Senin, 25 Maret 2013

Kesaaman Menuju Keakraban (Dionisius Dias Ardi Nugroho)

Apa yang terlintas di benak Anda saat melihat seseorang yang menarik? Mungkin lawan jenis atau seseorang yang sepertinya bisa dijadikan sahabat. Bagi saya, jika seorang teman memperkenalkan teman perempuannya yang cantik otak saya akan bekerja. Pertama kami bertukar nama. Setelah mengetahui nama, saya mencoba menanyakan lokasi kuliah lawan bicara. Hal yang paling sering saya lakukan adalah menanyakan asal SMA. Mengapa? Jika lawan bicara berasal dari SMA yang saya kenal, saya bisa menanyakan beberapa nama, antara lain nama teman saya atau hanya nama seseorang yang saya tahu bersekolah di tempat lawan bicara saya. Seringkali lawan bicara saya mengetahui nama orang yang saya maksud. Dengan begitu keakraban semakin terasa. Pertanyaan berikutnya mengarah ke hobby, jika lawan bicara saya memiliki hobi olahraga dan sering mengikuti kompetisi, saya bisa menceritakan pengalaman saya mengkuti kompetisi futsal di SMA. Tidak terasa saya dan lawan bicara sudah semakin akrab dan tidak ragu untuk bertukar kontak(nomor handphone atau pin BB). Pengalaman ini membuat saya cepat memahami materi teknik wawancara dalam hal membina rapor. Sebagai psikolog, sangat penting untuk memiliki kemampuan untuk membina hubungan pertemanan dengan klien. Pertemanan dalam hal ini bukan maksud untuk menjadikan dualisme dalam psikoterapi tetapi untuk membuat proses konseling lebih efektif. Saat menerima klien, psikolog hendaknya memberikan senyum agar klien tidak merasa takut. Setelah mempersilakan klien duduk, biarkan klien mengisi formulir. Sambil klien mengisi formulir, psikolog dapat menanyakan apakah kesulitan untuk mencari tempat praktek psikolog. Komentar mungkin akan muncul dari klien mengenai ruangan praktek. Hal itu bisa dijadikan pemecah suasana. Setelah masuk dalam sesi konseling, psikolog memiliki tugas untu menjadi pendengar yang baik dan membantu klien memetakan pembicaraan agar tidak terlalu berputar putar. Hindari fokus pada hal-hal lain, selain pada masalah klien. Setiap orang memiliki keunikan masing-masing, sedangkan membina hubungan interpersonal adalah seni. Jadi untuk teman-teman yang ingin menjadi psikolog, tidak perlu berpikir bahwa akan sulit membina rapor, ingatlah apa yang Anda lakukan saat pertama kali Anda berkenalan dengan sahabat atau pacar Anda. Semoga bermanfaat.

11 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar