Minggu, 10 Maret 2013

ALL ABOUT INTERVIEW (Catherine Prana)

Kuliah teknik wawancara hari itu menjelaskan hal-hal mengenai wawancara seperti pengertian, kelemahan dan kelebihan teknik tersebut, masalah yang dihadapi oleh psikolog yang menggunakannya, serta aplikasinya. Pembahasan lebih terstruktur karena teknik wawancara dibahas satu per satu mengenai aplikasinya di dunia klinis (baik anak maupun dewasa), pendidikan, maupun PIO. Hari ini pembahasan dibatasi pada dunia klinis (anak dan dewasa).
Secara keseluruhan dan secara umum, menurut subyek yang menjadi narasumber, pengertian wawancara merupakan proses kegiatan tanya jawab.. Ada subyek yang mengatakan pengertian wawancara sebagai senjata kita para lulusan psikologi nantinya.
Setelah itu, membahas mengenai kelemahan teknik wawancara. Melalui kuliah hari itu, yang dapat saya rangkum mengenai kelemahan teknik tersebut adalah kalau tidak terstruktur, pembicaraan bisa melebar kemana-mana, untuk diterapkan pada anak-anak masih sulit karena biasanya anak menjawab seadanya bahkan untuk kasus tertentu seperti ADHD, anak-anak belum tentu akan memberikan informasi yang kita perlukan karena terlalu aktifnya anak tersebut.
Kelebihan teknik tersebut adalah jika digabungkan dengan observasi, akan menjadi alat untuk mendapat informasi yang canggih, tanpa harus melewati rangkaian tes yang panjang dan rumit. Teknik wawancara juga dapat mengungkap kebohongan, dengan melihat gerak gerik orang yang diwawancarai.
Aplikasi untuk dunia klinis biasa dipadukan dengan observasi untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Aplikasi teknik wawancara dalam dunia klinis lebih akan fokus ketika pertanyaan dibuat terlebih dahulu sehingga jalannya wawancara akan lebih terstruktur.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia klinis adalah ketika mewawancarai anak dengan ADHD, mereka harus memakan waktu lebih banyak karena anak tersebut harus diberi mainan terlebih dahulu, diberi waktu untuk pendekatan dengan psikolog tersebut. Belum lagi kalau anak tersebut terlalu asik sendiri dengan mainannya, akan menjadi suatu masalah baru. Penanganan yang dapat dilakukan ketika anak terlalu asik dan psikolog belum mendapatkan data, bisa melibatkan orang terdekatnya seperti pengasuh atau orangtuanya untuk sementara mengambil alih, kemudian psikolog masuk untuk mendekati anak tersebut. 
Masalah juga dapat terjadi ketika tidak hanya anak yang mengalami ADHD, tetapi orangtuanya juga sehingga orangtua tersebut ketika diwawancara, dapat lompat ke satu topik lain dengan cepat. Wawancara akan terhambat jika menemui masalah seperti ini. Masalah lain juga dapat berasal dari si pewawancara, yaitu pewawancara yang mudah lupa sehingga jawaban subyek mudah hilang dari ingatannya. Pada waktu pertama kali wawancara, ada yang mengalami masalah tidak fokus pada jawaban subyek karena terlalu berfokus pada pertanyaan apa yang selanjutnya akan ditanyakan. Tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jam terbang dalam mewawancara, hal tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Masing-masing bidang memiliki kesulitannya, walaupun sama-sama dalam lingkup klinis, tetapi yang menjadi klien kita adalah orang yang berbeda, itulah yang menjadikan masing-masing bidang unik, klinis anak dan klinis dewasa...  
 
2 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar