Minggu, 11 November 2012

Life is full of choices! (Leni Kopen)


     Senin lalu, dalam mata kuliah Psikologi Perempuan membahas tentang sebuah film tentang Breast Reconstruction. Film tersebut bercerita mengenai bagaimana proses operasi seseorang yang mengalami kanker payudara. Jean yang telah melalui dua operasi payudara dalam beberapa tahun terakhir mengalami ketakutan bahwa sel kanker itu kembali lagi. Dua pertiga dari sisa payudara kanannya akan juga harus dioperasi karena ia menemukan benjolan seukuran kacang di payudara kanannya. Jean melakukan konsultasi kepada seorang dokter yang bernama Downey dan membahas mengenai proses operasi yang akan dilakukan. Awalnya, Jean tidak yakin, namun berkat dukungan dari anaknya, ia tetap melakukan operasi tersebut. Jean merupakan wanita yang berusia ± 56 tahun yang sudah mengalami beberapa kali operasi. Selama berkonsultasi dengan dr. Downey, Jean merasa sangat jelas mengenai proses operasi, nyaman, dan penuh perhatian sehingga ia percaya akan nasihat yang diberikan dr. Downey akan berdampak baik bagi Jean.

     Sekilas gambaran dari film tersebut memberitahukan kepada kita untuk selalu menjaga kesehatan. Kok bisa kanker terjadi pada usia 50 tahun ke atas? Apakah hanya terjadi pada perempuan? Mengapa Jean masih mau mengoperasi kanker payudara padahal ia sudah berusia 50 tahun? Apakah operasi kanker payudara itu sakit? Mari kita bahas satu persatu.

     Normalnya, sel-sel tubuh secara alami direproduksi hanya ketika dibutuhkan. Namun terkadang sel-sel tersebut terus bertambah banyak tanpa bisa dikontrol sehingga terbentuk jaringan padat yang disebut juga dengan tumor. Jika sel-sel yang bertambah banyak adalah sel normal, itu tidak berbahaya. Tapi jika yang bertambah banyak adalah sel yang abnormal, itulah yang memicu munculnya kanker, seperti pada kanker payudara. Sesuai dengan namanya, kanker ini berawal di jaringan payudara dan bisa menyebar ke sekitar payudara bahkan ke organ tubuh lainnya. Penyebaran ini disebut juga dengan metastasis. Sementara mayoritas kasus manusia terjadi pada wanita, kanker payudara juga dapat terjadi pada pria. Faktor risiko utama untuk kanker payudara adalah jenis kelamin perempuan dan usia yang lebih tua. Faktor-faktor risiko potensial meliputi kurangnya melahirkan atau menyusui, kadar hormon lebih tinggi, diet, dan obesitas.



     Bagaimana gejala-gejala timbulnya kanker payudara? Tanda awal kanker payudara dimulai dengan adanya benjolan pada atau di sekitar payudara setelah masa menstruasi selesai.  Kemudian, perubahan pada bentuk dan ukuran payudara. Keluarnya cairan bening atau kemerahan dari puting, kulit payudara menjadi berkerut atau bersisik, kulit payudara menjadi kemerahan atau meradang, dan perubahan pada puting (misalnya mengelupas). Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan kanker, tapi beberapa faktor bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, misalnya usia. Pada wanita, risiko seseorang terkena kanker payudara meningkat saat usianya mulai empat puluh tahun dan mulai usia enam puluh tahun pada pria. Secara genetik, risiko meningkat jika ada kerabat dekat yang pernah mengalami kanker payudara. Pola makan yang tidak sehat dan mengalami obesitas juga akan memicu kanker payudara. Selain itu, merokok, sering mengonsumsi alkohol, dan malas berolahraga juga dapat memicu terjadinya kanker payudara. Semua tergantung gaya hidup Anda sehari-hari, apakah sehat atau tidak?


     Terutama pada pria, kurangnya kewaspadaan akan bahaya kanker payudara seringkali membuat penyakit baru terdeteksi setelah cukup parah. Untuk mencegah kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan memeriksa diri sendiri (self-exams). “Rabalah payudara untuk mengetahui kemungkinan adanya benjolan setelah menstruasi dengan tangan diangkat lurus ke atas dan putar serah jarum jam atau sebaliknya di sekitar payudara, atau lakukan pemeriksaan dengan mammograms ketika Anda memasuki usia empat puluh tahun, apalagi jika keluarga Anda memiliki riwayat kanker payudara”, ujar Ibu Henny setelah menonton proses operasi kanker payudara”. “Jangan pernah takut ke dokter, walaupun dengan mammograms memang sakitnya luar biasa. Tapi ada USG yang tidak sakit”, kata ibu Henny. Pemeriksaan dengan 3D Sonomamogram dinilai lebih akurat dan aman karena tidak menggunakan radiasi.

    Membahas tentang Jean tadi, mengapa ia masih mau melakukan operasi padahal ia sudah berusia 50 tahun ke atas? Menurut ibu Henny, wanita usia lanjut tidak mementingkan penampilan, tetapi kesehatannya. Berbeda dengan wanita muda yang belum pernah menikah, dan punya anak tentu mereka akan melakukan operasi selain untuk kesehatannya juga penampilan setelah menjalankan operasi. Mengapa demikian? Karena payudara merupakan aset terpenting bagi seorang wanita. Memangnya laki-laki bisa menyusui? Atau mau anaknya itu anak sapi (minum susu formula) bukan anak ibunya (ASI sejak lahir)? Jika payudara diangkat, maka wanita tersebut tidak bisa menyusui lagi sehingga berpengaruh terhadap bentuk tubuh akibat dari radiasi ketika menjalankan operasi kanker payudara. Ini yang membuat para wanita lebih depresi karena bisa merusak secara psikologis dari yang normal mempunyai payudara dan setelah operasi, dada perempuan tersebut rata (tidak ada bentuk payudara lagi). Berbeda dengan laki-laki yang masih bisa acuh tak acuh.

     Sebaiknya, sebelum pengangkatan terjadi, perempuan yang terkena kanker payudara harus ada konseling dengan dokter atau ahli yang menangani hal tersebut. Hal ini berguna agar perempuan tersebut bisa lebih mengetahui secara jelas bagaimana proses operasi nanti dan mengurangi rasa cemas atau takut akan operasi. Selain itu, perempuan tersebut akan lebih menerima bagaimana perubahan yang terjadi setelah operasi dilakukan.


     Beberapa tips sederhana agar kanker tidak ‘mendekat’? Anda harus olahraga dengan rutin, setidaknya selama setengah jam setiap hari. Mengonsumsi makanan sehat juga amat membantu, seperti buah beri (stroberi dan raspberi) yang kaya akan antioksidan dan sayuran hijau (bayam, brokoli dan kubis). Hindari makanan olahan dan yang penuh lemak. Jangan merokok dan hindari alkohol. Makan lebih banyak kacang-kacangan seperti tahu, kedelai, kacang panjang, dan sebagainya karena banyak mengandung estrogen tumbuhan (fito-estrogen) mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara. Jadi, apakah Anda mau mengubah gaya hidup yang lebih sehat dari sekarang? Mencegah lebih baik dari mengobati. Lakukanlah sejak dini sebelum ada penyesalan. Jagalah kesehatan Anda!

Sumber  Referensi :
http://id.she.yahoo.com/kenali-gejala-kanker-payudara-dan-cara-menjauhinya.html
Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m.

10 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar