Pada saat di kelas Teknik Wawancara (18/03), saya membaca tema perkuliahan pada
minggu ini. Saat membacanya, yang terbesit di benak terdalam saya adalah
mengenai hubungan seseorang (klien) dengan lingkungannya secara umum saja. But,
saat dosen saya menjelaskan apa-apa saja yang terkait riwayat sosial. Ternyata Social
History lebih dari itu.
Jadi, jenis seperti itulah makhluk yang bernama social history ini. Data
yang didapat lebih detail, karena riwayat klien mencerita cerita mengenainya
yang lebih dari seperangkat fakta saja. Karena setiap individu itu sangat
kompleks. Nggak salah dong kalau saya memberikan judul blog saya
"Every people is unique". Next....!
Dalam membuat social history ini kita harus mengingat lagi, bahwa
masalah yang dihadapi setiap individu tidak hanya karena bawaan (nature),
tapi juga karena faktor lingkungan nurture). Jadi jangan salahkan faktor
genetik saja, karena lingkungan juga memberikan kontribusi pada masalah klien. Social History ini memiliki tujuan juga lohhh,, yaitu untuk memperoleh informasi yang cukup untuk konsep
asal-usul kesulitan klien. So, apa aja sih konsep asal usul kesulitan klien? Area social history itu meliputi family history, education history, occupational
training/job history, marital history, sexual history, medical history,
psychiatric or pychotherapy history, dan legal history. Semoga enggak
engos-engosan yaa bacanya.. :) Di paragraf selanjutnya saya akan
mencoba meringkas info-info intinya saja (Ini merupakan bentuk empati saya agar
pembaca tidak bosan membacanya,, lohhh…
hehe :P)
Family
history, mencakup pertanyaan mengenai di mana mereka (klien) lahir dan
dibesarkan. Eittsss,, bisa aja loh
klien tersebut lahir dan dibesarkan di kota yang berbeda. Jadi jangan remehkan
dulu pertanyaan ini. Adapun cara yang efektif untuk mempermudah alur family history, yakni dengan GENOGRAM.
Berikut contoh dari Genogram :
Next, Educational history. Klien membagi
ingatan dan persepsi terhadap waktu saat di sekolah. Hal ini tidak hanya dapat
membantu interviewer dalam menilai
bagaimana klien menjalani proses pendidikan, tapi juga dalam proses
sosialisasinya. Sebab, kurangnya hubungan mungkin mengindikasikan kegagalan
untuk menguasai ketrampilan dasar sosialisasi. Nah lohh,,
Occupational training/job history. Pantangan
bagi interviewer adalah menanyakan
pekerjaan klien, apalagi yang berstatus pengangguran. Sebab hal ini akan
membuat klien tidak nyaman. Nggak maukan
kalau tiba-tiba klien garuk-garuk meja atau lantai di ruangan kita?. Untuk
mengganti pertanyaan mengenai apa pekerjaan klien, alternatifnya bisa
menggunakan pertanyaan, “apa kesibukan klien saat ini” (cari aman, mendingan pake pertanyaan alternatif aja yaaa.. :D).
Marital history. Hal ini bertujuan untuk
mempelajari mengenai beberapa hubungan lain klien yang
dianggap signifikan. Status pernikahan sendiri ada single (dalam bahasa gaulnya jomblo :p), sudah menikah, bercerai, dan
janda atau duda. Dalam marital history
terdapat hubungan interpersonal (apakah klien memiliki teman? Ini akan membantu
klien membicarakan bagaimana hubungan kerjanya) dan recretional preferences (bagaimana klien bersenang-senang? Jawaban
mereka akan mengindikasi ketidakmampuan bertoleransi secara spontan atau
berprilaku “anak kecil”.
Sexual
history. Topik yang kebanyakan dianggap sensitif, oleh karena itu interviewer harus berhati-hati dalam
memilih kalimat pertanyaan. Cakupan riwayat seksual meliputi preferensi
seksual, praktek seksual, fungsi seksual, orientasitas seksual, orientasi
seksual, penyakit seksual yang menular, dan kekerasan seksual.
Medical
history meliputi rawat jalan, riwayat rawat inap, riwayat operasi, masalah
kesehatan gigi dan mulut yang serius, medical
check up terbaru, nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi.
Psychiatric/psychotherapy
history. Hal ini mencakup informasi mengenai
psikiater atau psikoterapi yang pernah menangani klien sebelum kita (assyikkk,, aminin aja yaa.. :D)
Legal
history meliputi perilaku ilegal klien yang mungkin memiliki karakteristik
patologis. Misalnya perilaku penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol dan
mengkonsumsi nikotin dan atau kafein. Lagi-lagi, sebagai interviewer yang kompeten, kita harus hati-hati dalam menggunakan
pertanyaan.
Intinya adalah setiap orang memiliki
situasi dan permasalahan yang berbeda-beda, karena pada dasarnya setiap orang
itu unik.
Alhamdulillah,
akhirnya tiba pada paragraf penutup… ( sambil bersorak dalam hati dengan gegap
gempita :D).
Kurang lebih seperti itulah cakupan dalam Social History. Banyak sihh, tapi informasi yang didapat cukup
penting dan sangat bermanfaat lohh.. J Sekian blog dari saya untuk tugas minggu ini (tentang Social History), panjang pendeknya
tulisan saya mohon maaf dan mohon kritik dan sarannya yaa.. :D
23 Maret 2013
23 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar