Minggu, 26 Agustus 2012

Perempuan dan Karir (Priscilla Nathania)


Ketika kuliah pertama di kelas psikologi perempuan, saya mendapatkan pengetahuan baru tentang sosok seorang perempuan. Laki-laki dan perempuan tidak bisa disamakan, semuanya berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal seperti struktur fisik, pola pikir dan perilaku. Semakin berkembangnya zaman, perempuan semakin maju dan tidak mau terlalu dianggap lebih rendah dibanding laki-laki. Perempuan sekarang bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi sama seperti yang bisa laki-laki dapatkan. Hal inilah yang membuat perempuan bisa menjadi pesaing laki-laki di dunia kerja.  Perempuan mulai dianggap keberadaan serta potensinya, sehingga membuat perempuan bisa berkarir bebas demi masa depannya sendiri. Mulai banyak perempuan yang memilih tidak menikah, melainkan mengurus anak sendiri dan menjadi single mother karena kemandirian yang dimilikinya membuat sosok perempuan tersebut tidak bergantungan terhadap laki-laki. Adapula yang memilih tidak menikah karena tidak siap mengurus anak dan takut kehilangan pekerjaan yang disukainya karena harus mengurusi urusan rumah tangga.
     Emansipasi yang terjadi pada perempuan membuat perempuan semakin mandiri dan tangguh. Dimana perempuan bisa memperjuangkan hak bagi diri mereka sendiri. Ada nilai positif dari perubahan peran perempuan di dalam dunia karir. Positifnya membuat perempuan menjadi lebih mandiri dan menjadi lebih dihargai. Ada dampak dari hal ini karena perempuan yang telah menjadi sangat mandiri dan merasa sudah bisa menyelesaikan semuanya sendiri membuat perempuan memilih untuk sendiri, padahal wanita dikodratkan untuk melahirkan anak yang kemudian diasuh dengan baik hingga dewasa.
     Bagi ibu yang sudah mempunyai anak namun tetap memilih untuk berkarir di dunia kerja membuat waktu bersama anak kurang, kesibukan ibu pada pekerjaan juga dapat membuat suami merasa dirinya dan anak ditelantarkan sehingga dapat menjadi pemicu dalam rumah tangga. Meskipun perkembangan perempuan semakin modern, masih terdapat laki-laki yang menuntut seorang wanita untuk berhenti bekerja ketika menikah. Tuntutan suami yang seperti itu sangat membatasi ruang lingkup perempuan, baik pekerjaan maupun kehidupan sosialnya.
     Tidak menjadi masalah jika seorang wanita yang telah menikah dan memiliki anak untuk tetap bekerja, jika ibu bisa mengatur waktu dengan baik. Jadikan keluarga prioritas pertama dan pekerjaan menjadi prioritas kedua. Pembagian waktu yang baik akan mencegah masalah seperti ini, sehingga wanita dapat berkeluarga sekaligus tetap berkembang sesuai keinginannya.
     Populasi perempuan yang memang lebih banyak dibandingkan laki-laki membuat angka pertumbuhan bagi pekerja perempuan pun meningkat. Perempuan menjadi bisa melakukan pekerjaan laki-laki, misalnya menjadi sopir, satpam, atau buruh bangunan. Perempuan memang berbeda dengan laki-laki, namun perempuan tidak pantas untuk dianggp lebih rendah dibanding laki-laki. Laki-laki memiliki kemampuan, perempuan pun begitu. Akan lebih baik jika saling menghargai dan saling melengkapi dengan kemampuan yang dimiliki pribadi masing-masing karena tidak ada yang lebih baik ataupun yang lebih buruk.


26 Agustus 2012

Emansipasi Wanita dan Dampak Negatifnya (Dini Puspita Ayati)


      Saat ini kita sudah mengenal yang biasa disebut emansipasi wanita. Emansipasi wanita merupakan suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria di segala bidang kehidupan. Emansipasi wanita bertujuan memberi wanita kesempatan belajar, bekerja, serta berkarya sesuai dengan keinginannya. Selain itu, emansipasi wanita juga bertujuan agar wanita dapat membuat keputusan serta menentukan nasib untuk dirinya sendiri.
     Menurut saya saat ini emansipasi wanita sudah berjalan cukup baik. Sudah banyak wanita yang pada saat ini bekerja serta berkarya sesuai dengan keinginannya. Bahkan pekerjaan seperti supir taksi yang biasanya dilakukan oleh pria pun, saat ini sudah dapat dilakukan oleh wanita. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini persamaan hak terhadap kaum pria yang dituntut oleh kaum wanita telah terwujud.
     Tetapi disamping itu, terdapat dampak negatif yang terjadi dari adanya emansipasi wanita. Beberapa wanita yang sudah menikah yang memilih untuk bekerja, menjadi lebih lebih sibuk dengan pekerjaannya tersebut dan lupa akan tugas utamanya, yaitu mengurus rumah tangga. Banyak wania menikah yang jarang mengurus keperluan rumahtangganya karena sibuk dengan pekerjaannya. Banyak wanita menikah yang jarang bertemu anaknya di rumah karena terlalu sibuk akan pekerjaannya. Bukankah apapun kedudukan seorang wanita menikah, ia harus tetap ingat bahwa kewajibannya adalah mengurus rumahtangganya? Bukankah apapun kedudukan seorang wanita menikah, ia tetap harus memperhatikan perkembangan anaknya? Karena sangat disayangkan jika seorang wanita menikah sukses dalam pekerjaannya tetapi ia menelantarkan keluarganya, terutama anak-anaknya.
     Rumah merupakan lingkungan paling penting terhadap perkembangan seorang anak. Jika orangtua ingin anak mereka tumbuh dan berkembang sesuai harapan dan keinginannya, seharusnya orangtua anak itu sendirilah yang mendidik anak mereka. Maka dari itu, saya berharap kepada seluruh wanita bekerja yang sudah menikah agar tetap mengutamakan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan pekerjaannya. Karena kita akan sangat menyesal jika kita sudah menelantarkan keluarga kita kelak. Dan saat kita sudah menyesal, tidak ada yang dapat kita lakukan lagi nantinya selain menyesali perbuatan kita.

26 Agustus 2012

Pandangan Masyarakat Terhadap Perempuan (Johannes Kaspar)


  Saya menulis artikel ini setelah mendapatkan beberapa informasi di kelas psikologi perempuan. Pada pertemuan pertama, ibu Henny menjelaskan bahwa psikologi itu awalnya tercipta hanya untuk laki-laki, penelitian-penelitian psikologi saat itu khususnya ditujukkan kepada laki-laki kulit putih. Pada saat ilmu psikologi tercipta, hak sosial antara laki-laki dan perempuan masih berbeda, saat itu perempuan masih dilihat sebelah mata. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, para perempuan pun mengeluarkan suara mereka untuk menyerukan hak-hak nya. Setelah itu orang-orang baru mendalami psikologi perempuan, karena pada dasarnya, laki-laki dan perempuan tidak hanya memiliki bentuk fisik yang berbeda, akan tetapi sifat dan perilakunya pun berbeda.
     Hingga saat ini pandangan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan pada umumnya masih tidak terlalu berbeda dari yang dulu. Kebanyakan orang masih memiliki rasa stereotype terhadap perempuan. Contoh yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika di jalanan, kita menemui mobil yang berjalan pelan, atau kurang mahir saat parkir, pada umumnya secara spontan orang-orang akan mengira yang mengendarai mobil tersebut adalah perempuan. Hal-hal seperti inilah yang masyarakat kita perlu sadari, kenapa masih ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
     Stereotyping seperti ini pun kerap terjadi dalam rumah tangga, dan karir perempuan. Perempuan dianggap tidak akan dapat melakukan pekerjaan laki-laki. Menjadi sopir misalnya, orang akan cenderung menganggap sopir perempuan kurang mahir dalam menyetir karena dia adalah seorang perempuan. Berbeda jika sopir itu laki-laki maka akan langsung dipercaya kalau mahir dalam menyetir dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Seiring dengan kemajuan zaman, masyarakat harus mulai memiliki pemikiran yang lebih luas, dan tidak menggunakan pikiran stereotype terhadap perempuan lagi. Ilmu psikologi perempuan juga membantu kita untuk lebih dapat mengerti maupun mengenal tentang sifat dan perilaku perempuan, supaya masyarakat lebih menghargai perempuan-perempuan dan supaya mereka mendapatkan hak-hak nya. Satu hal yang pasti, saat ini perempuan berkembang menjadi lebih baik secara perlahan-lahan untuk mendapatkan hak sama dengan laki-laki Semoga tulisan dari saya ini membantu pembaca untuk memperluas wawasan akan keadaan yang sedang kita hadapi di masyarakat ini.

26 Agustus 2012

Ladies First (Tiara Mareta)


  Pernahkah kalian mendengar istilah "Ladies first" ? Pastinya kata-kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kalian, bukan? Betul sekali,kata-kata ini seringkali digunakan kaum pria untuk mempersilakan kaum wanita terlebih dahulu, masuk kedalam mobil, naik lift, atau bahkan untuk antrian. Bagi kita para perempuan , pasti kita akan berpikir "wah, gentleman sekali laki-laki ini."
     Nah, apakah kalian kaum pria mengetahui asal muasal istilah ini? istilah "ladies first" berasal dari Italia pada abad ke 8 Masehi. Kebanyakan dari pengguna kata-kata ini pasti tidak mengetahui cerita dibalik kata-kata ini bukan? Ternyata, ceritanya berawal dari seorang pemuda kaya yang jatuh cinta dengan perempuan miskin, yang dengan pasti tidak akan direstui oleh orangtua pihak laki-laki. Singkat cerita, mereka berdua sepakat untuk bunuh diri bersama dengan terjun dari sebuah batu besar, dibawahnya adalah laut lepas. Mereka sudah berdiri disana, saling mengucap janji, yang kemudian di akhiri dengan pemuda yang melompat terjun ke laut tersebut, tersapu ombak dan dapat dipastikan, meninggal. Perempuan yang melihat kejadian tragis tersebut akhirnya mengurungkan niat untuk bunuh diri, mengingkari janji mereka, kemudian kembali ke desa dan akhirnya menikah dengan pemuda dengan derajat yang sama. Kejadian tersebut kemudian terdengar sampai ke penduduk desa dan kemudian mengilhami meeka untuk tidak mempercayai kaum perempuan lagi serta mengedepankan perempuan untuk segala hal, agar tidak terulang kejadian yang sama.
     Saat ini, istilah tersebut sudah berkurang gaungnya. Hal ini diakibatkan oleh kesadaran kaum wanita untuk tidak selalu ingin didahulukan, di Barat sendiri, kalimat ini seringkali diprotes oleh kaum wanita. Mereka sudah sadar bahwa mereka tidak ingin disanjung seperti itu. Adanya tradisi stereotype tentang wanita bahwa wanita harus selalu didahulukan sudah tidak mampu lagi. Mengapa? Karena kaum perempuan sadar bahwa mereka sekarang sudah setara, tidak lagi harus selalu disuruh-suruh untuk lebih dahulu. Jika memang ingin dahulu, tentu kita wanita dapat melakukannya sesuka hati, tanpa harus dipersilakan terlebih dahulu oleh pria.
     Dan, tahukah kalian pada jaman peperangan, wanita selalu didahulukan? Hal ini adalah karena kalau ada jebakan atau bom yang terinjak, bukan mereka yang langsung terkena, akan tetapi perempuan tadi. Karena bagi mereka perempuan tak ada harganya. Jadi, bagi kaum wanita yang sekarang masih merasa tersanjung saat pria menggunakan jurus jitu tersebut, bukankah sebaiknya kita waspada? Siapa tahu ternyata didepan langkah kita terdapat ranjau? ;)

26 Agustus 2012

Psikologi Perempuan (Devi Angela)



Akhirnya semester ini ambil matakuliah Psikologi Perempuan! Ternyata fakultas psikologi mempelajari psikologi khusus perempuan dan dosen saya mengatakan mengapa tidak ada psikologi laki-laki, karena psikologi itu sendiri adalah laki-laki. Wow! Saya baru tahuuuu! ^^

     Perempuan lebih sulit mengetahui kondisi psikologisnya, mungkin hal ini dikarenakan perempuan lebih dominan dalam perasaan sehingga pada saat sebuah masalah datang, perempuan lebih sulit berpikir logis dan jernih dibandingkan laki-laki. Saya jadi teringat ada sebuah pernyataan bahwa "Pikiran perempuan seperti mie, sedangkan pikiran laki-laki seperti bihun" maksudnya adalah saat dimana perempuan mengalami suatu permasalahan kondisi yang ada di dalam pikiran perempuan menjadi rumit dan tercampur aduk seperti mie keriting, sedangkan pada saat laki-laki mengalami suatu permasalahan pikiran mereka seperti bihun, tidak akan terlilit satu sama lain melainkan laki-laki mampu memisahkan satu permasalahan dengan permasalahan lainnya. Maka muncul lah pelajaran psikologi perempuan ini, agar para perempuan dapat lebih memahami kondisi saat merasa tertekan.

     Matakuliah ini juga ditujukan untuk menyadarkan para perempuan bahwa kedudukan perempuan dengan laki-laki adalah sederajat. Laki-laki dan perempuan adalah makhluk serupa tetapi tidak sama. Dua jenis makhluk ini diciptakan untuk saling melengkapi ^^

Ada puisi yang diucapkan oleh dosen kami yang amat sangat berkesan, saya lupa dari siapa author nya, kira-kira begini intinya:
Perempuan tidak diciptakan dari tulang tengkorak laki-laki, agar tidak menjadi sok pintar
Perempuan juga tidak diciptakan dari tulang kaki laki-laki, karena bukan untuk diinjak-injak
Tetapi perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang dekat dengan hati, supaya tetap dikasihi sampai selamanya. *so sweet* 

     Baru hari pertama aja udah belajar banyak hal istimewa, jadi gak sabar minggu-minggu berikutnya. Semoga lulus dari pelajaran ini jadi bisa lebih memahami wanita dari sisi psikologisnya. Happy Reading All :)

26 Agustus 2012

Feminisme? (Amelia Lay)


Zaman dulu kaum perempuan sering di-anak-tirikan dalam banyak hal. Sebagai contoh nyata yang berada di dekat dengan kita, siapa lagi kalau bukan RA. Kartini. Tokoh emansipasi perempuan kita ini hidup di akhir abad 19. Beliau sempat merasakan sulitnya mendapatkan hak-hak yang diinginkannya sebagai perempuan di zaman itu. Kartini merupakan anak pejabat (bangasawan) dan cukup kaya raya pada zamannya, namun beliau hanya dapat sekolah sampai SD. Lalu bagaimana dengan nasib perempuan-perempuan lain yang orang tuanya bukan pejabat dan tidak memiliki kekayaan apapun? Kartini tidak dapat menempuh pendidikan sebagaimana teman-teman sebayanya yang berjenis kelamin laki-laki. Cukup ironis memang, perempuan-perempuan ini harus menikah di usia dini. Kaum perempuan ini masih merasakan yang namanya dipingit (diam dirumah, ga boleh ktemu siapa-siapa) sampai tiba waktunya untuk mereka menikah. Tidak hanya itu, mereka terkadang tidak dapat memilih sendiri calon suami mereka, atau dengan kata lain mereka menikah dengan cara dijodohkan. Pada zaman itu peran laki-laki memang lebih mendominasi dari perempuan, baik di keluarga maupun di dunia kerja. Akan tetapi, perjuangan yang dilakukan oleh Kartini telah membuka mata kita semua kalau hak atas pendidikan, sosial, pekerjaan, politik, dan ekonomi tidak hanya bisa didapat oleh laki-laki saja, tapi boleh dirasakan juga oleh perempuan.

Dari sinilah bermunculan gerakan-gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh para perempuan yang merasa "dijajah" untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Gerakan ini dikenal dengan sebutan Feminisme. Well, apa tujuan dari gerakan ini? Simple banget, mereka hanya ingin memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka. Awalnya gerakan ditujukan untuk mengakhiri masa-masa pembelengguan terhadap kebebasan perempuan. Secara umum kaum perempuan merasa diabaikan dalam segala bidang dan mereka selalu dinomor duakan oleh kaum laki-laki. Suara aspirasi mereka pun juga tidak pernah didengarkan. Kaum perempuan ini ingin mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan, sosial, pekerjaan, politik, dan ekonomi. Isu-isu yang diperjuangkan oleh kaum feminis ini antara lain mendapatkan pendidikan yang sama, dapet izin cuti dan tunjangan anak untuk wanita yang bekerja, persamaan pendapatan, dan hak untuk voting dalam pemilu.

Sekarang kita sudah merasakan kebebasan yang telah diperjuangkan oleh para kaum feminisme, especially from RA. Kartini. Tapi ini tidak berarti bahwa ini merupakan kesempatan untuk para perempuan diluar sana untuk balik menjajah laki-laki lho. Kita tetap harus tau dimana posisi kita dan tetap saling respect satu sama lain. 

We always hear the phrase 'treat women with respect'. But it shouldn't be gender specific, it should be 'treat people with respect'. #thatonerule
26 Agustus 2012

Saatnya Kaum Perempuan Beraksi (Leni Kopen)



Setelah saya mendengarkan ibu Henny mengajar pada pertemuan pertama di Psikologi Perempuan pada tanggal 13 Agustus 2012, saya tergugah sebagai perempuan untuk memperjuangkan derajat dan aspirasi kaum perempuan. Kebebasan perempuan masih sangat terbatas, itu semua karena adanya perbedaan derajat antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Hal ini sudah banyak diperdebatkan, tapi sampai sekarang kebebasan wanita masih dipertanyakan. Dalam hati saya pun berkata, “mengapa perempuan selalu dinomor dua kan? Mengapa perempuan tidak boleh ini, itu, mengapa perempuan selalu didiskriminasi atau menjadi korban?” Seperti yang kita ketahui, sejak zaman penjajahan perempuan tidak diperbolehkan bersekolah, hanya boleh laki-laki saja. Perempuan hanya boleh berada di dapur, memasak, mengurus anak, dan melayani suami. 

     Dalam dunia Psikologi pun, sejak dulu psikologi selalu meneliti laki-laki, muda, dan berkulit putih. Tokoh-tokoh psikologi juga kebanyakan laki-laki. Bagaimana dengan para perempuan? Saya baru mengetahui dan kaget ketika ibu Henny mengatakan, “Harvard pernah menolak untuk memberikan gelar doktor kepada seseorang hanya karena beliau adalah seorang wanita. Siapa wanita itu? Beliau adalah Mary Whiton-Calkins.” Saya mendengar berita itu, saya merasa kesal. “Hanya karena beliau seorang wanita?”, kataku dalam hati. 

     Saya pun pernah mendengar orang tua dan orang lain berkata, “kodrat perempuan itu ngurusin rumah, jaga anak, melayani suami, bukan di kantor” atau “ngapain sekolah tinggi-tinggi kalau perempuan ujung-ujungnya lari ke dapur”. Lhooo??? Memangnya salah kalau perempuan memperjuangkan cita-citanya? Apa salah jika perempuan memprioritaskan karir ketimbang kehidupan pribadinya?? Susah payah Ibu Kartini memperjuangkan emansipasi wanita, tapi mengapa tidak kita upayakan??? Menurut saya, itu hanya pemikiran orang dulu (kolot) yang masih terpengaruh zaman penjajahan. Mungkin sebagian orang masih berpikir demikian, namun ini saatnya perempuan beraksi! Walaupun perempuan sibuk mengejar ambisi dan cita-citanya, tetapi ia akan tetap ingat dengan kodratnya sebagai perempuan. Jangan pernah mematahkan cita-cita para perempuan dengan pendapat seperti itu. Kita sebagai perempuan harus berani berbicara dan memperjuangkan apa yang ingin kita lakukan. Perempuan juga harus kuat dan mandiri. Jadi, tunggu apa lagi?? 

    Ketika saya menonton sebuah acara TV “hitam putih”, saya sangat kagum akan sosok seorang ibu yang bernama Kiswanti. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang sejak kecil rajin membaca dan ingin berbagi kepada orang lain di warga kampungnya agar semua orang bisa membaca dan rajin membaca. Beliau sekarang sudah memiliki perpustakaan sendiri dengan hasil perjuangannya mengumpulkan buku-buku sedikit demi sedikit. Beliau pernah menjadi pembantu rumah tangga dan tidak digaji oleh uang, melainkan dengan sebuah buku. Beliau sangat pekerja keras, ia dengan sepeda berwarna merah menjual jamu buatannya sendiri sambil membagikan buku untuk warga sekitar dari kampung ke kampung. Perjuangannya sungguh patut diteladani, saya jadi ingat R.A. Kartini yang memperjuangkan kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan. Saya sangat terinspirasi dengan ibu Kiswanti. 

     Menurut saya, pendidikan itu sangat penting bagi kaum hawa. Dimana nantinya pendidikan yang ia dapatkan, dapat diterapkan di lingkungan kerja dan rumah tangganya. Dalam membesarkan dan mendidik anak pun kita membutuhkan ilmu. Seorang ibu yang pintar tentu dapat mengatur keluarganya dengan baik secara financial maupun mendidik anak-anaknya. Ibu Kiswanti berhasil membuktikan, dengan segala keterbatasan pada dirinya dan pada lingkungannya, ia berhasil meraih apa yang dicita-citakannya. Memandang segala kelemahan yang dimilikinya sebagai kekuatan untuk berbagi dengan sesama. Membangkitkan gairah untuk menimba ilmu bagi kaum tak berpunya (http://www.ripiu.com/article/read/kiswanti-pahlawan-pustaka). Jadi, siapa lagi yang ingin seperti ibu Kiswanti? Saya teringat akan perkataan ibu Henny bahwa "PEREMPUAN ITU SETENGAH DARI JUMLAH PENDUDUK DI DUNIA DAN IBU DARI SETENGAHNYA LAGI". Itu berarti, perempuan lebih banyak dari laki-laki dan saatnya kaum perempuan beraksi!

26 Agustus 2012

First Meeting on Women Psychology Class (Sylvia Kristiani)



Sebelum memulai kelas Psikologi Perempuan, saya sempat bertanya-tanya mengapa ada pelajaran Psikologi Perempuan, tetapi tidak ada pelajaran psikologi laki-laki. Kemudian hal tersebut saya tanyakan pada salah seorang senior dan ia mengatakan mengapa tidak ada psikologi laki-laki karena psikologi sendiri adalah laki-laki. Pada saat itu saya tidak mengerti apa yang dibicarakannya. Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut karena keterbatasan waktu dan saat itu jam sudah menunjukkan pukul satu siang yang berarti saya harus memulai kelas Psikologi Perempuan. 
Pada awal kuliah, Ibu Henny, dosen mata kuliah Psikologi Perempuan, memberikan penjelasan kepada kami yang mengikuti mata kuliah tersebut mengenai mengapa ada psikologi perempuan tetapi tidak ada psikologi laki-laki. Beliau menjelaskan bahwa pada dasarnya psikologi itu laki-laki. Penelitian-penelitian psikologi dilakukan pada laki-laki, khususnya laki-laki kulit putih dan hasilnya diterapkan pada semua orang, termasuk pada perempuan. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian terhadap perempuan. Pada saat itu, terjawablah pertanyaan saya mengapa ada psikologi perempuan, tetapi tidak ada psikologi laki-laki.
Selama kelas berlangsung, Ibu Henny banyak memberikan contoh-contoh mengenai pandangan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan. Setelah selesai kelas tersebut, terutama saat membuat artikel ini, saya kembali bertanya-tanya mengapa masyarakat memiliki pandangan yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan? Bagaimana awal mulanya sehingga masyarakat dapat berpikir demikian? Mengapa sejak zaman dahulu perempuan dipandang sebagai makhluk yang memiliki kedudukan yang lebih  rendah dibandingkan laki-laki? Di kerajaan-kerajaan misalnya, seorang pewaris kerajaan haruslah anak laki-laki. Selain itu, pada suatu budaya atau suku tertentu, garis keturunan akan dianggap putus apabila tidak ada keturunan laki-laki. Sempat saya berpikir apakah karena manusia pertama yang diciptakan adalah laki-laki sehingga timbul pandangan-pandangan seperti itu.
Bagi saya, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut masih perlu dicari dan diketahui. Mungkin suatu saat saya dapat menemukan jawabannya. Tetapi, apapun jawaban atau alasannya, saya tetap bersyukur karena pada akhir-akhir ini mulai muncul usaha-usaha untuk menyetarakan hak antara laki-laki dan perempuan dan kesetaraan tersebut mulai terlihat pada kehidupan sehari-hari di masyarakat, mulai dari hak untuk bekerja, misalnya supir bus Transjakarta dan kondektur bis dengan jenis kelamin perempuan, perempuan yang menjadi pengusaha; hak untuk berpendidikan, misalnya adanya perempuan yang memiliki gelar pendidikan yang cukup tinggi bahkan sampai sekolah di luar negeri; sampai hak untuk berpolitik, salah satunya adalah perempuan yang pernah menjadi presiden Indonesia.
Namun, dengan adanya keadaan tersebut bukan berarti kita sebagai generasi muda bersikap tenang-tenang saja dan duduk berpangku tangan. Kita harus tetap memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan terdekat kita, bahkan dari diri kita sendiri, yaitu dengan menghargai perempuan.

25 Agustus 2012

Salah Tafsir Emansipasi (Joshua Sandjaja)


Berkaitan dengan perkuliahan Psikologi Perempuan yang saya ikuti, saya teringat tentang kondisi yang banyak saya temui dalam kehidupan sehari-hari antara pria dan wanita. Hal tersebut berkaitan dengan kesetaraan gender. Kita sudah memasuki era emansipasi wanita, dimana wanita ingin disejajarkan dengan pria. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, emansipasi sendiri diartikan sebagai persamaan hak dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sesuai bahan perkuliahan yang disampaikan oleh Ibu Henny sebagai dosen, disebutkan bahwa pria dan wanita tidak akan pernah sama karena secara struktur fisik saja sudah ada perbedaan dan masih banyak perbedaan lain. Wanita hanya ingin disejajarkan, diperhitungkan dalam masyarakat, dan memiliki hak juga dalam kehidupan sosial.
Kenyataan yang saya lihat pada masyarakat, khususnya remaja dan dewasa muda di kota besar, kata "emansipasi" itu terkadang digunakan kurang tepat. Misalnya, pada pasangan yang baru menikah, ada istri yang dengan sengaja tidak mau terlalu peduli dengan urusan rumah tangga dan menyerahkan pada suami. Memang tidak sepenuhnya salah karena tugas rumah tangga bisa dikerjakan juga oleh suami. Tetapi, adanya emansipasi itu menjadi alasan bahwa istri tidak mau lagi berurusan dengan urusan rumah tangga dan suami yang harus melakukannya. Jadi semacam berganti peran. Hal itu memang bisa saja terjadi, tetapi dengan kondisi tertentu. Kesalahan yang terjadi adalah pihak wanita dengan sengaja tidak mau membantu suami dengan alasan emansipasi.

Pada situasi lain, kita dapat menemukan bahwa ada juga wanita yang menonjolkan sisi wanitanya saat diberi tanggung jawab. Misal, perempuan menyetir mobil. Pada umumnya, memang pria yang menyetir mobil. Saat pria berhalangan untuk menyetir, terkadang wanita tidak mau peduli dengan kondisi tersebut karena sudah menjadi kewajiban pria untuk menyetir. Sedangkan, seperti contoh diatas, emansipasi itu dijadikan alasan untuk tidak membantu mengerjakan tugas bersama-sama.

Jadi, masih terdapat kekeliruan dalam pengertian "kesetaraan gender" atau "emansipasi" pada masyarakat umum. Tidak semua orang seperti apa yang saya tulis di atas. Tetapi, hal tersebut memang terjadi dalam kelompok masyarakat tertentu, khususnya dewasa awal. Kiranya tulisan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


25 Agustus 2012

Ayah (Dinda Nabila S.)


Sabtu, 25 Agustus 2012

Ayah...
Kala bintang senja mulai menabur serbuk sepi
Setelah siang memandu keramaian
Imaji pun menuntun goresan pensil

Pria bertubuh kekar dengan sorotan mata penuh kasih..
Memeluk dengan sentuhan batin
Ayah..
Yaaa, sesaat aku terdiam
Teringat pada sebuah pesan kecil dalam ponsel ku

"Arti Ayah bagi kami gadis kecilnya,,

Bagi kami yang mulai meniti hidup tanpa orangtua,
Tak jarang kami merasa rindu dengan Ibu.
Bagaimana dengan ayah?

Ibu memang tak pernah bosan menghubungi kami hanya sekedar untuk menanyakan kabar.
Ayah?
Tidak, ayah sibuk dengan urusannya di kantor.

Satu kesimpulan kecil yang kami buat hanya karena sering melihat ayah lebih banyak berhubungan dengan rekannya.
Bodoh.!!
Kami tidak pernah tahu jika ternyata ayah lah yang mengingatkan ibu untuk menghubungi kami..

Saat kecil,
Ibu lebih sering mendongeng.
Ayah?
Kemana ia?
Melihat senyumannya di pagi hari saja kami sudah senang.
Mengharapkannya di malam hari?
Harapan yang mustahil

Yaaa, lagi-lagi kami membuat kesimpulan bodoh.
Kami tidak sadar bahwa sepulang ayah bekerja, dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu, apa yang kami lakukan seharian.
Mengecup kening kami saat kami tertidur pulas.

Saat kami sakit,
Ayah kadang membentak
'Sudah dibilang jangan minum es!'
Kami berlari pada ibu karena takut pada ayah
Tapi kami tidak tahu bahwa sebenarnya ayah khawatir..

Ketika kami remaja,
Kami menuntut untuk dapat izin keluar malam.
Ayah dangan tegas berkata 'tidak boleh !'
Dan kami pun benar-benar tidak sadar bahwa ayah hanya ingin menjaga kami..
Karena bagi ayah, kami adalah bongkahan berlian yang diberikan oleh Tuhan

Saat kami bisa lebih dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya.
Kami akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kami dewasa dan harus mengambil kehidupan di kota lain,
Ayah harus melepas kami.
Ayah, apakah tubuh ayah terasa kaku untuk memeluk kami waktu itu?
Seberapa besar bendungan yang kau bangun di pangkal mata mu?

Saat kami diwisuda,
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untuk kami.
Ayah akan tersenyum dan bangga

Sampai ketika teman pasangan kami datang untuk meminta izin mengambil kami dari ayah
Ayah akan sangat berhati-hati dalam memberi izin
Dan akhirnya..
Saat ayah melihat kami duduk dipelaminan bersama seorang yg dianggapnya pantas,
Ayah pun tersenyum bahagia
Yaaa, tersenyum bohong dengan memasung jeritan agar tak tertularkan rasa iba

Ayah, apa kau benar-benar bisa melepaskan kami?
Apa yang kau lihat saat itu?
Gadis kecil mu, atau wanita yang siap menempuh kehidupan baru dengan pendampingnya?
Kami melihat air mata diwajah mu.
Apakah itu tangisan bahagia?

Yang bisa kami lihat dari wajah mu adalah harapan kecil mu
'Semoga Putri kecilku yang manis berbahagia bersama pasangannya'

Ayah, apakah kau masih mau menunggu kedatangan kami bersama cucu-cucu mu kelak?
Menunggu saat rambut mu mulai memutih dengan tubuh yang tidak sekuat dulu saat kami masih berada dipangkuan mu..

Maafkan kami ayah karena telah membuat mu khawatir..
Love you Ayah,,

Sincerely, your daugther"


Apa yang ku dapat.??
Tamparan kecil dari pertanyaan ku selama ini
Aku dibangunkan oleh kegelisahanku sendiri,
Tuhan menitipkan ku padanya,
Menitipkan keceriaan beserta kenalakan ku

Ayah, kau tetap pria terbaik..

Kesetaraan Gender Tidak Sama dengan Kesamaan Gender (Deverinto Luhur)


Beberapa hari lalu saya berkesempatan mengikuti sebuah acara yang diikuti oleh pemuda-pemudi GKI yang berasal dari berbagai daerah. Salah satu bagian acara yang saya ikuti adalah workshop LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex, dan Questioning).  Selain membahas mengenai LGBTIQ, salah satu topik yang disinggung adalah mengenai kesetaraan gender. Hal ini membuat saya mendapatkan insight untuk menulis mengenai kesetaraan gender sekaligus sebagai pemenuhan salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi Perempuan.
Belakangan ini, isu kesetaraan gender mulai digalakkan; komunitas, lembaga, ataupun organisasi-organisasi yang concern terhadap kesetaraan gender pun mulai bermunculan. Seminar dan lokakarya juga menjadi salah satu acara favorit untuk diselenggarakan. Hal ini tentu bertujuan untuk mendidik masyarakat agar menyadari, memahami, dan tentu dapat menerapkan prinsip antara laki-laki dan perempuan adalah SETARA!
Namun, sering kali kesertaraan gender disalahartikan menjadi kesamaan gender. Tentu kedua hal tersebut adalah berbeda! Dalam KBBI, "setara" diartikan sebagai sejajar, sebanding. dan sepadan, sedangkan "sama" diartikan sebagai tidak berbeda, serupa, dan tidak berlainan.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan kesetaraan gender memiliki makna bahwa antara laki-laki dan perempuan adalah sejajar, sebanding; derajat laki-laki tidak lebih tinggi dari derajat perempuan ataupun sebaliknya. Namun, yang tetap harus digarisbawahi adalah antara laki-laki dan perempuan adalah manusia yang memiliki ciri, bentuk, anatomi, 'fungsi' yang berbeda.
Implikasinya adalah ada hal-hal yang sewajarnya dilakukan oleh laki-laki, demikian juga ada hal-hal yang sewajarnya dilakukan oleh perempuan. Contoh sederhananya mengangkat beban berat sewajarnya adalah dilakukan oleh laki-laki, karena memang anatomi laki-laki tersusun otot-otot yang memungkinkan mengangkat beban berat, jadi no excuse bagi kaum adam untuk membiarkan perempuan mengangkat beban berat dengan alasan emansipasi wanita atau kesertaraan gender.

26 Agustus 2012

Perjuangan Wanita (Anita Lusiana)



Salam Hangat (:

Hmm..ini pertama kalinya saya membuat blog untuk tugas Psikologi Perempuan yang diajarkan oleh Ibu Henny, namun rasanya sedikit sulit karena melihat kemampuan menulis saya yang terbatas. Baik, saya akan memulai tulisan saya. 


Saya merasakan emansipasi wanita yang telah memperjuangkan hidupnya demi anak-anaknya sebut saja Mama saya. Sejak orangtua saya bercerai, mamalah yang bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhan saya dan adik laki-laki saya, tanpa bantuan sepersenpun dari ayah saya. Beliau rela bekerja di luar negeri, yaitu Ingris. Tempat yang sangat jauh untuk di jangkau oleh saya maupun adik saya. Hebatnya, Beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang betapa lelahnya Beliau untuk membanting tulang seorang diri dari tahun 2004 sampai sekarang. Semua pekerjaan dilakukannya asalkan anak-anaknya dapat lulus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih baik, yaitu kuliah. Beliau sangat ingin anak-anaknya mendapat pendidikan yang lebih tinggi dari pendidikan yang didapat Beliau. Beliau juga mengatakan, "Mami kerja susah payah demi kalian, kalian cukup belajar yang rajin untuk senengin Mami". Saya berkata dalam hati, "hal itu pasti akan saya lakukan!".
Sekarang ayah saya sudah menikah lagi dengan perempuan lain, setelah perceraiannya yang memasuki tahun ke empat dan dikarunai seorang anak laki-laki. 

Katanya laki-laki itu bertanggung jawab, tetapi pada kenyataannya berbanding terbalik dengan realita yang ada. Katanya laki-laki itu pekerja keras, tetapi tidak saya rasakan dalam keluarga saya. Berbanding terbalik dengan perempuan yang pada kenyataannya tidak dapat berbuat apa-apa, sering dianggap lemah, tidak memiliki andil apa-apa, dan kerap kali dilecehkan. Padahal perempuan dapat melakukan 1001 cara untuk melakukan hal-hal baik yang tidak dapat dilakukan oleh para kaum laki-laki.

25 Agustus 2012

Sharing A Little Opinion (Imelda Victoria)


In my last semester, i did a little research about unmarried woman with my friends for qualitative method research class. It was a very interesting research! It’s interesting because i’ve found how society and family treated unmarried woman and unmarried men.

Based on literature, we found that unmarried woman encounter more people who asked the reason behind their single status than unmarried men. I’m interested in how and why they treated differently.

So~ This is my reason to take woman psychology class in this semester. I want to know why woman and men treated by society differently, and of course i want to know how woman seen in front of society.

I have my first woman psychology class on Monday, 13th august, with Mrs Henny Wirawan as the lecturer. This is our first day in 5th semester.. my second class.. and we’ve started the class already!oh~ i still missing my holiday back then hahahaha..

We started with an introduction for woman psychology. Just an introduction, but it seems like i will get my answer and more information about woman pscyhology in here.

What a rightful choice~ the class is fun! very fun! easy to understand and i also learn a lot about reality in women life.

There are about two line from Mrs. Henny’s speech that i remembered so much, “Wanita bangun dari matahari terbit sampai mata bapa terbenam” (women wake up when sunrise and go to sleep when their husband already slept) i saw that my mom really reflect this one. Not only my mom, another married woman must have experienced this too or else they will fighting with their husband all time and as the worst result.. maybe they will divorce.

Another line is, “Separuh penduduk di dunia adalah wanita dan ibu dari separuh penduduk lainnya” (Half of population in the world is woman and a mother for the other half). This is so true! But another half is men right?? and.. there is impossible for women to have child without men.. Mrs. Henny said this too.

I found that woman needs men and men needs woman too. So, me.. as a woman.. thinks that cooperation is the best way to settle everything. Woman must see men as their partner and men too.. must see woman as their partner, not as his/her. This is the end for my blog, thx u for those who’ve read this and here a comic strip to end this blog(^。^)


24 Agustus 2012

Perempuan-perempuan Masa Kini (Ruth Kurnia)


Setelah beberapa hari yang lalu mengikuti perkuliahan psikologi perempuan, banyak sekali inspirasi-inspirasi yang saya dapatkan mengenai perempuan... Ternyata perempuan-perempuan di masa dulu hingga saat ini tidak pernah lengah untuk dapat memperjuangkan hak agar mereka dapat memiliki kedudukan yang sama dalam hal pekerjaan maupun pendidikan. Dan jika dilihat saat sekarang pun banyak wanita-wanita yang mulai melakukan pekerjaan yang pada umumnya dilakukan oleh pria, mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan tidak sedikit yang juga mendapatkan posisi yang baik dalam sebuah bidang pekerjaan. Tapi tidak menutup kemungkinan masih adanya diskriminasi terhadap kaum perempuan yang dilakukan secara tidak langsung, seperti halnya dalam tindak kekerasan rumah tangga yang sering disebabkan karena posisi pekerjaan istri yang lebih tinggi dari suami... Selanjutnya, perkembangan perempuan masa kini juga dapat dilihat dalam hal menyatakan perasaannya terhadap lawan jenis... Banyak gadis-gadis muda yang saat ini tidak malu lagi untuk mengungkapkan perasaannya terhadap pasangannya. Bahkan dikutip dari sebuah situs bahwa 75% wanita pada masa kini mulai berani untuk melamar pria dan menyatakan perasaannya... Hal ini dikarenakan para wanita merasa pasangannya terlalu lama untuk melamarnya... Dari beberapa hal diatas, saya merasa memang ada beberapa hal dimana memang wanita dan pria memiliki hak yang sama ...tetapi dalam hal menyatakan perasaan, saya kurang setuju jika kebanyakan wanita saat ini yang mulai melakukannya lebih dulu karena menurut saya melamar itu adalah kewajiban pria meskipun memang di Indonesia ini ada adat2 tertentu dimana pihak wanita harus melamar pihak pria.. 

21 Agustus 2012

Emansipasi yang Sesungguhnya (Priska Aprilla)


Sebenarnya ini pengalaman pertama saya untuk membuat blog. Awalnya bingung bagaimana harus membuatnya dan apa yang ingin ditulis. Tapi berhubung membahas mengenai perempuan dan saya sendiri adalah perempuan, rasanya banyak hal yang dapat dibahas.

Banyak orang yang seringkali melupakan keunggulan sosok perempuan dan selalu memandang perempuan sebagai makhluk yang lemah. Katanya jaman sekarang udah jaman emansipasi wanita, wanita bisa sejajar dengan pria (walaupun secara kodrat memang tetap berbeda), tapi mengapa masih banyak perilaku-perilaku yang merendahkan bahkan melecehkan wanita?

Salah satu contoh, wanita kerap mendapat perlakuan kasar dari pasangan, baik saat masih berpacaran maupun sudah menikah. Mungkin hal itu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Contoh lainnya, wanita sering dipandang tidak pantas untuk duduk di jabatan tertentu karena dianggap tidak mampu. Selain itu masih banyak contoh-contoh lainnya.

Yah..inilah realita.. realita yang seharusnya mendapat perhatian dari setiap kalangan, terutama para wanita. Sampai kapan mau direndahkan dan dipandang sebelah mata?

Rasanya tidak ada alasan yang dapat diterima jika wanita masih saja tidak diperlakukan secara adil. Lihat saja sekitar kehidupan kita sehari-hari.. apakah para wanita sudah diperlakukan dengan baik? Mungkin ada yang menjawab “sudah”, tapi saya yakin masih banyak yang menjawab “belum”. Bagaimana dengan diri kita? Sudahkah kita diperlakukan dengan adil dan selayaknya wanita? Renungkanlah.. belum semua wanita mengalami emansipasi yang sesungguhnya.

24 Agustus 2012

Feminism and Sexism (Aska Dzumalin)


 
      13 Agustus 2012, tepatnya hari Senin yaitu hari pertama saya dan teman-teman masuk kuliah setelah menikmati libur yang cukup panjang. Mata kuliah pertama yang saya pelajari adalah Psikologi Perempuan dengan dosen Ibu Henny. Saya merasa sangat senang di kelas tersebut karena pelajarannya sangat menarik ditambah dengan gaya mengajar Ibu Henny yang menyenangkan, membuat saya mudah menyerap informasi-informasi dalam mata kuliah tersebut.
     Mata kuliah Psikologi Perempuan ini diawali dengan pembahasan feminisme atau feminis yang merupakan gerakan perempuan yang menuntut kesetaraan hak dengan pria. Pada dasarnya, sering kali perempuan dinilai lebih rendah daripada pria, atau lebih lemah dibandingkan pria. Padahal tanpa sadar para pria bisa mencapai kesuksesan dengan adanya dukungan dari perempuan. Di beberapa Negara, masih menelantarkan hak asasi perempuan hingga saat ini. Hal ini dapat ditandai dengan maraknya perdagangan manusia (human trafficking), salah satu contoh film yang saya ingat tentang human trafficking – sex trafficking di Meksiko yang berjudul “Trade” (http://www.imdb.com/title/tt0399095/) di film tersebut diperlihatkan bahwa perempuan sangat dinilai rendah, mereka diculik, lalu diperjual belikan melalui internet dengan cara dilelang dan dibawa dengan truk oleh penjualnya, polisi di Meksiko pun “menggunakan jasa” mereka secara paksa tanpa menindak lanjuti masalah tersebut ke jenjang hukum yang semestinya. Perempuan-perempuan tersebut tidak memiliki harapan untuk selamat dari hal tersebut. Dengan ketidak adilan seperti inilah maka gerakan feminisme sangat dibutuhkan, agar para perempuan seperti di Negara Meksiko dapat hidup tenang dan diperlakukan secara adil dalam hidupnya.
   Lain halnya dengan istilah yang dikenal sebagai sexism, yaitu prasangka atau diskriminasi terhadap peran gender seseorang (berdasarkan jenis kelamin - perempuan atau pria). Sejak zaman dahulu, perempuan selalu dikenal dengan perannya di dalam rumah tangga (ibu rumah tangga) dan pria berperan sebagai pencari nafkah.  Namun, seiring berjalannya waktu, dengan adanya bentuk feminisme, banyak perempuan yang dapat berkarir atau mencari nafkah seperti para pria. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya business women. Seperti dalam film “I Don’t Know How She Does It” (http://www.imdb.com/title/tt1742650/) yang diperankan oleh Sarah Jessica Parker, pada film tersebut ia merupakan seorang business woman yang sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap dapat mengurus kehidupan rumah tangganya. Walaupun, sesekali terdapat perdebatan dengan suaminya tentang karir dan keluarga, tetapi pada akhirnya ia dapat mengatasi dan menyeimbangkan kehidupan rumah tangga dengan karirnya. 

23 Agustus 2012

Perempuan Kok Dilawannnn? (Catherine Prana)


Senin siang tanggal 13 Agustus merupakan pertemuan pertama dalam kelas psikologi perempuan... Saya pribadi baru pertama kali mencoba untuk menulis blog dan berbagi sedikit mengenai inspirasi apa yang didapat melalui kuliah hari itu...

Siang itu, Bu Henny menjelaskan banyak kelebihan dan keunggulan wanita yang sebenarnya tidak diakui mengingat banyaknya pihak yang mengecap perempuan sebagai 'makhluk lemah' dan 'makhluk tidak berdaya'... Saya lebih sadar terhadap fakta bahwa perempuan banyak direndahkan ketika Bu Henny menjelaskan mengenai profesi seorang koki di hotel-hotel berbintang... Perempuan pada umumnya diharuskan supaya bisa masak, perempuan erat sekali kaitannya kehidupan di dapur, tetapi coba kita lihat untuk profesi koki di hotel, mereka mengutamakan koki laki-laki, seakan-akan perempuan tidak bisa memasak seenak laki-laki... Belum lagi kalau seorang perempuan tidak bisa memasak, banyak cibiran yang akan datang kepadanya...

Selain itu, saya juga terhenyak mendengar penuturan Bu Henny mengenai seorang wanita dalam keluarga... Ada perempuan yang disalahkan karena menggunakan daster seharian sehingga suaminya selingkuh dengan alasan mungkin istrinya yang kurang memperhatikan penampilan.. Apakah hal seperti itu pantas? Perempuan terkadang bekerja dari matahari terbit sampai matabapa terbenam... (saya tertawa geli mendengar ucapan seperti itu dari Bu Henny) he..he.. tapi kenyataan memang banyak menunjukkan bahwa perempuan seringkali masih saja disalahkan untuk kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi di rumah padahal tanpa perempuan di rumah, bayangkan saja apa yang mungkin terjadi.. Rumah mungkin saja berantakkan, anak-anak yang tidak terurus, belum lagi masakan makan malam yang biasanya dinantikan seorang suami ketika ia pulang bekerja.... Seorang suami seharusnya berterimakasih untuk kerja keras istrinya seharian penuh menjaga keutuhan keluarganya (mengurus anak dan mengurus rumah maksudnya)....

Melalui kuliah hari itu, saya mendapat inspirasi bahwa perempuan itu harta tak ternilai bagi dunia... Perempuan pantas dianggap ada dan diperhitungkan sebagai makhluk yang sejajar dan setara dengan laki-laki... "menyetarakan bukan berarti sama persis karena memang dari awal struktur pria dan wanita memang berbeda" demikian kata-kata yang diucapkan bu Henny... Saya juga teringat dengan sebuah film berjudul "I don't know how she does it" yang dibintangi oleh Sarah Jessica Parker.. Film ini mengisahkan seorang wanita yang harus membagi waktu antara rumah dan pekerjaannya di kantor.. Sarah yang berperan sebagai wanita karir pada akhirnya mampu menjaga keutuhan rumah tangganya walaupun harus mengurus banyak hal bersamaan... Perempuan itu serba bisa... Jadi, jangan pernah meremehkan perempuan yahh... Perempuan kokk dilawaaann..... ;)


22 Agustus 2012

Masih Saja Ada Perbedaan (Claudia Deini Irawan)


Penulisan blog yang pertama kali ini sebenarnya dikarenakan adanya tugas di kelas psikologi perempuan yang diajar oleh Ibu Henny. Inspirasi saya didalam menulis blog ini karena saya tiba-tiba saja ingat mengenai permasalahan mengenai perbedaan gender yang terkadang sering saya dengar. 

Pada kelas pertama psikologi perempuan dengan materi yang disampaikan langsung oleh Ibu Henny sendiri, saya menjadi lebih aware terhadap penindasan, pelecehan, perendahan harga diri dan martabat perempuan yang dilakukan oleh para laki-laki (ya engga semuanya begitu sih). Psikologi perempuan ini yaa isinya membahas tentang masalah-masalah yang dialami oleh perempuan seperti memutuskan untuk menikah atau bercerai, melahirkan, penyakit-penyakit perempuan, sampai dengan kekerasan yang kerap kali dialami oleh para perempuan. Psikologi perempuan itu sebenarnya ingin membuka mata para laki-laki "bahwa kaum perempuan itu ada lhooo, kita disini jadi jangan gak dianggap yaa" (kurang lebih begitulah sebaris kalimat yang bu Henny lontarkan. Hehehe)

Sewaktu Ibu Henny memberikan materi untuk yang pertama kalinya mengenai psikologi perempuan, saya tiba-tiba saja teringat dengan kata-kata yang kerap kali dilontarkan oleh "seseorang" yang menurut saya cukup mewakili adanya perbedaan yang terkesaan agak merndahkan kaum perempuan. Kata-kata tersebut tak lain dan tak bukan adalah "males banget dah, yang nyanyi cewek!". Sontak saja saya pribadi langsung kaget dengan kata-kata yang dilontarkannya tersebut. Dalam hati saya hanya berpikir "emangnya kenapa kalau yang nyenyi itu cewek?!". 

Saya kemudian bertanya kepada oraang tersebut mengenai alasannya tidak mau untuk mendengarkan lagu yang dibawakan oleh penyanyi wanita, dan jawabannya simple sekali, dia hanya menjawab "yaa gak suka aja kalo cewek yang nyanyi". Haduhhhhh apaaaaa banget yaa ini orang. Kok sepertinya merendahkan wanita sekali yaa, padahal suara wanita itu tidak kalahh juga kok  merdunya dengan suara laki-laki. Saya pribadi sih berharap yaa semoga orang itu sadar jadi tidak begitu lagi nantinya. Kalau ada yang punya saran untuk membantu merubah "pola pikir"nya yang demikian bisa coba tolong dishare yaa. :) 

P.S : Saya senang sekali lho dengan kata-kata bu Henny saat mendefinisikan perempuan. Beliau berkata bahwa "perempuan itu setengah dari jumlah penduduk didunia dan ibu dari setengahnya lagi". 

20 Agustus 2012

Jumat, 17 Agustus 2012

Fakta Aktivitas Seksual Remaja (Carana Nirmala)

June 21, 2012 at 4:33pm ·

Sebenarnya fakta ini tidak melulu soal remaja berusia di bawah 17 tahun, namun hingga dewasa muda usia di bawah 25 tahun. Jadikan fakta-fakta ini sebagai pengetahuan Anda untuk menjaga diri dan membantu para remaja wanita yang masih minim pengetahuan soal seks.

Beberapa fakta yang harus diketahui :
1. Empat dari sepuluh gadis remaja yang melakukan intercourse pertama di usia 13 atau 14 tahun rata-rata berakhir dengan perasaan tertekan, menyesal atau merasa tidak diinginkan.
 2. Kemungkinan untuk hamil jika tidak menggunakan kondom akan lebih tinggi pada remaja daripada kelompok usia lainnya, yaitu sekitar 90%.

3. Hampir 30% dari semua kejadian hamil saat remaja berakhir dengan aborsi.

4. Bayi dari ibu yang masih remaja umumnya memiliki berat badan yang lebih rendah dan memiliki prestasi yang buruk di sekolah. Mereka lebih berisiko mengalami pelecehan dan tidak dihiraukan.
 5. Memiliki anak saat masih remaja, di mana semuanya belum siap untuk kehadiran seorang anak akan berisiko mengakibatkan si anak menjadi kriminal 13% lebih besar dari normal pada laki-laki, dan juga mengikuti jejak ibunya untuk hamil di masa remaja sebesar 22% lebih besar dari normal pada gadis remaja.

6. Sebagian besar penyakit menular seksual dan juga infeksi HPV terjadi pada usia 15 hingga 24 tahun, karena pengetahuan yang kurang soal seks dan kebersihan diri.
 Seks di usia remaja, penyakit menular seksual hingga aborsi adalah masalah remaja yang terjadi di belahan dunia mana pun. Fakta yang dikutip dari medindia ini kembali mengingatkan bahwa kehidupan seks remaja harus mendapat perhatian lebih dan harus dicari cara yang paling natural untuk membicarakan ini dengan putra-putri remaja Anda.

Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah terjadinya seks bebas pada remaja diantaranya :
1. Adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang.

2.Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.

3.Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.

4.Perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan produksi.

5.Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.

Kesimpulan :
Seks bebas dapat dicegah dengan adanya peranan yang besar dari orangtua maupun guru. Namun yang terbesar adalah peranan orangtua, karena anak akan menghabiskan banyak waktu di rumah dibandingkan di sekolahan. Oleh karena itu, orangtua harus tahu bagaimana cara membimbing anak agar mereka menjadi remaja yang sehat dan menjauhi hal-hal yang negatif.
Anak dapat diberikan pengetahuan yang berkaitan dengan seks bebas dan juga akibatnya, selain itu komunikasi serta perhatian dan kasih sayang yang tulus dari orangtua juga sangat berperan penting. Memang anak tidak dapat diawasi secara terus menerus selama 24 jam, namun ada baiknya jika kita sebagai orangtua dapat membantu pencegahan terjadinya seks bebas pada anak kita.

20 Kelainan Seksual (Carana Nirmala)

June 21, 2012 at 4:08pm ·

Manusia senantiasa mengembangkan daya khayalnya untuk menciptakan variasi aktivitas demi mendapatkan kenikmatan seksual. Dari sinilah timbul istilah kelainan seksual, meskipun ini bersifat subyektif, karena apa yang disebut kelainan bagi seseorang, bisa jadi merupakan kegiatan normal bagi yang lain.

Beberapa istilah kelainan seksual yang ada :

1. ABLUTOPHILIA
Ini adalah perasaan terangsang kalau memikirkan mandi dengan air hangat.orang ini pasti mandinya lama.


2. ACROTOMOPHILIA
Tergila-gila dengan amputasi.bukannya orang ini senang diamputasi,tetapi ia bergairah kalau melihat tubuh manusia yang bagian tertentunya-misalnya kaki-sudah diamputasi.

3. AMAUROPHILIA
Punya kegemaran berhubungan seks dengan orang buta atau orang yang ditutup matanya.


4. ANACLITISM
Hubungan seks dimana salah satu pelakunya berpura-pura menjadi bayi dan diperlakukan seperti bayi juga. misalnya belajar pipis,mengenakan popok atau bermain boneka.


5. AUTAGONISTOPHILIA
Orang ini juga senang pamer diri,tapi agak berbeda dengan exhibitionist yang terang-terangan,dia lebih suka menciptakan suasana yang memudahkan orang lain untuk melihatnya telanjang.misalnya membiarkan tirai jendelanya terbuka dan ia akan berjalan2 di rumah sambil telanjang.

6. AUTOEROTIC ASPHYXIATION
Bahasa simpelnya mencekik dalam kegiatan seksual-biasanya onani-agar rasanya lebih nikmat.

7. AUTOPEDERASTY
Suatu obsesei yang biasanya timbul pada masa puber,untuk memasukkan penis ke dalam lubang pantat sendiri.

8. BACKSWINGING
Ini adalah anal seks yang dilakukan dengan posisi si obyek yang digarap tidur tengkurap.

9. BASTINADO
Bentuk penyiksaan dengan cara memukuli telapak kaki berulang-ulang untuk memperoleh kepuasan seksual.

10. BELONEPHILIA
perasaan bergairah kalau melihat benda-benda kecil dan tajam seperti jarum. orang ini juga merasa terangsang kalau ditindik.

11. BESTIALITY
Ini kegiatan berhubungan seks dengan binatang. kegiatan ini konon sudah dilakukan sejak jaman romawi kuno. mungkin karena pada waktu itu populasi manusia masih sedikit.

12. BDSM
Singkatan dari Bondage and Discipline,Sadism and Masochism.istilah ini berhubungan dengan permainan seks yang melibatkan ditimbulkannya rasa sakit untuk memperoleh kenikmatan.

13. BUKKAKE
Kegiatan yang berasal dari jepang.intinya seorang wanita dikubur di tanah sampai sebatas kepalanya saja lalu beberapa orang mengelilinginya melakukan masturbasi bersama-sama dan menembakkan spermanya itu ke kepala wanita tersebut.

14. CANDLING
Aktivitas pemuas kebutuhan seksual dengan cara melelehkan lilin cair yang masih panas ke bagian-bagian tubuh tertentu.


15. CATAGELOPHILIA
Mungkin orang yang menderita ini adalah orang yang humoris. pasalnya,dia akan merasa terangsang kalau merasa dipermalukan.


16. CRHEMASTITOPHILIA
Penderita kelainan inipasti merasa di surga kalau tinggal di Jakarta. ini adalah perasaan terangsangyang dirasakan orang kalau dirampok.


17. CUTTING
Sesuai namanya,ini kegiatan menyanyat kulit untuk mendapatkan kepuasan seksual.


18. DACRYPHILIA
Carilah pasangan yang cengeng,ini kepuasan seksual yang dirasakan penderitanya kalau melihat pasangannya berlinang air mata.


19. KNISMOLAGNIA
Perasaan terangsang kalau digelitiki sampai kegelian.


20. MAIESIOPHILIA
Penderitanya merasa bergairah kalau melihat wanita hamil.


Kesimpulan :
Banyak hal-hal atau kejadian yang kita anggap aneh namun memang ada. Salah satunya adalah mengenai kelainan seksual ini. Masih banyak istilah lain mengenai kelainan seksual. Hal ini dapat kita baca untuk bahan pengetahuan, namun bukan untuk dicoba atau ditirukan. Kejadian aneh dan langka ini memang ada dan mungkin saja pasangan kita termasuk salah satunya. Hal-hal diatas dapat segera dikonsultasikan untuk menemukan jalan keluarnya..

Semua Media Pornografi (Steven Theophilus)

20 June 2012

Ketika zaman 1960-1990, orang-orang mencari pornografi dengan membeli CD/VCD dengan judul Blue Film. Harga yang cukup mahal dan juga susah didapatkan, dikarenakan keterbatasan sumber daya dan juga uang. Sekarang, zaman sudah berubah total, ketika informasi sudah menjadi bagian sehari-hari zaman ini. Dibutuhkan kecepatan dan juga waktu yang sesingkat-singkatnya dalam mencari data atau informasi yang dibutuhkan. Masalah pornografi tetap dengan tempo dulu menjadi daya tarik yang paling susah dilepas oleh banyak orang dari segala suku, usia, bangsa, jenis kelamin, maupun agama. Hal ini dilihat dari penggunaannya yang mencapai 3 miliaran orang yang mencari pornografi.
Pornografi yang dimaksud di sini adalah tindakan yang mencari kesenangan pribadi atau kelompok dengan bentuk memamerkan alat kelamin, berhubungan badan, hal-hal yang berbaur sensual, erotis, dan bersifat ketelanjangan. Berdasarkan hasil pencarian Google, Sekitar 3,260,000,000 dengan hasil (0.14 detik) orang mencari Seks. Jaringan seks menjadi sesuatu yang sangat susah diperangi apalagi dilawan. Karangan ini mencoba membahas masalah keterikatan pornografi diluar dari batas moral yag ditentukan.

Saran
Seorang yang terikat pornografi akan terus terikat sampai mereka tua sekalipun. Hal tersebut seperti meminum air garam yang akan terus haus. Saran praktis adalah lari, tidak dapat seseorang yang berusaha tidak mau untuk menjelajah porno dengan terus melawan, ia akan juga diseret oleh hasrat itu sendiri (lust). Lari merupakan hal yang paling mudah dilakukan untuk menghindari pornografi dan juga yang paling susah dipraktekan.
Konsep diri yang benar adalah senjata yang paling tepat dalam menghadapi pornografi. Jauh lebih mudah menghadapi pornografi di luar daripada ketika ia sudah di dalam. Konsep diri di sini melihat bahwa diri rentan dan harus menjauh sebelum waktu yang kekal ditentukan untuk menikmati seks. Konsep diri di sini adalah penyangkalan diri. Melihat diri adalah makhluk yang merupakan makhluk yang dependen dengan penciptanya.
Tiga hal yang esensi yang membuat orang susah untuk terlepas dari pornografi. Pertama, manusia dicemarkan. Kedua, manusia terbatas. Ketiga, manusia diciptakan. Itulah yang menyebabkan mengapa kita perlu sosok yang jauh lebih agung dalam menghadapi masalah tersebut. Kita membutuhkan role-model dalam menjaga kita tetap menjadi seorang yang berakhlak dan bermoral.

Pornografi (Dymiastari Milono)

 June 21, 2012 at 12:09am ·

ANAK-ANAK cenderung akan melakukan tindakan serangan seks setelah pikirannya dipenuhi konten pornografi. Terlebih, gambar pornografi yang mudah dilihat di internet, membuat apa yang anak-anak pikirkan adalah sesuatu yang 'normal'.

Menurut pakar psikologi anak Sue Berelowitz yang berbicara di depan anggota parlemen Inggris, konten pornografi di internet yang sebagian memperlihatkan adegan kekerasan akan dicontoh oleh anak-anak dan dipraktekkan antara sesamanya. Termasuk mempraktekkan aksi pornografi yang dilakukan secara berkelompok.

Terlebih, warga Inggris dikejutkan laporan aksi kekerasan yang dilakukan sekelompok anak laki-laki berumur 11 tahun-an yang mencabuli seorang anak perempuan. Korban dipaksa melakukan oral seks pada sekelompok anak laki-laki tersebut.

Berelowitz mengatakan para orang tua harus mengenalkan konten internet dan memastikan anak-anak tidak mengakses pornografi di komputer rumah dan ponsel. Mereka juga harus mampu mengontrol dengan baik apa yang anak-anak lihat.

Berelowitz mengatakan bahwa konten pornografi di internet rentan membuat pikiran anak muda rusak. "Mereka melihat apa yang mereka pikirkan dan lantas mereka lakukan. Itu telah mempengaruhi ambang batas pikiran anak-anak bahwa apa yang mereka pikirkan adalah sesuatu yang normal," kata Berelowitz.

Berelowitz mengatakan, kekerasan seksual yang dilakukan anak-anak kini bukan cuma terjadi di kota-kota besar Inggris. Di pedesaan, ia juga pernah melihat satu kasus kekerasan seksual yang janggal. Seorang remaja 15 tahun mengaku mendapatkan pesan BlackBerry Messengeragar mencicipi seorang anak perempuan  yang menjadi korban pencabulan teman-temannya. Kasus itu di daerah terpencil di Inggris.

"Apa yang saya ungkap adalah bahwa eksploitasi seksual terhadap anak sudah terjadi di seluruh negeri. Bahkan salah satu perwira polisi yang memimpin penyelidikan di pedesaan mengatakan pada saya 'tidak ada kota, desa atau dusun, di mana anak-anak dieksploitasi secara seksual," katanya.

"Di perkotaan, daerah pedesaan dan metropolitan, saya memiliki bukti kuat dari anak-anak yang dieksploitasi secara seksual. Hal ini sangat sadis, sangat kejam, sangat jelek," lanjut Berelowitz.

Oleh karena itu Berelowitz mengharapkan wakil komisioner anak Inggris membuat kebijakan dan kampanye untuk mengontrol agar para bocah tidak dengan mudah mengakses konten pornografi dari komputer. Salah satunya, membuat operasi sistem di mana akses pornografi di internet bisa diblok oleh provider jika diminta orang tua.

Isu tersebut menjadi buah bibir di Inggris. Parlemen Inggris mempertimbangkan membuat undang-undang untuk mengatur konten pornografi di internet. (Dailymail/Wrt3)

Sumber : http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/06/13/94625/Sering-Ditonton-Konten-Pornografi-Jadi-Hal-Biasa-Bagi-Anak/11

Melihat fenomena ini dapat terlihat peran orang tua dalam membimbing anak untuk meminimalisir mereka mengakses pornografi sangat penting. Akan tetapi, sampai saat ini masih banyak orang tua yang masih kurang memberikan perhatian pada bidang ini. Banyak orang tua yang melakukan tindakan pencegahan dengan mencabut internet dirumah atau anak tidak boleh membuka internet tanpa sepengetahuan mereka. Hal ini justru malah semakin memicu anak untuk 'mengeksplor' keingintahuan mereka dilingkungan luar dan pada akhirnya anak tidak ada pengarahan dan menjadi semakin jatuh ke hal-hal yang bersifat ponografi. Mereka bisa mendapatkan informasi dari teman-temannya dan ini mahal akan semakin membahayakan anak.
Sampai saat ini pun masih banyak orang tua yang gaptek. Mereka merasa tidak perlu untuk tahu bagaimana mengoperasikan komputer dan perangkat lainnya, terutama para ibu rumah tangga. Hal ini juga akhirnya seperti memberi 'kenyamanan' kepada anak untuk mengakses pornografi tanpa adanya bimbingan atau penjelasan dari orang tua. Para orang tua seharusnya mau untuk mengenal internet untuk keamanan anak-anak mereka sehingga orang tua dapat menjaga anak-anak mereka dari pengaruh pornografi.

Sexual Intercourse...With a Dead Body? (Previan Ferdinand Pangalila)

June 21, 2012 at 12:07am ·

Perilaku coitus lumrahnya dilakukan oleh pasangan yang berbeda jenis dengan tujuan kepuasan seksual atau reproduksi, dengan kata lain perilaku ini “didorong” oleh interaksi dua individu untuk melakukan suatu tindakan seksual. Namun, bagaimana bila coitus tersebut dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain…yang sudah tidak bernyawa…?

Necrophilia, definisi dari kata tersebut adalah rasa ketertarikan yang obsesif secara seksual terhadap mayat dan hal-hal yang berhubungan dengan kematian. Perilaku yang menyimpang secara norma sosial masyarakat pada umumnya ini, ternyata telah berakar dan dapat dirunut sejarahnya hingga ke puluhan abad silam.

Necrophilia telah berakar pada beragam kebudayaan-kebudayaan besar di masa lalu, yang pada umumnya berupa suatu hukum atapun ritual tertentu yang berhubungan dengan meninggalnya seorang wanita. Sebagai contoh,  sebutlah kebudayaan mesir kuno, dimana jika seorang wanita ternama ataupun yang memiliki paras menawan meninggal, masih boleh disetubuhi selama kurun waktu 3 atau 4 hari sebelum dibalsam.

Pada perkembangannya perilaku ini umumnya dilakukan oleh (walaupun tidak semuanya) orang-orang yang bekerja  dengan mayat (penjaga makam,  mortuary attendant, hingga grave digger).  Para pelaku necrophilia memiliki kecenderungan sadism yang besar terhadap lawan jenis, terlebih lagi bila fantasi seksual mereka berhubungan dengan  hal-hal yang berbau kematian. Dorongan seksual yang tidak wajar terhadap jasad seseorang, keinginan untuk menyakiti yang berubah menjadi rangsangan, dan keinginan untuk menunjukan “kuasa” untuk mendominasi seseorang.

Para pelaku Necrophilia umumnya menunjukkan  self-esteem yang sangat rendah, mereka memiliki pola pikir yang terdistorsi dimana melakukan coitus dengan mayat terasa lebih nikmat, karena tidak akan ada perlawanan dan penolakan dari “pasangan” mereka. para pelaku necrophilia akan merasakan perasaan superior dan memiliki kekuatan karena telah berhasil melakukan hubngan seksual dengan mayat. sebagian lagi lebih kepada rasa kehilangan yang amat sangat  orang yang dicintai sehingga terdorong untuk “melepas” rindu dengan pasangan nya tersebut.

Dalam praktiknya dengan semakin terbukanya wawasan dan budaya dewasa ini, pemikiran masyarakat semakin berkembang, norma-norma yang ada dalam masyaraka pun turut menyesuaikan dengan informasi-informasi serta pengetahuan yang baru dari lingkungan, necrophilia merupakan perilaku menyimpang yang ditabukan oleh agama, dilarang oleh hukum, dan tidak dianjurkan oleh medis. Bagaimana masyarakat menanggapi dan menindaklanjuti perbuatan tersebut? Diperlukan pemahaman lebih mendalam atas motif-motif pelaku serta latar belakang yang menyebabkan perilaku tersebut.  Tanggung jawab, Kepekaan sosial, empati, dan perilaku respect terhadap setiap susunan masyarakat, menjadi kunci untuk menjadikan utopia masyarakat yang sehat dan sejahtera menjadi nyata.

Homoseksual (Vania Christabela)

June 20, 2012 at 11:31pm ·


     Seorang teman saya berinisial “MN” berjenis kelamin pria, berusia sekitar 21 tahun. MN memiliki gangguan identitas gender yang mengarah pada transeksual, dia merasa bahwa dirinya seorang perempuan. Pada kesehariannya, dia selalu bergaya selayaknya perempuan, hal ini terjadi sejak SMA. Pada saat SMA, perilaku tersebut sejak awal masuk, perilaku yang ditunjukkan dengan cara berjalan, pakaian, perilaku dan cara berbicara. Perasaan yang dimiliki layaknya seorang wanita, dimana dia mudah tersinggung dan mudah terharu. Dalam pergaulan, dia hanya memiliki teman perempuan, dan seringkali dia memberikan saran kepada teman-temannya dalam hal fashion untuk perempuan.
      Dia sempat bercerita bahwa saat SMP dia memiliki pacar seorang perempuan, sewaktu kelas 2. Hubungan tersebut tidak berlangsung lama karena menurut cerita MN bahwa ia diputuskan oleh perempuan tersebut tanpa alasan yang jelas.
      Setelah lulus SMA, dia mulai memiliki pasangan sesama jenis. Dia juga sudah berani menunjukkan bahwa dia adalah seorang penyuka sesama jenis atau yang sekarang lebih dikenal dengan gay. Dia juga tidak malu lagi untuk memperkenal teman gay-nya tersebut (pacarnya).
     Di lingkungan keluarga, hanya ayahnya saja yang belum mengetahui bahwa MN memiliki kecenderungan menyukai lelaki. Ibu, kakak, bahkan adiknya telah mengetahui hal tersebut dan tidak ada penolakan terhadap MN mengenai kelainan seksnya ini. Ayah MN adalah seorang yang sangat sibuk sehingga ia tidak begitu memperhatikan kehidupan anaknya ini, hanya kebutuhan materi saja yang ia berikan.
     Di lingkungan teman-teman SMA, MN seringkali terlihat dicemooh oleh siswa laki-laki. Ada saja omongan-omongan yang menyakitkan yang mereka lontarkan kepada MN. Tidak begitu dengan siswa perempuan, mereka cenderung seringsekali mengajak MN makan bersama, ke perpus bersama, bahkan sering juga mengajak MN membeli kebutuhan perempuan (baju, alat make-up, aksesoris, dsb).
     Ini berlanjut hingga MN masuk ke dunia perkuliahan. Di mana MN tidak lagi tinggal bersama keluarganya, MN mulai hidup sendiri. Di tempat dimana dia berkuliah banyak sekali kelompok-kelompok yang mendukung tersalurnya hasrat seksual MN. Dia mulai masuk ke dalam komunitas-komunitas gay. Cara berpakaian, berdandan, berbicara, berjalan, hingga bertingkah lakunya pun semakin meningkat drastis (semakin kewanitaan). Dia semakin sering melakukan hubungan seks dengan pacarnya.

         Penyimpangan gender dan hubungan homoseksual seringkali di pengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal ini terjadi biasanya karena penolakan atau reinforcement yang diterima oleh subyek. Penolakan terjadi karena perilaku yang ditunjukkan subyek kepada teman sejenisnya atau cemohan dari teman sejenisnya, yang menjadikan subyek merasa tidak nyaman dengan lingkungannya tersebut dan akhirnya memilih berteman dengan lawan jenis, hal ini akan berpengaruh pada pola perilaku yang bertahan. Pada reinforment, biasanya para kaum homoseksual ini, diperoleh dari kehangatan yang diterima oleh sesama jenis. Subyek akan sering kali menjaga jarak untuk berteman dengan rekan yang menyukai lawan jenis karena penolakan dan memilih untuk berteman dengan sesama jenis karena perlindungan dan kehangatan yang diterima.
      Sebelum terjadi perilaku homoseksual, sebaiknya orangtua memberikan pola asuh yang tepat sesuai jenis kelamin mereka, kemudian orangtua menekankan terhadap perilaku sesuai gender mereka, selain itu permainan dan pakaian disesuaikan dengen gender mereka, agar tidak adanya kesalahpahaman atau kebingungan yang terjadi mengenai peran gender mereka sewaktu kecil yang dapat mengarah kepada perilaku homoseksual. Saat anak kecil dan telah menunjukkan perilaku yang mengarah kepada perilaku tidak sesuai dengan gender mereka, orangtua sebaiknya membina dan lebih memperhatikan serta menjaga perilaku tersebut kearah yang sesuai gender mereka. Orangtua harus juga dapat menjaga lingkungan atau keberadaan anak mereka, agar dapat membatasi perilaku tersebut muncul. Sejak kecil orangtua juga harus lebih melakukan attachment yang baik dengan anaknya, agar anak mereka lebih terbuka untuk menceritakan apa yang dialami.
     Pada saat orangtua menyadari bahwa anak mereka homoseksual, sebaiknya membawa anaknya ke psikolog, apabila hal tersebut tidak dapat diubah maka orangtua harus sebisa mungkin menerima keadaan tersebut, karena menurut DSM IV TR, homoseksual ini tidak lagi termasuk dalam penyakit disorder, dan apabila dia sudah merasa nyaman dengan keadaannya serta terapi yang dialami gagal, maka terapi sebaiknya tidak di;lanjutkan karena hal tersebut bisa saja berdampak negatif pada psikologis subyek, apabila ingin sembuh sebaiknya berasal dari kesadaran subyek sendiri, karena kemauan mereka sendiri yang dapat mengarahkan mereka pada perilaku normal. Maka sebaiknya untuk menghindari perilaku ini orangtua harus mendeteksi dengan cepat perilaku-perilaku menyimpang yang tidak seseuai dengan gender pada anaknya.
     Pada kaum homoseksual, sebaiknya mereka harus dasar pengetahuan mengenai dampak-dampak dari hubungan seksual yang mereka lakukan. Bukannya hanya hubungan seksual dengan lawan jenis yang dapat menjadikan seseorang mengalami penyakit menular seksual (PMS) dan rusaknya fungsi syaraf pada anus. Dari beberapa penilitian yang sering mengalami PMS adalah kaum homoseksual khususnya gay, karena perilaku bergonta-ganti pasangan dan tidak menjaga kebersihan. Kaum homoseksual ini sendiri untuk menjadi normal sangat sulit terjadi kalau bukan karena keinginan mereka, semakin jauh mereka berpetualang maka semakin sukar mereka menemukan jalan untuk kembali, dan semakin meranalah hidup mereka.

Seni atau Pornografi? (Chalifatunissa)

June 20, 2012 at 10:50pm ·

Dewasa ini, topik mengenai pornografi marak diperbincangkan. Namun, apa makna dari pornografi itu sendiri? Arti pornografi yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Pornografi:

"Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat."

Lalu bagaimana dengan seni, apakah itu termasuk pornografi? Seringkali, karya-karya seni menampilkan ketelanjangan. Jika membuat sebuah karya seni yang menampilkan bagian tubuh manusia dapat dikatakan sebagai pornografi dan dilarang, bukankah hal tersebut telah 'membunuh' kreatifitas? Bukankah hal tersebut telah 'memenjarakan' kebebasan berekspresi?

Pablo Picasso - Nu au Fauteuil Noir Seni berdasarkan pada estetika. Keindahan merupakan hal yang paling utama ditonjolkan dalam seni. Dapat diakui, tubuh manusia merupakan satu bentuk keindahan. Kesenian yang menggambarkan ketelanjangan umumnya dianggap memiliki nilai seni yang tinggi. Contohnya saja karya seni milik Pablo Picasso dengan berjudul "Nu au Fauteuil Noir" atau "Nude in a Black Armchair". Lukisan tersebut sangat terlihat menggambarkan wanita yang sedang telanjang. Lalu, apakah lukisan itu pun termasuk pornografi?

Salah satu yang menjadi pertimbangan di kalangan masyarakat adalah budaya. Tidak jarang tentunya kita mendengar orang berkata, "Budaya timur kan berbeda dengan budaya barat. Budaya barat sangat terbuka, sedangkan budaya timur sangat tertutup."

 Affandi - Telanjang Oke, lalu bagaimana dengan lukisan karya Affandi yang menggambarkan seorang wanita telanjang? Atau apabila Anda tidak mengenal siapa Affandi, mari ingat-ingat ketika Anda sedang liburan... Misalnya, candi-candi di Yogyakarta. Tidak jarang relief-relief yang terukir pada dinding candi menggambarkan ketelanjangan. Atau, lukisan-lukisan penari Bali, bukankah seringkali penari-penari tersebut digambarkan sedang menari dengan pakaian yang bertelanjang dada? Apa juga termasuk pornografi?

Pertanyaan selanjutnya, lalu dimana letak perbedaan antara seni dan pornografi?

Menurut saya, pornografi tidak dapat didefinisikan secara general. Suatu karya dapat dinilai sebagai pornografi apabila dapat membangkitkan gairah seksual bagi yang melihatnya. Maka itu, penilaian pornografi bersifat subjektif. Suatu lukisan nude dapat dinilai sebagai karya seni, tetapi juga dapat dinilai sebagai pornografi. Hal tersebut tergantung bagaimana individu memaknai karya seni tersebut.

...

Berikut ini saya akan memperlihatkan salah satu lukisan yang berasal dari abad 15. Silakan Anda sendiri yang menilai, apakah ini seni... atau pornografi?

Sandro Botticelli - Nascita di Venere

Penyimpangan Orientasi Seksual? Hmm...(Roland Lay)

 June 20, 2012 at 10:39pm ·

Penyimpangan Orientasi Seksual
Manusia diciptakan dengan dua buah jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Dan setiap orang juga memiliki orientasi seksualnya masing-masing, baik itu terhadap lawan jenis ataupun bahkan sesama jenis. Namun, terkadang beberapa orang tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah orientasi seksualnya normal atau menyimpang.
     Beberapa orang menilai bahwa dalam menentukan orientasi seksualnya adalah sebuah hal yang membingungkan. Hal ini disebabkan karena beberapa orang terkadang mengalami perubahan pandangan terhadap orientasi seksualnya. Seseorang dikatakan memiliki orientasi seksual normal jika ia menyukai lawan jenisnya, sedangkan orang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual akan menyukai sesama jenis juga.
     Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijadikan acuan bahwa seseorang memiliki orientasi seksual yang menyimpang, yaitu :
1.  Punya perasaan yang berubah-ubah terhadap lawan jenisnya
Jika seseorang yang seolah-olah selalu menjadi orang yang berbeda perasaannya terhadap sesama jenis, maka ada kemungkinan ia memiliki orientasi seksual gay ataupun lesbian.

2.  Tidak memperdulikan stereotip atau  pandangan orang lain
Seseorang dikatakan ada kemungkinan memiliki penyimpangan orientasi seksual yang kuat adalah ketika ia sudah memiliki pandangan yang kuat akan orientasi seksualnya saat ini dan memilih untuk bersikap cuek terhadap penilaian orang lain terhadap orientasi seksualnya tersebut. Orang seperti ini berani untuk menunjukkan status seks nya yang tidak normal.

3.  Dapat mengenali perasaan sesama jenisnya dengan sangat mendalam dan sensitif.
Orang seperti ini memiliki keinginan seks yang lebih kuat dibandingkan perasaannya terhadap orang berjenis kelamin sama. Dan juga orang seperti ini lebih mudah terangsang terhadap sesama jenis ketimbang lawan jenis.

4.  Memahami perilaku gay dan normal
Seseorang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual adalah seseorang yang memang telah memahami kehidupan sebagai seorang gay misalnya. Orang seperti itu memang telah memutuskan untuk hidup sebagai seorang gay.

5.  Fantasi seks saat melakukan masturbasi
Saat melakukan masturbasi, orang tersebut menemukan dirinya akan berfantasi melakukan hubungan seks dengan orang yang berjenis kelamin sama dan akan merasakan kepuasan tersendiri. Sedangkan ketika ia melakukan masturbasi dengan berfantasi dengan lawan jenis, orang tersebut biasanya tidak akan mencapai klimaks.

6.  Perasan malu ketika melihat adegan ciuman sesama jenis
Ketika menonton televisi, orang seperti itu akan malu jika melihat adegan telanjang atau ciuman dari orang yang berjenis kelamin sama.

Penyimpangan seksual seperti gay ataupun lesbi bukan lah hanya sebatas fisik saja, namun ada perasaan cinta yang mendalam terhadap orang berjenis kelamin sama. Kondisi seperti ini umumnya tidak terjadi dalam waktu singkat, tapi dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat memulihkannya. Penyebabnya bisa saja karena pengaruh masa lalunya ataupun bisa juga karena pengaruh lingkungan sekitar yang membuatnya memiliki role model untuk ditiru. Jika mengalami hal seperti itu, sebaiknya dikonsultasikan kepada terapis ataupun psikolog. Selain itu juga lingkungan sekitar haruslah mendukungnya untuk dapat berubah.

Sikap kita yang benar jika kita mengetahui ada orang dengan karakteristik seperti itu adalah janganlah menjauhi orang tersebut. Bangunlah sebuah hubungan yang baik namun tetap menjaga jarak (jika sesama jenis dengan kita) untuk dapat membantunya menemukan solusinya terhadap permasalahannya tersebut. Jika ia sudah dapat mempercayai kita, maka proses kedepannya akan lebih mudah untuk dapat mensupportnya menjadi lebih baik.
Yakinkan ia bahwa ia benar-benar ingin berubah, dan fokuslah terhadap permasalahannya hingga ia menemukan solusi yang tepat bagi dirinya sendiri.

Perempuan dan HIV/AIDS (Vania Christabela)

June 20, 2012 at 10:06pm ·


Kerentanan Perempuan Tertular HIV/AIDS
     Fenomena HIV/AIDS tidak hanya terkait akan suatu gender tertentu atau isu penetralan suatu gender tertentu. Pada data yang ditunjukkan oleh UNAIDS (2002) perempuan merupakan kelompok yang tertinggi dengan kasus terinfeksi HIV/AIDS tertinggi, tidak dapat juga di pisahkan dari kasus spesifik perempuan lainnya, diantaranya pada korban kekerasan karena kondisi budaya dan hukum yang tidak berpihak dan keadilan.
     Spesifikasi perempuan untuk masalah HIV/AIDS dilakukan karena kerentanan yang dialami oleh perempuan, yang merupakan penyebab dari faktor biologis ataupun anatomi alat kelaminnya, dan faktor kedudukan perempuan yang lebih rendah daripada pria, dan posisi yang lemah dalam kemandirian ekonomi. Potensi kekerasan seksual, khususnya dalam rumah tangga memiliki peluang terkena Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS. Beberapa faktor penyebab perempuan kekerasan seksual rentan terinfeksi HIV/AIDS.

  1. 1.    Faktor Biologis. Struktur di dalam vagina terdapat banyak lipatan membuat permukaannya menjadi luas dan dinding vagina sendiri memiliki lapisan tipis yang mudah terluka. Anatomi ini memudahkan air mani bertahan lebih lama dalam rongga vagina bila terjadi pentrasi. Maka air mani yang terinfeksi dapat segera menulari perempuan tersebut. Ini akan terjadi pada kasus perkosaan dimana penyerangan seksual dapat melukai dan kemungkinan terinfeksi bisa 2-4 kali lebih besar. 
  2. 2.    Faktor Kultural. Perempuan sulit untuk menolak hubungan seksual dengan pasangannya karena nilai perempuan tidak memiliki kekuasaan untuk menyarankan penggunaan kondom dalam hubungan seksual. Faktor tabu membicarakan seks, kesehatan reproduksi dan informasi lain membuat perempuan sulit membicarakan seks dengan pasangannya. Akibat lebih lanjut perempuan sulit melakukan tindakan cepat untuk mengakses pengobatan bagi penyakit seksual yang sudah ia derita.
  3. 3.    Faktor ekonomi. Perempuan umumnya sangat tergantung secara ekonomi kepada laki-laki. Ini menyebabkan perempuan tidak memiliki posisi tawar menolak hubungan seksual dengan pasangannya.
     Selain itu, perempuan yang rentang kekerasaan seksual diantaranya adalah ibu rumah tangga atau istri, perempuan muda dalam hubungan pacaran, anak perempuan, perempuan pekerja, termasuk migran dan pekerja rumah tangga, perempuan diperdagangkan, perempuan di daerah konflik, perempuan cacat dan pekerja seks komersial. Kecenderungan perempuan karena biologi maupun konteks sosial yang terjadi, maka perlindungan bagi perempuan yang terinfeksi perlu dilakukan, diantaranya adalah kebijakan umum, dan pendampingan, maka hal tersebut dapat membantu wanita untuk tidak terinfeksi.
(Dikutip dari Jurnal perempuan. Dari Komnas perempuan, modul tentang kekerasan terhadap perempuan dan HIV/AIDS, 2004)

      Pada perempuan kekerasaan seksual sering kali terjadi yang biasanya disebabkan oleh suatu kultur atau budaya. Hal ini terjadi karena kelonggaran terhadap nilai-nilai atau agama secara umum, penyebab terjadinya fenomena ini dikarenakan suatu perkawinan yang superfisial, kehidupan perkawinan yang tidak bahagia, penjualan bebas alat kontrasepsi, dan pornografi.  Biasanya hal ini terjadi pada perempuan melalui cairan sperma dan darah pada pasangannya, namun ada juga ditemukan dari dalam air liur, keringat dan air mata, dan semua itu merupakan sumber utamanya adalah darah.
     Sebaiknya perempuan lebih berhati-hati dalam memilih pasangan. Kesalahan dalam memilih pasangan  akan mempengaruhi keharmonisan suatu hubungan yang berdampak pada perselingkuhan, mengapa? Rata-rata perempuan tidak menyadari perilaku hypersex yang dialami oleh pasangannya, saat sebelum menikah karena perasaan kasih sayang yang dimiliki, hal tersebut dapat menutupi kekurangan pasangannya, sedangkan hal tersebut dapat berdampak buruk pada saat setelah menikah.
     Setelah menikah penyesalan baru akan dirasakan ketika  perempuan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual pasangannya (Hypersex), yang menyebabkan pasangannya tersebut akan mencari perempuan lain untuk memenuhi hasrat seksualnya tersebut. Tentu saja hal ini berdampak bukan hanya kepada keharmonisan, namun juga pada perilaku seksualnya, karena hal ini bisa aja menjadi proses terjadi penularan HIV/AIDS dari pasangannya.
      Pada era sekarang sebaiknya perempuan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai suatu hubungan yang baik dan sehat. Perempuan juga harus tegas dan bijaksana dalam memilih suatu kultur yang diterapkan dalam lingkungan keluarga maupun sosialnya, karena seringkali suatu kultur menganggap perempuan memiliki derajat di bawah laki-laki. Baik dalam pendidikan dan pekerjaan, perempuan juga harus dapat memenuhi kebutuhan finansial mereka tanpa harus bergantung sepenuhnya pada suami.
      Pada pekerja seks komersil, kepuasan seks pelanggan merupakan hal yng paling utama, namun mereka juga harus menjaga kondisi mereka agar tidak tertular HIV/AIDS dengan menggunakan alat kontrasepsi. Sebaiknya, para pekerja seks komersil harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakit-penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS, karena hal ini sangat penting agar mereka tidak tertular dari penyakit menular tersebut. Maka suatu badan yang menangani korban dengan HIV/AIDS ketika mengadakan penyuluhan, para perempuan pekerja seks komersil tersebut harus turut aktif dalam kegiatan penyuluhan tersebut. Penggunaan alat kontasepsi harus di utamakan pada saat melayani seorang pelanggan, karena dapat menjadi pencegahan penularan penyakit tersebut.
      Penyuluhan yang diselenggarakan terkait dengan HIV/AIDS harus lebih sering dilakukan terutama pada daerah-daerah prostitusi, selain itu harus dilakukan pengecekan kesehatan rutin pada pekerja seks komersial tersebut. hal ini dilakukan tentunya untuk mencegah HIV/AIDS.