Minggu, 11 November 2012

Breast Cancer (Claudia Deini Irawan)


Kanker payudara dikenal sebagai "pembunuh" wanita nomor sekian (kurang tahu persisnya hehe) didunia. Begitu mendengar kata kanker payudara, terus terang bulu kuduk saya menjadi merinding. Benar-benar takut terkena penyakit yang satu ini (amit-amit jabang bayi deh, jangan sampai kena). Kanker ini disebabkan oleh bermacam-macam hal, salah satu pencetusnya yang sudah cukup marak dibicarakan adalah paraben. Bahan pengawet yang satu ini ternyata sering ditemukan pada sel kanker payudara yang telah diangkat oleh tim medis (dokter dalam hal ini). Penyebab-penyebab lain dari kanker ini juga bisa jadi dikarenakan terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi junk food sehingga memiliki pola atau kebiasaan hidup yang tidak sehat. Penyebab-penyebab yang lainnya mungkin dapat dicari lebih lengkapnya di internet yaa. :)

Pada salah satu pertemuan mata kuliah Psikologi Perempuan, sempat disuguhkan suatu film yang mungkin termasuk dalam film pengetahuan seperti discovery channel yang membahas mengenai rekonstruksi payudara yang dilakukan oleh dokter bedah plastik di Amerika Serikat. Pasien yang menjalani operasi rekonstruksi payudara tersebut ternyata pernah terkena penyakit kanker payudara yang menyebabkan salah satu payudaranya harus diangkat sebagian. Bagi kaum perempuan, pada umumnya payudara dianggap sebagai "aset", atau "identitas" bagi perempuan. Apalagi kaum perempuan yang masih berada pada kisaran usia 20-30 tahun, dan bagi perempuan yang belum memiliki anak, akan merasa bahwa payudara penting bagi mereka. Bagi yang belum memiliki anak, pastilah mereka akan berpikir bahwa mereka akan menyusui anaknya, dan bagi yang berusia 20-30 tahun, mereka akan berpikir bahwa penampilan dengan menonjolkan lekukan khas tubuh perempuan disertai dengan tonjolan di bagian dada akan dapat menjadikan mereka cantik, dan tentunya berbeda dari laki-laki.

Bagaimana dengan perasaan perempuan atau pasien di film tersebut yang salah satu payudaranya  diangkat karena penyakit kanker payudara? Tentunya ia akan merasa "tidak sama" penampilannya dengan perempuan lainnya, dan akan menjadi merasa depresi mungkin saat mengaca, dan menjadi tidak percaya diri. Namun seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran yang sudah semakin maju dari jaman ke jaman, operasi rekonstruksi atau pembentukan ulang payudara pun dapat dilakukan (tapi jujur saja, benar-benar ngeri saya melihat proses operasi yang ada di film tersebut). Dengan dilakukannya operasi rekonstruksi tersebut, pasien tentu saja akan lebih merasa percaya diri dibandingkan dengan sebelum dilakukannya operasi tersebut. Namun tetap saja, akan terdapat perbedaan dengan yang aslinya walaupun rekonstruksi tersebut dibuat dari jaringan perut pasien sendiri, bukan dari bahan-bahan yang lain. Jadi, kesimpulannya adalah jangan terkena penyakit tersebut! Jaga pola hidup sehat dan hindari terlalu banyak junk food, kalau bisa menggunakan kosmetik atau apapun yang menggunakan bahan paraben (memang mahal sih, tapi mahal kan relatif ya hehe).

11 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar