Minggu, 24 Maret 2013
Every choice has their own risk...(Andika Girindra)
Sekarang aku pengen membahas beberapa hal yang terkait dengan apa yang aku dapatkan dari hari Senin kemarin (04/03). Pada hari Senin kemarin ada penjelasan topik mengenai PIO dan Pendidikan. Mungkin kini sudah menjadi sesuatu yang tidak lagi menarik bagi diriku secara pribadi, namun tidak ada salahnya jika aku berusaha untuk membuka semua pancainderaku untuk bisa belajar memahami apa sih PIO itu? dan apa sih Pendidikan itu? further info, let's move on...
1. PIO
Menurut aku, PIO itu dapat dikatakan sebagai pemahaman lebih lanjut dari Psikologi Klinis Dewasa. Kenapa begitu?? Mungkin jika kalian udah membaca postingan aku sebelumnya, pasti akan mengerti apa itu Psikologi Klinis Dewasa. Nah, disini aku cuma hanya menjelaskan seperti apa PIO itu, dan hal - hal yang mendasar dari ini semua. PIO itu sendiri sebenernya adalah singkatan dari Psikologi Industri dan Organisasi. Dilihat dari nama, maka tentu kita bisa lihat bahwa yang dipelajari adalah kehidupan serta budaya yang terdapat di suatu perusahaan atau organisasi. Peran psikologi disini adalah lebih sebagai asisten bagi perusahaan. Kalau mau lihat lebih dalam lagi maka tugas psikolog disini tidak akan seberat psikolog dari Klinis Dewasa, Anak, dan Pendidikan. Psikolog disini cenderung berperan sebagai orang yang bertugas pada apa yang disebut sebagai proses selection. Selection disini adalah merupakan proses pemilihan atau penyortiran dari para calon karyawan baru. Istilah selection ini juga berkaitan dengan suatu proses yang disebut sebagai recruitment. Recruitment disini berarti suatu proses dimana si calon karyawan telah melalui tahapan - tahapan sebelum dirinya masuk menjadi anggota keluarga dari perusahaan. Tahapan - tahapan itu sendiri meliputi:
a. Pemilihan karyawan baru
b. Wawancara
c. Pelaksanaan tes psikologi
d. (jika telah lulus semua) Negosiasi gaji dan durasi kontrak
e. Pembubuhan tandatangan diatas kertas kontrak (jika sudah setuju dengan nilai gaji dan durasi kontrak).
Pada pelaksanaannya, tentu sering terdapat beberapa kendala yang menyebabkan 5 proses diatas tidak bisa terselesaikan sepenuhnya yaitu:
1. Sikap wawancara yang ditunjukkan calon karyawan mulai terasa aneh. Aneh disini berarti calon karyawan ketika akan diwawancara menunjukkan sikap - sikap yang tidak bisa duduk dengan manis dan sopan.
2. Bahasa dan tutur kata si calon karyawan dianggap kurang sepantasnya ditunjukkan ketika wawancara berlangsung.
3. Jika ditanya soal pertanyaan yang sifatnya pribadi, calon karyawan terkadang seakan seperti pasang "topeng tebal" yang itu berarti bahwa calon karyawan memberikan pernyataan yang palsu, mengada - ada, atau melebih - lebihkan sehingga membuat calon karyawan menjadi terlihat sebagai sosok seorang yang hebat dan pintar.
3. Pada pelaksanaan tes, calon karyawan mudah merasa dirinya bosan dalam mengerjakan soal - soal yang diujikan
4. Terlalu banyak tuntutan dari segi nilai kontrak dan gaji atau dari calon merasa uang bukanlah segalanya yang justru malah menaikkan nilai jual calon karyawan di mata perusahaan supaya perusahaan menyanggupi yang calon karyawan minta.
Well, ternyata ada enak - ngga enaknya juga ya kalau mau bergabung ke dunia PIO. but, whatever it is, the choice is in your hand..according to what I wrote on the topic, yupp every choice has their own risk, bahkan tak terkecuali ini. So, be careful...
2. Psikologi Pendidikan
Menurut aku, Psikologi Pendidikan itu dapat dikatakan sebagai pemahaman lebih lanjut dari Psikologi Klinis Anak. Kenapa begitu?? Mungkin jika kalian udah membaca postingan aku sebelumnya, pasti akan mengerti apa itu Psikologi Klinis Anak. Psikologi Pendidikan merupakan aspek yang paling mendasar atau pedoman kehidupan pada diri setiap orang. Pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan bagi diri setiap orang untuk menghadapi perjalanan kehidupan. Tanpa adanya pendidikan, seseorang hidupnya dapat menjadi hilang arah, serta dapat menjadi tidak teratur. Oleh karena itulah, jenis pendidikan itu ada dua yaitu formal dan informal.
a. Formal: Apa yang kita dapatkan di lembaga resmi. Lembaga resmi disini berarti adalah sekolah, universitas.
b. Informal: Apa yang kita dapatkan di lembaga tidak resmi. Lembaga tidak resmi disini berarti tempat les, lembaga pemasyarakatan, atau yang sederajat.
Pada kesempatan ini, yang akan dibahas adalah pendidikan formal di sekolah. Pendidikan formal di suatu sekolah tidak akan maju dan berkembang dengan sendirinya kalau tidak ada peran serta guru di dalamnya. Guru disini memiliki tugas yang bisa dikatakan berat. Selain tugasnya adalah untuk menjadi pembimbing dalam proses belajar serta pemberi materi pelajaran bagi siswa atau pelajar, guru juga bertugas untuk menjadi wali siswa ketika di sekolah. Oleh karena itu tidak heran jika ada yang menyebut guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, seorang "unsung hero". Ketika kita sekarang udah jadi orang yang maju, makmur, dan lebih baik, maka nasib guru yaa segitu - gitu aja. Kalau mau diumpamakan sih kira - kiranya adalah "kita naik mobil, mereka naik sepeda". Oleh karenanya, maka tidak ada salahnya jika kita pelan - pelan untuk belajar menghargai sosok yang udah membuat kita seperti kayak sekarang. Caranya sih yaa terserah sama diri kita masing - masing maunya kayak gimana, de - el - el.
Selanjutnya, aku mau coba bahas tentang salah satu dari sekian jenis guru yang biasanya selalu ada di sekolah yaitu guru BK. BK itu merupakan kepanjangan dari Bimbingan Konseling. Maksudnya disini adalah guru BK memiliki tugas untuk memanggil siswa bilamana siswa memiliki hal - hal istimewa yang memang dirasa oleh seorang guru BK perlu untuk digali lebih dalam sehingga dapat diperoleh feedback untuk si siswa. Hal - hal yang istimewanya bermacam - macam, bisa itu yang baik banget, ataau yang buruk banget. Namun biasanya siswa selalu takut jika tiba - tiba dapat panggilan dari guru BK karena bagi mereka, guru BK adalah sosok yang mengerikan bagi mereka. Mengerikannya disini berarti bahwa siswa biasanya sangat takut untuk diwawancara sama guru BK terlebih yang sifatnya personal bagi diri siswa. Umumnya para siswa yang rentan untuk mendapat panggilan dari guru BK adalah siswa usia SMP, maupun SMA namun tidak menutup peluang juga siswa SD juga akan mengalami hal yang sama. Dan oleh karenanya, jika kita melihat kembali pada apa yang udah aku tulis pada postingan sebelumnya, maka siswa (dalam hal ini berarti kelompok usia childhood) biasanya bertopeng tipis. Bertopeng tipis berarti bahwa siswa dapat saja memberikan pernyataan palsu yang tingkat kebohongannya sangat rendah jika diajak wawancara sama guru BK sehingga memungkinkan guru BK dapat menembus pertahanan kebohongan yang dibangun oleh siswa. Namun jika ada hal - hal yang dirasa diluar dari kemampuan guru BK, maka guru BK tentu akan meneruskannya kepada pihak yang memang mampu untuk menangani siswa (dalam hal ini adalah Psikolog Klinis Anak).
Dan sebagai penutup dari tulisan ini dan tulisanku sebelumnya bahwa secara keseluruhan di hampir semua ranah bidang Psikologi atau bidang kehidupan apapun itu, praktek wawancara itu PASTI selalu ada. Selain itu wawancara itu PENTING untuk dilakukan karena seperti kata peribahasa "malu bertanya, sesat dijalan". Jadi bila kita tidak melakukan wawancara, maka kita tidak akan mengetahui apapun yang ingin kita ketahui. Wawancara itu juga memerlukan adanya tatap muka antara Psikolog dengan orang yang ingin digali informasinya. Oleh karena itu wawancara jelas tidak dapat dilakukan DILUAR dari tatap muka. Mungkin segini saja yang dapat aku tulis pada kesempatan ini.
7 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar