Senin, 11 Maret 2013

It Seems Law OF Attraction Is Not All About Looks. (Teguh Lesmana)


Hmm kali ini dalam kelas perilaku seksual yang dibawakan oleh Bu Henny, kami dapat kesempatan untuk menonton film yang diputar di ruang audio visual tentang Science of Sex Appeal. Pada awal film, saya melihat berbagai pasangan menikah mulai dari yang dewasa awal, menengah, dan dewasa akhir menceritakan tentang hal apa yang membuat diri mereka tertarik satu sama lain dengan pasangannya. Sepanjang film tersebut, saya sungguh menikmati apa yang saya lihat dalam arti saya mengetahui banyak hal baru yang tidak saya ketahui...ternyata ada begitu banyak konsep yang dilibatkan dalam hukum daya tarik antar lawan jenis. Nah mau tahu apa saja yang dibahas? Yuk mari saya jelaskan beberapa hal yang saya dapat dari kelas perilaku seksual hari itu:

1. Golden Ratio
Ternyata ada hukum yang mengatur tentang wajah seperti apa yang dianggap menarik oleh banyak orang. Ya hukum itu adalah golden ratio, atau hukum yang secara sederhana dapat dijelaskan kalau dalam angka sebagai perbandingan antara 7 : 10. Maksudnya kalau pada muka manusia adalah jarak antara mata kanan dan kiri harus memiliki perbandingan jarak yang lebih sempit, dibanding jarak lebar wajah di bagian mulut. Yaa intinya muka yang simetris akan dianggap lebih menarik dibanding muka yang tidak simetris. Hal ini juga yang dianggap menentukan apakah seseorang memiliki muka yang maskulin atau feminim. Hal ini juga berlaku pada bentuk tubuh perempuan, tubuh perempuan dianggap menarik apabila mengikuti hukum ini. Tubuh perempuan akan dianggap menarik apabila proporsi pinggang perempuan lebih lebar dibanding pinggulnya.

2. Masa Subur Perempuan / Ovulasi
Dikatakan bahwa perempuan yang sedang memasuki masa subur / ovulasi akan memiliki kulit yang lebih cerah dan tidak berminyak sehingga muka mereka akan dilihat lebih menarik dan feminim oleh para laki-laki. Pada saat masa ovulasi ini juga perempuan mengalami perubahan suara dibanding ketika sedang tidak pada masa subur. Pada penelitian yang dilakukan, ditemukan hasil bahwa suara perempuan yang sedang pada masa suburnya dianggap lebih feminim atau menarik oleh para laki-laki. Selain itu pada masa ovulasi ini juga, perempuan mengeluarkan hormon copulin, atau hormon yang berperan dalam menangkal bau hormon testosteron yang dikeluarkan oleh laki-laki atau yang biasa dikenal dengan bau keringat laki-laki. Sehingga perempuan pada masa ovulasi cenderung akan lebih tertarik pada bau keringat laki-laki tertentu dibanding perempuan yang tidak sedang ovulasi. Perempuan yang sedang tidak ovulasi justru akan menganggap bau keringat laki-laki sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan.

3. MHC (Major Histocompability Complex), peran genetis dalam menentukan pasangan
MHC terdapat pada semua manusia, dan susunan MHC pada setiap manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Kegunaan dari MHC adalah untuk memberikan pertahananan pada tubuh terhadap berbagai macam penyakit. Dalam satu keluarga, susunan MHC antara anak dengan orang tuanya cenderung sama, sehingga seharusnya pernikahan antar saudara tidak diinginkan terjadi karena MHC antar anggota keluarga biasanya memiliki struktur MHC yang sama. Apabila struktur MHC yang sama menikah maka tidak akan dihasilkan variansi MHC yang berbeda pada keturunan mereka dan anak mereka akan lebih mungkin terkena penyakit. Sehingga pada dasarnya MHC ini juga yang menentukan preferensi seseorang dalam memilih pasangan, meski kita tidak mengetahui susunan MHC setiap orang seperti apa. Tetapi ketika kita sudah tidak begitu tertarik dengan orang yang kita lihat, hal itu menandakan bahwa susunan struktur MHC yang dimiliki orang tersebut tidak sesuai dengan struktur MHC milik diri kita. Biasanya pasangan yang dicari adalah yang memiliki struktur MHC yang berbeda, hal ini juga secara hukum evolusi untuk mempertahankan keselamatan jenisnya atau untuk kebutuhan survival.

4. Women Likes Status, Men Likes physical appearances
Hal yang saya rasa sudah jelas adalah perempuan memang lebih menyukai laki-laki yang memiliki posisi tinggi dalam kelas sosialnya. Posisi tinggi dalam kelas sosial tersebut dapat berupa kekayaan dan jabatan pekerjaan orang tersebut. Memang perempuan lebih selektif dibanding laki-laki yang hanya melihat penampilan fisik saja dalam memilih pasangan, hal ini dikarenakan perempuan yang kedepannya akan mengalami hal yang paling memberatkan dalam suatu hubungan, yakni melahirkan dan merawat anak. Sehingga tidak heran kalau perempuan mencari sosok laki-laki yang kuat dan dapat menghidupi dirinya dan keturunannya.

Ok saya rasa keempat hal itu merangkum apa yang saya dapatkan tentang hukum daya tarik fisik, dan saya rasa banyak hal di luar penampilan fisik yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan. Sedikit tambahan saja sebagai penutup hehehe ternyata perempuan / laki-laki cenderung suka mencari gairah kenikmatan seksual yang baru meski setelah menikah atau dengan kata lain melakukan hubungan seks dengan pasangan lain. Hal ini dikarenakan ada hormon dopamin dalam otak yang memicu untuk mencari kesenangan baru dalam hubungan seksual orang tersebut. Tetapi bukan berarti pasangan yang sudah menikah akan semuanya memiliki keinginan seperti ini dan melakukannya, karena di dalam otak juga terdapat hormon vasopressin yakni hormon yang menekan rasa keinginan untuk mencari kesenangan. Sehingga hormon ini juga berperan dalam kesetiaan pasangan menikah untuk mempertahankan pernikahannya.

So try to find your happiness in your own way and when you found your happiness, you better treasure that happiness as long as you live :D

8 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar