Senin, 11 Maret 2013

Sex Appeals VS Love (Agnes Victoria)


Apa sih sebenarnya cantik dan ganteng itu? Badan kurus, perut rata, tapi payudara montok? Atau  badan tegap, kurus, tapi punya perut six pack? Mungkin beberapa dari kalian berkata "ah yang penting dia baik" "gausa ganteng / cantik, yang penting setia" apa iya ganteng atau cantik tidak penting?

Merak jantan mengembangkan bulu indahnya untuk memikat merak jantan. Pada dasarnya penampilan kita sangat menentukan daya tarik seksual kita dihadapan lawan jenis kita, dan menurut teori evolusioner, manusia mencari pasangan hidup untuk mendapatkan keturunan yang tentunya bagus secara luar dan dalam. Bentuk muka kita turut berperan dalam menentukan daya tarik seksual kita. Berdasarkan sebuah studi, manusia - baik pria maupun wanita - menyukai bentuk wajah yang simetris, dimana pria menyukai bentuk wajah wanita yang memancarkan sisi feminin dengan pipi tirus dan alis yang rapih, dan wanita lebih menyukai bentuk wajah pria yang memancarkan sisi maskulin dengan bentuk rahang yang tegas, alis, hidung dan mulut yang simetris.

Selain wajah, penampilan fisik juga turut menentukan daya tarik tersendiri. Pada dasarnya wanita akan lebih menyukai pria dengan tubuh yang tinggi, tegap dengan bahu bidangnya, berotot, dan sebagainya. Disisi lain, pria lebih menyukai wanita dengan tubuh yang langsing, payudara yang montok dan pinggul lebih besar daripada pinggangnya. Normalnya, perbandingan antara lingkar pinggang dan lingkar pinggul wanita adalah 7:10, namun ada juga pria yang menyukai bentuk badan wanita dengan perbandingan antara pinggang dan pinggulnya 5:10 bahkan 3:10. Ukuran ini tentunya berpengaruh pada proses kelahiran nantinya. Dengan ukuran pinggang yang kecil tentu akan menyulitkan kelahiran dengan proses normal.

Disamping bentuk muka dan penampilan fisik, ternyata suara dan bau badan juga mengambil peran dalam daya tarik seksual kita. Suara pria an wanita berbeda karena perbedaan kapasitas hormon yang ada dalam tubuh kita. Pria memiliki hormon testosteron lebih banyak dibandingkan wanita, maka dari itu suara kebanyakan pria yang sudah mengalami pubertas, lebih rendah dibandingkan suara wanita yang memiliki hormon esterogen lebih banyak. Menurut sebuah penelitian, pria lebih menyukai suara wanita dengan pitch tinggi dengan alasan terdengar lebih muda dan lebih feminin, sebaliknya wanita lebih menyukai pria dengan pitch rendah dengan alasan terdengar lebih gagah dan lebih maskulin.  Bau badan kita yang dikeluarkan oleh cairan bernama feromon juga mempunyai peran dalam daya tarik kita. Saat kita beraktivitas dan mengeluarkan keringat, cairan feromon ini ikut keluar melalui keringat kita dan meninggalkan jejak di pakaian yang kita pakai. Salah satu hal yang menarik dari hasil sebuah penelitian mengenai hal ini adalah ketika wanita  sedang dalam masa ovulasi, kaum hawa menjadi "kebal" dari bau tidak sedap yang dihasilkan feromon pada tubuh lawan jenisnya. Tidak hanya "kebal" dari bau, wanita yang sedang dalam masa ovulasi juga memiliki wajah yang terlihat lebih segar dan sehat, dan memiliki suara yang lebih feminin, dan hal ini terjadi secara alamiah.

Lalu, apakah status tidak berperan dalam daya tarik seksual? Menurut sebuah penelitian wanita akan lebih memilih pria yang lebih memiliki status. Maksudnya? Ketika pria menggunakan mobil yang harganya ratusan miliar, atau memiliki pekerjaan yang sudah tinggi jabatannya, atau memiliki pendapatan yang sangat besar, para wanita akan melupakan penampilannya dan "menaikkan nilai" pria tersebut menjadi angka 8 atau bahkan 10. Mengapa demikian? Berdasarkan teori evolusioner, dalam memilih pasangan hidupnya, wanita akan memikirkan dalam jangka panjang, dimana pria yang mereka pilih harus bisa tidak hanya menghidupi dirinya saja, tapi juga anak-anak dan keturunannya kelak.

Namun kekayaan, wajah cantik atau ganteng, tubuh yang sehat dan fit belum tentu akan bertahan lama dan pada saat-saat inilah kesetiaan kita sebagai makhluk yang tidak pernah puas diuji. Menurut triangle theory of love yang dikemukakan oleh Stenberg, dalam hubungan cinta ada tiga komponen yang harus dimiliki yaitu commitment, passion, dan intimacy, dimana hubungan masing-masing komponen ini akan membentuk pola percintaan yang berbeda-beda. Ketika pasangan kita masih muda, kaya, ganteng dan cantik, dan masih sehat, mungkin kita bisa berkomitmen tinggi dan memiliki hasrat dan intimacy yang tinggi pada pasangan kita. Bagaimana ketika pasangan kita sudah tidak lagi sehat, tidak lagi ganteng atau cantik, tidak lagi kaya? apakah kita tetap akan berkomitmen? Atau apakah kita masih memiliki hasrat dan intimacy yang sama tingkatannya? Merujuk pada kenyataan bahwa manusia tidak pernah bisa puas, ketika berhadapan dengan kenyataan seperti diatas, manusia pada dasarnya akan mencari pasangan lain yang jauh lebih diatas dari pasangannya saat itu, baik dari segi finansial, kesehatan, maupun penampilannya. Namun semua keputusannya tergantung pada masing-masing individu. Bagaimana komitmen kita pada pasangan kita yang telah terucap pada saat mengucapkan janji pernikahan yang akan menentukan tindakan apa yang akan kita ambil.



Love is patient, love is kind. It doesn't envy, it doesn't boast, it isn't proud. It doesn't dishonor others, it isn't self-seeking, it isn't easily angered, it keeps no record of wrongs. Love doesn't delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres. Love never fails. But where there are prophecies, they will cease; where there are tongues, they will be stilled; where there is knowledge, it will pass away - 1 Corinthians 13:4-8

11 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar