Senin, 25 Maret 2013

Wawancara PIO dan Psikologi Pendidikan (Shierly Widjaja)


Menyambung tulisan pada blog saya sebelumnya, kali ini saya akan membahas mengenai teknik wawancara psikolog PIO dan Pendidikan. Pada hari Kamis, 7 Maret 2013, kelas kami membahas mengenai teknik wawancara pada kedua psikolog tersebut. Tiga kelompok pertama menjelaskan tentang teknik wawancara pada psikolog PIO, psikolog tersebut mengatakan bahwa pengertian wawacara menurutnya adalah kegiatan tanya jawab untuk memperoleh informasi. Misalnya untuk mencari informasi dalam perekrutan calon karyawan baru, atau untuk rotasi pegawai lama, promosi, mutasi atau demosi (turun jabatan).  Kelebihan menggunakan teknik wawancara adalah kita dapat mengetahui  apakah calon karyawan tersebut berbohong atau tidak, wawancara juga dapat dilakukan oleh siapa saja secara otodidak. Kekurangannya adalah kita harus jeli dalam melakukan proses wawancara, butuh waktu untuk memperdalam informasi calon pegawai tersebut, dan juga kesimpulan dari wawancara bisa meleset. Dalam melakukan wawancara juga terdapat masalahnya, yaitu diantaranya, emosional calon karyawan menghambat perekrutan, rekan lain tidak sependapat (dalam hal penerimaan calon karyawan) , dan pewawancara dapat saja dibohongi, karyawan yang sudah diterima ternyata telah bekerja di tempat lain. Namun ada penanganannya dalam mengatasi masalah perekrutan, yaitu ketika kita merasa jawaban calon karyawan tidak benar, maka kita bandingkan dengan hasil psikotesnya,  jika rekan lain tidak sependapat dalam penerimaan calon karyawan, diadakan rapat dalam perusahaan, dan jika karyawan baru sudah bekerja di tempat lain, maka diadakan training ulang kepada karyawan lain.  Psikolog PIO jelas berbeda dengan psikolog klinis (pembahasan sebelumnya). Dalam industri dan organisasi, wawancara dapat dilakukan oleh siapa saja yang bukan memiliki background psikolog. Sedangkan klinis, dilakukan oleh seseorang yang memang memiliki basic psikologi di bidang klinis. 
Pada kelompok selanjutnya, membahas mengenai psikolog pendidikan. Menurut psikolog yang teman kami wawancara, pengertian teknik wawancara tidaklah jauh berbeda dengan kelompok PIO.  Kelebihan teknik wawancara dalam pendidikan, kita dapat mengetahui informasi mengenai permasalahan siswa, kita juga dapat mengenal seseorang lebih dalam ketika melihat gesture klien/siswa. Ada kekurangan juga yang ditemukan teknik wawancara dalam pendidikan, yaitu terkadang psikolog pendidikan terkesan mengintrogasi klien/siswwa yang ditangani. Selain itu kekurangannya adalah bergantung pada kerjasama antara psikolog dengan siswanya. Selain itu dibutuhkan jam terbang yang tinggi dan skill yang mendalam. Dalam melakukan teknik wawancara juga memiliki kendala, yaitu terkadang siswa menjadi takut dengan psikolog tersebut, menjadi diremehkan (seperti tidak didengarkan, dll) dan terkadang tidak dapat membangun rapor yang baik. Penanganannya dapat berupa pendekatan kepada siswa, tidak menghakimi siswa, serta kita membuat siswa tersebut nyaman, dll.
Pada akhir pembahasan di kelas, Kami mengetahui bahwa sebenarnya kita juga jangan terlalu yakin dengan jam terbang kita yang sudah tinggi, terkadang masalah klien yang sulit belum tentu dapat kita tangani walaupun jam terbang kita sudah tinggi. Jam terbang memang harus tinggi agar aplikasi teknik wawancara menjadi baik, namun kita jangan terlalu percaya diri, sebab jam terbang tidak menentukan baik/tidaknya kita menjadi seorang psikolog :D
12 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar