Pada umumnya, setiap pasangan memiliki
keinginan untuk memiliki keturunan. Bahkan, terdapat juga seseorang yang
ingin memiliki keturunan tanpa memiliki pasangan. Bagi pasangan
homoseksual pun, mereka ingin memiliki keturunan sehingga mereka
menggunakan bantuan teknologi reproduksi. Pada pertemuan kelas Perilaku
Seksual (21/03/2013) kedua kelompok membahas topik yang bertolak
belakang. Kelompok pertama membahas mengenai bagaimana pasangan
menggunakan bantuan teknologi yang ingin mendapatkan keturunan,
sedangkan kelompok kedua membahas mengenai bantuan alat kontrasepsi agar
tidak memiliki keturunan ketika melakukan hubungan seksual.
Bantuan teknologi yang digunakan bagi
pasangan yang ingin memiliki keturunan dapat dilakukan dengan
menggunakan obat kesuburan. Biasanya, pasangan yang belum memiliki
keturunan, meskipun sudah berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi,
disebabkan karena mereka mengalami ketidakteraturan hormonal sehingga
produksi sperma atau ovum terganggu. Untuk mengatasi ketidakteraturan
tersebut, salah satu caranya dapat dengan menggunakan obat kesuburan
agar hormon dapat bekerja secara seimbang. Namun, tentu saja terdapat
efek samping dari obat kesuburan tersebut, yaitu hasil studi menunjukkan
obat kesuburan berhubungan dengan perkembangan payudara dan kanker
ovarium. Selain itu, terdapat juga bantuan teknologi seperti in vitro fertilization atau
yang sering disebut dengan bayi tabung. Saya berpikir beberapa pasangan
sangat berusaha untuk memiliki keturunan dengan berbagai cara meskipun
dengan waktu yang lama, biaya yang mahal, bahkan keberhasilannya pun
belum tentu terjamin malah akan menimbulkan berbagai risiko. Sungguh
manusia makhluk yang unik. Mereka menggunakan berbagai cara untuk
mencapai tujuan mereka dengan jalan yang diplih masing-masing.
Di samping pasangan yang berusaha
menggunakan bantuan teknologi untuk mendapatkan keturunan, beberapa
pasangan menggunakan alat kontrasepsi agar tidak mendapatkan keturunan
ketika melakukan hubungan seksual. Ternyata banyak sekali nama-nama alat
kontrasepsi yang sebelumnya saya tidak ketahui. Saya membayangkan
bagaimana alat-alat kontrasepsi tersebut masuk ke dalam alat kelamin
pria atau wanita. Saya berpikir apakah itu tidak berbahaya jika
bahan-bahan asing masuk ke dalam tubuh manusia, apalagi melalui alat
kelamin. Salah satu alat kontrasepsi Diaphragm memiliki risiko infeksi saluran pada kandung kemih akibat toxic shock syndrome serta dapat meninggalkan bau busuk jika terlalu lama didiamkan.
Selain itu, salah satu alat kontrasepsi
yang sudah sering didengar yaitu kondom. Saat ini kondom sudah banyak
dijual di toko-toko terdekat. Dengan banyaknya dijual di toko-toko
terdekat dan mudah didapat, saya sangat menyayangkan sekali karena
mungkin ini dapat dimanfaatkan bagi para remaja yang mungkin ingin
melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Karena saat ini, di
Indonesia pun sudah banyak terjadi hubungan seks bebas di kalangan
remaja. Semoga dengan berkembangnya bantuan teknologi ini, baik untuk
mendapatkan keturunan (bagi pasangan yang sulit mendapatkan keturunan)
dan ingin menunda memiliki keturunan dengan bantuan alat kontrasepsi,
dapat digunakan secara tanggung jawab dan mempertimbangkan dengan lebih
matang faktor-faktor yang mempengaruhi sebelum memutuskan menggunakan
bantuan teknologi tersebut
24 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar