Minggu, 31 Maret 2013

"Every People is Unique" (Nurul Hidayah Prabowo)


     Pada saat di kelas Teknik Wawancara (18/03), saya membaca tema perkuliahan pada minggu ini. Saat membacanya, yang terbesit di benak terdalam saya adalah mengenai hubungan seseorang (klien) dengan lingkungannya secara umum saja. But, saat dosen saya menjelaskan apa-apa saja yang terkait riwayat sosial. Ternyata Social History lebih dari itu.
     Jadi, jenis seperti itulah makhluk yang bernama social history ini. Data yang didapat lebih detail, karena riwayat klien mencerita cerita mengenainya yang lebih dari seperangkat fakta saja. Karena setiap individu itu sangat kompleks. Nggak salah dong kalau saya memberikan judul blog saya "Every people is unique". Next....!
     Dalam membuat social history ini kita harus mengingat lagi, bahwa masalah yang dihadapi setiap individu  tidak hanya karena bawaan (nature), tapi juga karena faktor lingkungan nurture). Jadi jangan salahkan faktor genetik saja, karena lingkungan juga memberikan kontribusi pada masalah klien. Social History ini memiliki tujuan juga lohhh,, yaitu untuk memperoleh informasi yang cukup untuk konsep asal-usul kesulitan klien. So, apa aja sih konsep asal usul kesulitan klien? Area social history itu meliputi family history, education history, occupational training/job history, marital history, sexual history, medical history, psychiatric or pychotherapy history, dan legal history. Semoga enggak engos-engosan  yaa bacanya.. :) Di paragraf selanjutnya saya akan mencoba meringkas info-info intinya saja (Ini merupakan bentuk empati saya agar pembaca tidak bosan membacanya,, lohhh… hehe :P)
     Family history, mencakup pertanyaan mengenai di mana mereka (klien) lahir dan dibesarkan. Eittsss,, bisa aja loh klien tersebut lahir dan dibesarkan di kota yang berbeda. Jadi jangan remehkan dulu pertanyaan ini. Adapun cara yang efektif untuk mempermudah alur family history, yakni dengan GENOGRAM. Berikut contoh  dari Genogram :
     Next, Educational history. Klien membagi ingatan dan persepsi terhadap waktu saat di sekolah. Hal ini tidak hanya dapat membantu interviewer dalam menilai bagaimana klien menjalani proses pendidikan, tapi juga dalam proses sosialisasinya. Sebab, kurangnya hubungan mungkin mengindikasikan kegagalan untuk menguasai ketrampilan dasar sosialisasi. Nah lohh,,
     Occupational training/job history. Pantangan bagi interviewer adalah menanyakan pekerjaan klien, apalagi yang berstatus pengangguran. Sebab hal ini akan membuat klien tidak nyaman. Nggak maukan kalau tiba-tiba klien garuk-garuk meja atau lantai di ruangan kita?. Untuk mengganti pertanyaan mengenai apa pekerjaan klien, alternatifnya bisa menggunakan pertanyaan, “apa kesibukan klien saat ini” (cari aman, mendingan pake pertanyaan alternatif aja yaaa.. :D).

     Marital history. Hal ini bertujuan untuk mempelajari mengenai beberapa hubungan lain klien yang dianggap signifikan. Status pernikahan sendiri ada single (dalam bahasa gaulnya jomblo :p), sudah menikah, bercerai, dan janda atau duda. Dalam marital history terdapat hubungan interpersonal (apakah klien memiliki teman? Ini akan membantu klien membicarakan bagaimana hubungan kerjanya) dan recretional preferences (bagaimana klien bersenang-senang? Jawaban mereka akan mengindikasi ketidakmampuan bertoleransi secara spontan atau berprilaku “anak kecil”.
     Sexual history. Topik yang kebanyakan dianggap sensitif, oleh karena itu interviewer harus berhati-hati dalam memilih kalimat pertanyaan. Cakupan riwayat seksual meliputi preferensi seksual, praktek seksual, fungsi seksual, orientasitas seksual, orientasi seksual, penyakit seksual yang menular, dan kekerasan seksual. 
     Medical history meliputi rawat jalan, riwayat rawat inap, riwayat operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, medical check up terbaru, nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi. 
     Psychiatric/psychotherapy history. Hal ini mencakup informasi mengenai psikiater atau psikoterapi yang pernah menangani klien sebelum kita (assyikkk,, aminin aja yaa.. :D)



     Legal history meliputi perilaku ilegal klien yang mungkin memiliki karakteristik patologis. Misalnya perilaku penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol dan mengkonsumsi nikotin dan atau kafein. Lagi-lagi, sebagai interviewer yang kompeten, kita harus hati-hati dalam menggunakan pertanyaan. 
     Intinya adalah setiap orang memiliki situasi dan permasalahan yang berbeda-beda, karena pada dasarnya setiap orang itu unik.
Alhamdulillah, akhirnya tiba pada paragraf penutup… ( sambil bersorak dalam hati dengan gegap gempita :D).
     Kurang lebih seperti itulah cakupan dalam Social History. Banyak sihh, tapi informasi yang didapat cukup penting dan sangat bermanfaat lohh.. J Sekian blog  dari saya untuk tugas minggu ini (tentang Social History), panjang pendeknya tulisan saya mohon maaf dan mohon kritik dan sarannya yaa.. :D

23 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar