Pada saat mengambil mata kuliah Teknik Wawancara (tekwan) yang
diajarkan oleh bu Henny Wirawan (Salah satu dosen di kampus saya yang
terspektakuler menurut saya), saya sangat menantikan tugas menulis blog
mengenai apa yang sudah dipelajari para mahasiswa di kelas yang
diajarnya. Pada minggu ke-4, Bu Henny pun akhirnya memberikan tugas yang
saya tunggu-tunggu ini. Namun sepertinya dewi fortuna tidak sedang
memihak pada saya. Sebab, saat teman-teman saya sedang mempresentasikan
mengenai tugas wawancara Psikologi Klinis Dewasa (PKD) dan Psikologi
Klinis Anak (PKA), posisi saya hari itu sedang mengantuk sekali
dikarenakan efek obat demam yang saya minum sebelum kelas.
Tapi karena ini tugas yang menjadi tanggung jawab saya, saya akan
mencoba menuturkan beberapa informasi baru yang saya dapatkan saat
teman-teman saya dari kelompok Psikologi Klinis Dewasa dan Psikologi
Klinis Anak mempresentasikan tugas mereka.
Kelompok yang pertama presentasi adalah mengenai PKD, di mana
wawancara yang digunakan ini, ternyata selain untuk rekruitmen juga bisa
digunakan untuk klien Psikolog. Wawancara yang digunakan pada klien
salah satu tujuannya adalah untuk memperoleh data. Pada wawancara
ternyata juga ada saja klien yang membuka diri terlalu diobral,
Maksudnya obral di sini adalah topik pembicaraannya tidak terfokus. Nah,
pada saat inilah Psikolog harus bisa menjaga koridor topik pembicaraan
agar tidak keluar jalur terlalu jauh
Sebenarnya, saat itu antara sadar dan tidak sadar (efek mengantuk),
saya sempet berpikir, kalau kliennya berbicara terlalu panjang lebar
bukankah ada suatu waktu di mana mereka akan membicarakan permasalahan
ketidaksadaran mereka? Tapi karena kepercayaan diri yang belum saya
maksimalkan, saya simpan pertanyaan ini untuk diri saya sendiri. Mungkin
saya langsung mempraktekkan kata-kata yang pernah bu Hennya katakan di
kelas. Saat seorang teman saya ada yang menanyakan bagaimana caranya
untuk berpikir kritis? Beliau pun menjawab, "Sering-sering mendengarkan
orang berbicara. lalu merespon 'masa?' 'terus'...." (kurang lebihnya
maaf yaa bu, hehehe..).
Kemudian, wawancara yang digunakan juga biasanya dibantu dengan
observasi untuk melihat gestur tubuhnya. Saya pun sempat ingin
menanyakan, bagaimana kita tahu tentang kevalidan wawancara dan
observasi yang dilakukan? Akan tetapi ada seorang teman juga yang
menanyakan hal yang mirip. Saat itu, kalo tidak salah, inti jawabannya
adalah "Jam Terbang!" atau "Jam Merayap" minimalnya,, hehe.. Saat
seorang yang memiliki jam terbang (kalau Psikolog baru sekitar 500 atau
1000 jam), Psikolog tsb dapat mengetahui bentuk manipulatif atau 'faking
good' yang dilakukan oleh kliennya. Tentunya, setiap pemakaian metode
ini tidaklah selalu valid.
Sebelum tugas saya ini menjadi berlembar-lembar, langsung saja saya akan menggeser topik ke PKA.
Selanjutnya adalah kelompok PKA yang mempresentasikan hasil
tugasnya. GOD, Padahal ini topik adalah passion saya. Agak menyesal dan
kecewa dengan diri sendiri karena meminum obat saat pagi hari sebelum
kelas tekwan. Sehingga saya hanya bisa menangkap sedikit mengenai PKA.
Salah satu yang saya ingat adalah, ternyata wawancara ini bisa digunakan pada anak-anak juga. Yaa meskipun dengan pendekatan dan cara penyampaiannya berbeda dengan wawancara untuk dewasa Tentunya, untuk menambah kelengakapan data yang mungkin tidak bisa diperoleh dari anak, ada beberapa yang juga diperoleh dengan wawancara orangtua mereka. Pada saat ingin membuka pembicaraan dengan anak-anak, Psikolog perlu melakukan pendekatan dengan mengajak anak-anak (khususnya yang sulit membuka diri) bermain mainan yang tersedia di ruang konsul.. Wooowwww,, Fakta lagi, di tempat konsul Psikolog Anak, biasanya disediakan mainan anak-anak. Kalo saya yg jadi Psikolognya saya juga ikutan mainin mainan yang ada di situ deh.. loohhhh...
Salah satu yang saya ingat adalah, ternyata wawancara ini bisa digunakan pada anak-anak juga. Yaa meskipun dengan pendekatan dan cara penyampaiannya berbeda dengan wawancara untuk dewasa Tentunya, untuk menambah kelengakapan data yang mungkin tidak bisa diperoleh dari anak, ada beberapa yang juga diperoleh dengan wawancara orangtua mereka. Pada saat ingin membuka pembicaraan dengan anak-anak, Psikolog perlu melakukan pendekatan dengan mengajak anak-anak (khususnya yang sulit membuka diri) bermain mainan yang tersedia di ruang konsul.. Wooowwww,, Fakta lagi, di tempat konsul Psikolog Anak, biasanya disediakan mainan anak-anak. Kalo saya yg jadi Psikolognya saya juga ikutan mainin mainan yang ada di situ deh.. loohhhh...
Back to topic, dari diskusi di kelas yang saya sukai adalah saat
psikolog yang diwawancarai kelompok mengatakan, "Bekerja dengan hati..".
Ketika lelah saat bekerja, Psikolog harus bisa mengesampingkan rasa
lelahnya dan terfokus diri. Kalo sudah tidak dapat menahan lelah,
sebaiknya wawancara diakhiri dan diganti sesi berikutnya. Dan lagi-lagi
saya semakin kagum dengan dosen tekwan saya, saat beliau mengatakan
"Kalau saya nggak pingsan, saya akan terusin"... Subhanallah, itu
mungkin salah satu bukti bahwa saat kita bekerja dengan hati, lelah pun
akan berganti dengan kepuasan bathin.
Selain informasi mengenai PKD dan PKA, saya juga mengambil pelajaran yang bermanfaat sekali saat saya nanti menjadi seorang Psikolog. Pelajaran berharga itu adalah "BEKERJAlah dengan HATI,, Karena dengan begitu, Kalo sampe nggak pingsan, konsultasi akan tetap berlangsung" :D Namun, saya pikir alangkah lebih baiknya, saat saya berkuliahpun harus dengan hati. Dengan demikian saat menjalani perkuliahan tidak akan menjadi beban. Atas pelajaran berharga ini, saya ucapkan terima kasih banyak pada ibu dosen tersayang saya, Bu Henny Wirawan yang senantiasa menginspirasi.. :D
Selain informasi mengenai PKD dan PKA, saya juga mengambil pelajaran yang bermanfaat sekali saat saya nanti menjadi seorang Psikolog. Pelajaran berharga itu adalah "BEKERJAlah dengan HATI,, Karena dengan begitu, Kalo sampe nggak pingsan, konsultasi akan tetap berlangsung" :D Namun, saya pikir alangkah lebih baiknya, saat saya berkuliahpun harus dengan hati. Dengan demikian saat menjalani perkuliahan tidak akan menjadi beban. Atas pelajaran berharga ini, saya ucapkan terima kasih banyak pada ibu dosen tersayang saya, Bu Henny Wirawan yang senantiasa menginspirasi.. :D
2 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar