Menyambung tulisan pada blog saya sebelumnya, kali ini saya
akan membahas mengenai teknik wawancara psikolog PIO dan Pendidikan. Pada hari
Kamis, 7 Maret 2013, kelas kami membahas mengenai teknik wawancara pada kedua
psikolog tersebut. Tiga kelompok pertama menjelaskan tentang teknik wawancara
pada psikolog PIO, psikolog tersebut mengatakan bahwa pengertian wawacara menurutnya
adalah kegiatan tanya jawab untuk memperoleh informasi. Misalnya untuk mencari
informasi dalam perekrutan calon karyawan baru, atau untuk rotasi pegawai lama,
promosi, mutasi atau demosi (turun jabatan).
Kelebihan menggunakan teknik wawancara adalah kita dapat mengetahui apakah calon karyawan tersebut berbohong atau
tidak, wawancara juga dapat dilakukan oleh siapa saja secara otodidak. Kekurangannya
adalah kita harus jeli dalam melakukan proses wawancara, butuh waktu untuk
memperdalam informasi calon pegawai tersebut, dan juga kesimpulan dari
wawancara bisa meleset. Dalam melakukan wawancara juga terdapat masalahnya,
yaitu diantaranya, emosional calon karyawan menghambat perekrutan, rekan lain
tidak sependapat (dalam hal penerimaan calon karyawan) , dan pewawancara dapat
saja dibohongi, karyawan yang sudah diterima ternyata telah bekerja di tempat
lain. Namun ada penanganannya dalam mengatasi masalah perekrutan, yaitu ketika
kita merasa jawaban calon karyawan tidak benar, maka kita bandingkan dengan
hasil psikotesnya, jika rekan lain tidak
sependapat dalam penerimaan calon karyawan, diadakan rapat dalam perusahaan,
dan jika karyawan baru sudah bekerja di tempat lain, maka diadakan training
ulang kepada karyawan lain. Psikolog PIO
jelas berbeda dengan psikolog klinis (pembahasan sebelumnya). Dalam industri
dan organisasi, wawancara dapat dilakukan oleh siapa saja yang bukan memiliki background psikolog. Sedangkan klinis,
dilakukan oleh seseorang yang memang memiliki basic psikologi di bidang klinis.
Pada kelompok selanjutnya, membahas mengenai psikolog
pendidikan. Menurut psikolog yang teman kami wawancara, pengertian teknik
wawancara tidaklah jauh berbeda dengan kelompok PIO. Kelebihan teknik wawancara dalam pendidikan,
kita dapat mengetahui informasi mengenai permasalahan siswa, kita juga dapat
mengenal seseorang lebih dalam ketika melihat gesture klien/siswa. Ada kekurangan
juga yang ditemukan teknik wawancara dalam pendidikan, yaitu terkadang psikolog
pendidikan terkesan mengintrogasi klien/siswwa yang ditangani. Selain itu
kekurangannya adalah bergantung pada kerjasama antara psikolog dengan siswanya.
Selain itu dibutuhkan jam terbang yang tinggi dan skill yang mendalam. Dalam melakukan
teknik wawancara juga memiliki kendala, yaitu terkadang siswa menjadi takut
dengan psikolog tersebut, menjadi diremehkan (seperti tidak didengarkan, dll)
dan terkadang tidak dapat membangun rapor yang baik. Penanganannya dapat berupa
pendekatan kepada siswa, tidak menghakimi siswa, serta kita membuat siswa
tersebut nyaman, dll.
Pada akhir pembahasan di kelas, Kami mengetahui bahwa
sebenarnya kita juga jangan terlalu yakin dengan jam terbang kita yang sudah
tinggi, terkadang masalah klien yang sulit belum tentu dapat kita tangani
walaupun jam terbang kita sudah tinggi. Jam terbang memang harus tinggi agar
aplikasi teknik wawancara menjadi baik, namun kita jangan terlalu percaya diri,
sebab jam terbang tidak menentukan baik/tidaknya kita menjadi seorang psikolog
:D
12 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar