Minggu, 10 Maret 2013

berbeda namun tetap satu (Deasy Ayu Wulan Sunu)

Psikologi klinis merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang banyak diminati mahasiswa Psikologi di Indonesia. Kurikulum saat ini membagi program studi Psikologi klinis menjadi dua, yaitu Psikologi klinis anak dan Psikologi klinis dewasa.

Lulusan S2 Psikologi klinis, yang disebut sebagai Psikolog, mendapatkan izin praktek juga memiliki hak untuk memilih, menggunakan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan metode lainnya serta alat-alat pemeriksaan psikologis (psikodiagnostik) untuk menegakkan diagnosis psikologis; dan melakukan konseling dan psikoterapi. Jadi, Psikolog juga dapat disebut sebagai praktisi psikologi.

 
Terdapat tiga cara yang penting dalam pengumpulan data bagi Psikolog, yaitu: 
(1) observasi, 
(2) wawancara, dan
(3) tes psikologi.

Dengan observasi, Psikolog mengumpulkan data hanya dengan memanfaatkan indera yang dimiliki. Psikolog mendapatkan data non-verbal, juga mendapatkan data melalui atribut yang ditampilkan subyek untuk meninjau kembali informasi yang didapat sebelumnya.


Dengan wawancara, Psikolog dapat mengumpulkan data hanya dengan bertatap muka kemudian bertanya secara detail langsung kepada subyek.


Observasi dan wawancara tidak dapat dipisahkan, keduanya saling melengkapi data-data yang diperlukan oleh Psikolog. Dalam wawancara terdapat observasi mengenai ekspresi subyek saat pertanyaan diajukan dan saat subyek menjawab pertanyaan tersebut. Jika Psikolog merupakan seseorang yang kritis dan memiliki kreatifitas tinggi maka observasi dan wawancara sangat mudah dan juga sederhana untuk dilakukan.

Sampai saat ini saya ingin menjadi Psikolog klinis dewasa. Namun, Psikolog klinis anak ataupun Psikolog klinis dewasa merupakan profesi yang sama pentingnya bagi pemulihan perkembangan seseorang. Hal terpenting bagi para praktisi psikologi adalah mengetahui dengan jelas keluhan atau kebutuhan klien untuk melakukan intervensi yang sesuai dan apabila terdapat hal yang kurang mampu untuk ditangani, ada baiknya untuk tidak memaksakan dan tetap bekerja dengan jujur dengan menjunjung tinggi etika yang berlaku.

"A life lived with integrity - even if it lacks the trappings of fame and fortune is a shining star in whose light others may follow in the years to come." Denis Waitley

1 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar