Senin, 25 Maret 2013
Wawancara dalam bidang PIO dan Psi. Pendidikan (Angela Irawan)
Hari ini saya belajar tentang wawancara dalam bidang PIO dan Pendidikan, untuk bidang ini saya menemukan hal-hal baru tapi ternyata saya rasa lebih mudah dari klinis, karena kebetulan saya juga lebih banyak memiliki minat untuk kedua bidang ini.
Untuk bagian pendidikan sendiri kegunaan wawancara lebih ditekankan pada konteks kegiatan di sekolah, mulai dari wawancara konseling masalah di sekolah, penjurusan. wawancara OSIS, dan sebagainya. Untuk masalah penjurusan biasnya psikolog pendidikan memberikan wawancara personal kepada siswa-siswa tersebut. Psikolog pendidikan di sekolah sekolah, terutama sekolah menengah atas menurut saya, memiliki peran yang sangat penting, karena selain psikolog dapat memberikan konseling, psikolog juga dapat mengontrol dan memotivasi anak-anak demi kemajuan belajar siswa-siswi tersebut. Wawancara dalam bidang pendidikan tidaklah terlalu jauh berbeda dengan teknik wawancara klinis, dimana psikolog akan langsung berhadapan dengan siswa dan melakukan wawancara tersebut. Kesilitan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya untuk membina rapport terhadap siswa-siswi tersebut, tetapi hal tersebut tentu dapat diatasi dengan pendekatan bertahap, dan memberikan rasa aman bagi mereka.
Dalam PIO teknik wawancara yang digunakan berbeda dengan bidang lainnya, karena disini wawancara tersebut akan menilai secara tegas apakah seseorang memiliki kualifikasi untuk diterima kerja atau tidak. Mayoritas teknik wawancara dalam bidang PIO dilakukan oleh Human Resource Managemet (HRD), HRD bertugas untuk merekruit karyawan-karyawan baru, Sifatnya akan jauh lebih formal dan mungkin dapat membuat kandidat lebih tegang, dalam hal ini perlu penangan yang dinamakan ice breaking yang harus dilakukan HRD, agar wawancara dapat berjalan lancar. Wawancara dalam konteks PIO memiliki keuntungan sendiri dalam mendeteksi kejujuran kandidat. Selain bidang rekruitmen, dalam bidang PIO teknik wawancara juga digunakan untuk konseling jika ada karyawan yang mengalami masalah pekerjaan, ataupun untuk konseling masalah-masalah perusahaan lainnya. HRD juga dapat memotivasi karyawan agar dapat berkontribusi lebih pada perusahaan dan memaksimalkan kinerja kerja mereka, dan berusaha membuat karyawan merasa nyaman dengan lingkungan pekerjaannya.
4 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar