Jumat, 29 Maret 2013
Tanyakan Juga Sejarah Sosialnya (Winda Dawin)
Permasalahan yang dialami subjek atau klien ketika mereka datang ke psikolog, dapat dilihat atau juga dianalisis dari sejarah sosial mereka. Satu sesi wawancara tidak cukup hanya untuk membahas pengalaman atau kehidupan subjek terdahulu. Namun, permasalahan yang dialami subjek bukan hanya disebabkan oleh faktor bawaan namun juga oleh faktor lingkungan, dan setiap faktor-faktor yang dialami seseorang tidaklah sama untuk setiap orang.
Tugas wawancara disini juga, membantu subjek untuk menceritakan pengalaman atau permasalahan mereka, dan psikolog di sini juga membantu subjek untuk mengobati gangguannya dan bukan seseorang yang dengan gangguan. Tujuan dari wawancara sejarah sosial subjek adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih kaya, dan melihat serta mendengarkan bagaimana perasaan dan arti dari cerita yang disampaikan subjek.
Adapun area-area sejarah sosial yang perlu ditanyakan pada subjek saat interview. Ajukan pertanyaan seputar sejarah keluarga subjek. Tanyakan pada subjek, mereka lahir dimana, kemudian tanya keluarga kandung mereka. karena disini sangat penting untuk mengetahui simtom atau masalah perilku yang disebabkan atau diturunkan dari anggota keluarga. Disini dikatakan juga bahwa, cara komunikasi, karakteristik, konflik subjek dimasa lalu, serta norma yang ditanamkan dikeluarga subjek, dapat dihubungkan dengan gangguan subjek saat ini. Dalam wawancara seputar sejarah keluarga subjek, yang harus dikemabngkan lebih lanjut yaitu, biografi singkat orang tua, saudara, pasangan, dan anak-anak, kemudian pelajari tentang hubungan antara subjek dengan kerabat mereka, baik saat ini atau dimasa kanak-kanak. Sebuah cara yang efektif untuk melacak informasi ini adalah Genogram keluarga yang dikembangkan oleh Murray Bowen.
Setelah sejarah keluarga, saat wawancara dapat juga menanyakan seputar sejarah pendidikan subjek. Pendidikan yang baik, atau mendapatkan penghasilan yang baik karena pendidikan yang mendukung, tidak juga membuat seseorang memiliki periilaku yang baik juga. Bisa saja mereka memiliki gangguan dalam bersosialisasi, penggunaan narkoba, atau juga kurangnya petemanan. Selain menanyakan pendidikan, saat wawancara juga menanyakan pekerjaan subjek. Namun, cara beertanya mengenai pekerjaan subjek juga harus diperhatikan, karena sebaiknya gunakan pertanyaan yang lebih umum, seperti “apa kesibukannya setiap hari”.
Kemudian juga mengajukan pertanyaan mengenai sejarah pernikahan, hubungan interpersonal, pengalaman berekreasi, sejarah atau pengalaman seksual subjek, pengalaman Psikiatrik dan sejarah Psikoterapi, sejarah hukum subjek, serta pengalaman mengkonsumsi narkoba. Untuk pengalaman seksual, hal ini sangat senstif sehingga pewawancara harus menanyakan hal ini dengan hati-hati. Kemudian jika mengenai pengalaman hukum, apakah subjek pernah berhubungan dengan hukum.
Jadi, agar wawancara mengenai sejarah sosial menjadi lancar, pewawancara harus mendengarkan apa yang subjek ceritakan pada kita. Lalu, jika ingin berbicara, katakan hal atau tanyakan hal yang penting, lakukan interview dan bukan mengintrogasi. Jadilah penanya yang memiliki rasa penasaran yang tinggi, namun alami. Pewawancara juga tidak dapat mengingat semua hal yang subjek ceritakan, ingat hal yang penting saja, dan ajak subjek atau bantu subjek untuk menceritakan kisah-kisah mereka secara baik dan jelas.
22 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar