Kamis, 29 November 2012

Wanita dan Pekerjaan (Angela Kharista)


Dewasa ini semakin banyak wanita yang menempuh pendidikan modern. Mereka bekerja di kantor, sekolah, dan pabrik. Mereka juga mencapai kedudukan yang tinggi dalam berbagai bidang lain. Tetapi sebagian dari mereka bekerja karena terdorong oleh keinginan untuk membanggakan diri, bukannya karena ingin melaksanakan ideal pelayanan tanpa pamrih. Keinginan mereka akan kenyamanan meterial semakin lama semakin besar. Namun, bila wanita mengejar pekerjaan, siapa yang akan mengurus rumah tangga? Bila ayah dan ibu keduanya bekerja di kantor mencari uang, bagaimana jadinya dengan anak-anak mereka nanti? Bila sang ibu menghabiskan waktunya memperlajari buku-buku, siapa yang akan bekerja di dapur? Mungkin mereka akan memperoleh uang lebih banyak, tetapi itu hanya akan menambah kecemasan, kegelisahan, dan kerugian.

Wanita yang bekerja akan mendapati bahwa mereka tidak benar-benar berbahagia, kecuali mereka melakukan pekerjaan mereka dengan passion yang kuat dari dalam diri mereka. Wanita yang terpelajar harus menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk mengasuh anak-anaknya sehingga mereka tumbuh menjadi pecinta tanah air yang sehat, bajik, dan berdisiplin, yang berguna bagi nusa bangsa, kebudayaan, dan masyarakat. Mendapatkan uang bukan tujuan akhir pendidikan. Ketamakan untuk memperoleh uang dengan segala cara dan secepat mungkin telah menyebabkan kejahatan yang dewasa ini kita lihat dalam masyarakat. Uang menimbulkan rasa sombong, dan kesombongan menimbulkan rasa benci.

Bila wanita meninggalkan rumah untuk bekerja, di manakah ibu rumah tangga yang akan melakukan pekerjaan rumah tangga? Bila suami istri keduanya pergi ke kantor, lalu mana ibu yang akan merawat anak-anaknya? Bila sang ibu pergi ke sekolah mengajar anak-anak lain, siapa yang akan mengajar anak-anaknya sendiri? Walaupun mungkin keadaan uang membaik, berbagai kesulitan lain akan timbul dalam rumah tangga. Dalam usahanya memperoleh kesenangan, wanita bekerja di kantor hanya akan memperoleh kehampaan dalam rumah tangganya.

Janganlah pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh koki, pembantu, pengasuh, dan lain-lainnya! Wanita tidak boleh tergantung kepada mereka dalam merawat anak-anak atau melayani suaminya.

28 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar