Pada pelajaran minggu ini, saya banyak mendapatkan
inspirasi mengenai homophobia dan
homoseksual. Saya baru mengetahui istilah homophobia.
Saat itu merupakan pertama kalinya saya mendengar istilah tersebut. Ada orang-orang
yang begitu takut dengan homoseksual. Bahkan untuk membicarakannya pun sudah
membuat mereka memiliki perasaan yang tidak nyaman. Namun, saya jadi berpikir
dan bertanya-tanya, apakah seseorang yang mengalami homophobia dapat menjadi homoseksual karena adanya suatu kejadian
tertentu sehingga menyebabkan orientasi seksualnya berubah?
Selain itu, saya juga berpikir mengenai profesi
seorang psikolog yang menjadi cita-cita saya. Sebagai seorang psikolog, mungkin
suatu saat ia akan menghadapi suatu tantangan dalam menghadapi kasus-kasus yang
berhubungan dengan homoseksual. Di satu sisi, homoseksual dianggap sebagai
suatu hal yang tidak normal di masyarakat. Seseorang harus memiliki pasangan
yang berbeda dengan jenis kelamin dirinya. Adanya pertentangan dengan ajaran
agama juga merupakan suatu tantangan tersendiri. Namun, di sisi lain, profesi
sebagai seorang psikolog juga dituntut untuk memperhatikan kesejahteraan setiap
individu. Jika individu yang mengalami homoseksual sudah merasa nyaman dengan
keadaan tersebut, maka ia berhak untuk terus berada dalam keadaan itu.
Seandainya saya berhadapan dengan situasi tersebut,
maka akan sangat sulit memutuskan apa yang harus saya lakukan. Namun, mungkin
hal yang perlu saya ingat adalah bahwa seseorang yang memiliki orientasi
seksual homoseksual atau biseksual juga merupakan manusia biasa yang patut
dihargai dan berhak mendapatkan kehidupan yang layak.5 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar