Kamis, 08 November 2012

LUPUS (Chrissie Magdalena)


     Dalam Bahasa Latin, lupus berarti "anjing hutan". Penyakit lupus didefinisikan sebagai penyakit auto-imun. Tidak seperti penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem kekebalan tubuh, lupus merupakan penyakit yang terjadi akibat antibodi yang berlebihan. Antibodi yang berlebihan ini, menyerang sistem kekebalan tubuh sendiri. Wallace (2000) juga mengungkapkan bahwa lupus tidak disebabkan oleh virus dan sifatnya tidak menular. Lupus merupakan penyakit dimana kekebalan tubuh atau sistem imunitas jaringan dalam tubuh dianggap benda asing.

     Ada tiga jenis penyakit lupus:
1. Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak,lupus paru-paru, lupus pembuluh darah jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal,lupus jantung, lupus darah, lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain.2. Lupus Diskoid, lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit. Termasuk paling banyak menyerang.3. Lupus Obat, yang timbul akibat efek samping obat dan akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait. Umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur).

     Beberapa gejala penyakit lupus: 1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini,maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit lupus ini.
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.

     
       Faktor-faktor penyebab penyakit lupus diantaranya adalah faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres. Penyakit ini kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun dengan perbandingan perempuan dan laki-laki 5:1, artinya ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu, diduga penyakit ini berhubungan dengan hormonestrogen. Tidak ada bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Faktanya,sebagian besar (sekitar 90%) pasien lupus tidak mempunyai saudara atau orangtua yang menderita lupus.

     Di Indonesia, rendahnya kompetensi dokter untuk mendiagnosis penyakit secara dini dan mengobati penyakit lupus dengan tepat tercermin dari pendeknya survival 10 tahun yang masih sekitar 50 persen, dibandingkan dengan negara maju, yang 80 persen biasanya paramedis akan melakukan pemeriksaan ANA (Anti Nuclear Antibodi) bisa positif, di laboratorium dan patologi. Bila sudah diketahui diagnosa lupus, maka pihak medis akan memberikan pengobatan berupa terapi, therapi sintomatik (penghilangan gejala) dankortikortiroid (antipenurun kekebalan tubuh), serta menekan daya tahan tubuh berlebihan,dengan pemberian obat demam dan penghilang rasa sakit. Hal yang harus dilakukan penderita lupus (odipus) agar penyakit lupusnya tidak kambuh adalah:
1. Menghindari stress
2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
4. menghindari pemakaian obat tertentu.

    Sampai saat ini, berdasarkan beberapa sumber, belum ditemukan secara pasti pengobatan penyakit lupus. Namun, penulis memiliki seorang teman yang juga menderita penyakit lupus. Sejak ia duduk di Sekolah Dasar (SD), ia telah didiagnosa menderita lupus. Karena adanya social support (dukungan sosial), sampai saat ini ia masih sehat. Ia tetap melakukan aktivitas seperti biasa, misalnya berkuliah dan menari. Jadi, menurut penulis social support sangatlah penting sebagai media bertahan atau mengatasi (coping) stres bagi penderita lupus.

28 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar