Kehidupan menikah-cerai itu sudah biasa, bahkan sering sekali
disorot oleh media. Uniknya, sesuatu yang kurang indah seperti ini mudah
sekali mendapat perhatian publik. Padahal masih ada hal positif yang
belum tersorot, dan tidak sesering yang negatif itu disorot. Apakah itu?
Salah satunya pernikahan yang bertahan lama, yaitu pernikahan yang
tetap utuh hingga pasangan mencapai usia lanjut (marriages in later
life). Kira-kira ada atau tidak ya yang penasaran resep rahasianya dalam
mempertahankan hubungan jangka panjang ini? Sebenarnya ini merupakan
salah satu menu dalam kelas Perilaku Seksual hari ini. Sekali-sekali
kita juga harus belajar dari generasi di atas kita untuk mendapat
pelajarah yang berharga.
sumber: http://mayabasoeki.blogspot.com |
Pernikahan generasi muda dan lanjut usia (lansia) memang berbeda.
Pada generasi muda, mudahnya "cinta" adalah sesuatu yang dominan pada
umumnya, baik itu berkaitan dengan kedekatan emosional (intimacy) maupun gairah dalam sebuah hubungan (passion).
Sedangkan hubungan pernikahan pada lansia itu yang umumnya mendominasi
adalah komitmen mempertahankan hubungan. Bagaimana komitmen yang
sebelumnya tidak dominan pada pernikahan generasi muda menjadi dominan
di masa lansia? Terlepas masih adanya cinta/tidak, masih ada keinginan
bersama/tidak, kedua pihak dalam pernikahan sudah banyak berinvestasi
dalam pernikahan mereka. Investasi yang dimaksudkan itu bukan dalam
konteks ekonomi alias money money I love money, melainkan sudah
seberapa banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mempertahankan
pernikahan. Agar mudah menempatkan diri dalam posisi itu, bayangkan saja
jika kita sudah berkorban demi sesuatu, apakah kita ingin pengorbanan
itu sia-sia? Tentu tidak. Hal yang sama juga terjadi dalam pernikahan,
ketika sudah berkorban demi sebuah hubungan tentu ingin hubungan itu
bertahan.
Dari manakah asalnya komitmen demikian? Seperti halnya pohon, pohon
akan bertumbuh dengan baik apabila diberikan air yang cukup dan pupuk
berkualitas. Artinya, komitmen harus ditanamkan sejak masih muda sewaktu
menjalin hubungan cinta. Mungkin masih ingin bersenang-senang, belum
mampu untuk setia pada satu wanita/pria, masih ingin yang lebih baik...
Itu hal wajar, memang sejak dahulu ini merupakan kecenderungan pada
manusia, ingin lebih, lebih, dan lebih. Akan tetapi, manusia mampu
mengendalikan diri, jadi cobalah untuk tetap bertahan pada satu pilihan
pasangan. Ketika sudah memilih, cobalah mempertahankan hubungan dengan
tetap menjadi diri sendiri. Tujuannya agar masing-masing pihak saling
mengenal dan dapat membantu satu sama lain hingga mencapai tahap
pernikahan dan terus berlanjut. Dengan demikian kita juga sekaligus
belajar menerima pasangan dari kelebihan dan kekurangannya, sehingga
akan lebih terbiasa untuk tidak berpaling dari pasangan dan mencari
pasangan baru. Kebiasaan inilah yang nantinya akan mengawali komitmen
dalam sebuah hubungan sampai ke jenjang pernikahan dan lansia.
sumber: http://widow.ie/inspiring-quotes-to-share/ |
Kalau sudah ada komitmen dan hubungannya menjadi "klop," memang
terasa sulit kalau harus kehilangan pasangan. Umumnya pada pernikahan
lansia, kehilangan pasangan terjadi akibat kematian salah satu pasangan,
kehilangan seseorang yang dicintai. Pasangan yang masih hidup pun
menjadi janda (widow) atau duda (widower), penyesuaian
dirinya pun akan cukup sulit. Di negara tertentu, janda/duda ini
seringkali "ditinggalkan" oleh keluarga dan kerabat-kerabatnya ketika
baru saja kehilangan pasangan. Mereka sebenarnya tetap memberikan
dukungan bagi janda/duda untuk tetap berjuang melangsungkan
kehidupannya, tetapi mereka merasa bingung harus bagaimana berhadapan
dengan janda/duda ini. Perilaku seseorang yang kehilangan pasangan
berbeda dari biasanya, misalkan tadinya periang menjadi pemurung. Kalau
membaca dimana-mana, jawabannya sama... "berikan dukungan sosial." Kalau
sekadar berkata itu mudah tetapi bagaimana menerapkannya? Ternyata
dukungan sosial yang dapat diberikan oleh lingkungan terdekatnya itu
tidak harus benar-benar nyata. Cukup berada terus di dekatnya, agar
Beliau merasa tidak ditinggalkan untuk ke-sekian kalinya. Seiring
berjalannya waktu, janda/duda dapat mengumpulkan keberanian untuk
kembali berbaur bersama lingkungan sosialnya. Ketika mulai menunjukkan
ketertarikan untuk bersama-sama, itulah saatnya kita menyambut dengan
hangat dan beraktivitas bersamanya. Tujuannya adalah agar Beliau
merasakan masih ada yang peduli dengannya dan tidak perlu terus larut
dalam kesedihan. Seseorang yang dicintai tidak akan pergi dari kita,
karena dia selalu ada di hati kita dan mendampingi kita kapanpun dan
dimanapun. Setiap kita berpikir tentang dia, dia akan selalu ada untuk
kita.
14 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar