Kamis, 01 November 2012

Faktor dan Dampak Tawuran Di kalangan Remaja (Dwi Maulidyani - 705120064)


Pengertian Tawuran
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “tawuran adalah perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai”. Berdasarkan definisi tersebut, maka tawuran pelajar dapat diartikan sebagai perkelahian yang dilakukan secara massal atau beramai-ramai antara sekelompok pelajar dengan sekelompok pelajar lainnya.
     Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain”.

Penyebab Tawuran                                                                              
     Faktor keluarga. Berikut ini adalah salah satu faktor penyebab tawuran, yaitu faktor keluarga: a. Adanya  parenting  yang  otoriter,  di  mana  dalam  pengasuhan  dipenuhi  dengan tindakan  kekerasan  terhadap  anak; b. Adanya kekerasan yang terjadi antar orangtua, misalnya orangtua kurang harmonis, sering  bertengkar  dan  melakukan  tindak  kekerasan.
Faktor sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor penyebab tawuran, berikut ini faktor-faktor penyebab tawuran dari lingkungan sekolah: a. Adanya kualitas pengajaran yang kurang memadai dan kurang menunjang proses belajar; b. Adanya guru yang lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai  tokoh  otoriter  yang  seringkali  menggunakan  kekerasan  dalam  “proses pembelajaran” dan “mendidik” siswanya.
Faktor lingkungan. Berikut ini faktor-faktor dari lingkungan sekitar bisa terjadinya tawuran: a. Adanya lingkungan yang sempit dan kumuh, anggota lingkungan yang berperilaku buruk, misalnya: pemakai narkoba, zat adiktif, pemerasan, pengeroyokan, dan tindakan brutal lainnya; b. Lingkungan kota (tempat tinggal) yang penuh kekerasan yang hampir setiap hari, setiap saat disaksikan oleh para remaja, seperti: tayangan buser, TKP, paroli, dll.; d. Adanya  kelompok  sebaya  (geng)  yang  berprilaku  tidak  baik.
Perbedaan persepsi. Dalam menghadapi suatu masalah, jika terjadi perbedaan persepsi maka hal itu dapat menyebabkan munculnya konflik.

Sumber Konflik
  Menurut Smith (dikutip dalam Sopiah, 2008), sumber terjadinya konflik adalah masalah komunikasi, struktur organisasi dan faktor manusia.
Masalah komunikasi. Yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
Struktur organisasi. Secara potensial dapat memunculkan konflik. Dalam organiasasi mempunyai tujuan, kepentingan dan program sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.
Faktor manusia. Sifat dan kepribadian manusia satu dengan yang lain berbeda dan unik. Hal ini berpotensi memunculkan konflik.

Akibat tawuran
  Akibat dari tawuran yaitu luka-luka karena terkena batu yang dilempar oleh musuh atau terkena ikat pinggang salah satu musuh. Tawuran juga menimbulkan dampak berupa hukuman dari sekolah. Hukuman dari sekolah dapat memberian efek jera bagi para pelajar, seperti skorsing atau bahkan dikeluarkan dari sekolah atau Drop Out (D.O). Masuk penjara juga merupakan akibat dari tawuran. Jika tertangkap polisi dan dianggap membahayakan maka akan terkena Pasal 351 ayat 3 dengan hukuman 7 tahun penjara, Pasal 170 ayat 2 ketiga E dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan yang paling parah Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun penjara. Lebih parah akibat dari tawuran yaitu kehilangan nyawa. Sudah banyak korban-korban yang kehilangan nyawa akibat mengikuti tawuran.

Menghindari Tawuran
    Cara menghindari tawuran yaitu, tidak terpengaruh lingkungan sekitar, menolak ajakan teman yang ingin kita mengikuti tawuran; hindari senior yang suka mengajak tawuran, menghindar jika bertemu atau melihat senior yang suka mengajak tawuran; sepulang sekolah langsung pulang ke rumah, jika bel pulang sekolah sudah berbunyi, jangan terlalu sering kumpul bersama teman-teman; melakukan kegiatan positif, seperti mengikuti ekstrakurikuler.

DAFTAR PUSTAKA
Fakhrurrozi, M. (2009). Kecerdasan emosi pada remaja pelaku tawuran. Diunduh dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10501002.pdf
Sopiah. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET (penerbit ANDI).

23 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar