami istri yang mengalami infertilitas tetapi tetap
inigin memiliki seorang anak pada akhirnya mereka memilih cara mengadopsi
seorang anak mungkin dari panti asuhan atau menganggat anak dari saudara mereka.
Sebelum masalah infertilitas muncul
dalam kehidupan berumah tangga ada banyak hal yang seblumnya harus dimengerti
dan di pahami oleh pasangan suami istri, karena jika memang benar-benar masalah
ini muncul jika pemahaman mereka kurang maka akan memunculkan masalah lain
lagi. Seseorang yang mengalami infertilitas atau kemadulan mungkin akan merasa
dirinya tidak pantas dan tidak mampu untuk memberikan kebahagiaan kepada orang
yang dikasihinya seperti suami/istri ataupun orangtua mereka. Mereka pun akan
merasakan kesedihan karena tidak mampu untuk memilik anak. Infertilitas ini pun akan mempengaruhi tingkat
well-being dari pasangan, ini berarti mungkin dengan diketahuinya salah satu
dari pasangan suami istri ini mengalami kemandulan akan membuat kehidupan rumah
tangga mereka menjadi tidak harmonis lagi dan tidak menutup kemungkinan akan
muncul perdebatan yang akan berujung kepada percaraian. Oleh karena itu penting
sekali bagi pasangan suami istri untuk mampu memahami bahwa memiliki anak
bukanlah hanya satu-satunya cara atau hal yang akan membuat kebahagiaan dari
kehidupan berumah tangga, tetapi keharmonisan, kebersamaan itu jauh lebih
penting, karena percuma memiliki anak tetapi dalam keseharian tidak ada
keharmonisan tercipta tetapi malah selalu keributan yang muncul maka
kebahagiaan itu tidak akan pernah dirasakan. Oleh karena itu menciptakan
keharmoisan sangatlah penting untuk dapat merasakan kebahagiaan dalam kehidupan
berumah tangga.
Selain itu penting juga untuk mengubah
mindset yang dimiliki bahwa ketika melakukan suatu pernikahan hal yang utama
adalah memiliki seorang anak. Pandangan ini haruslah diubah dengan pemikiran
yang memandang bahwa ketika memasuki kehidupan berumah tangga yang terpenting
adalah merasakan kebahagiaan. Infertilitas yang di alami oleh pasangan suami
istri juga dapat menyebabkan terjadinya kecemasan dan kekhawatiran yang munkin
akan muncul di dalam diri, hal ini mungkin dapat di sebebkan oleh banyak orang
disekitar akan membicarakan masalah yang dialaminya ini. Dengan adanya pembicaraan banyak orang yang terus
menerus akan memunculkan stress. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama maka akan berujung kepada
terjadinya depresi. Selain dari pasangan suami istri ada baiknya juga orangtua
dan orang disekitarnya mampu untuk memahami dan juga tetap memberikan semangat,
serta tidak membicarakan atau mejelekan mereka karena ketidak mampuan mereka
mendapatkan keturunan karena semua itu merupakan karunia dari Tuhan. Pasangan pun
harus mampu memahami bahwa mungkin. Tuhan memiliki rencana lain dalam kehidupan
ini, oleh karena itu janganlah menyerah, dan rendah diri atau merasa melu
karena ketidak mampuan untuk memiliki keturunan dan tetntunya teruslah berjuang
menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan selalu menjaga keharmonisan
agar kebahagiaan selalu dapat dirasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar