Senin, 19 November 2012

Senyum (Imelda Victoria)


Dalam kehidupan seorang perempuan, selain menikah dan memiliki anak, hal apakah yang juga menjadi prioritas kehidupannya? Kecantikan?

Ya, perempuan sangatlah sensitif dan peduli akan kecantikannya. Kembali lagi blog ini membahas tentang kecantikan, hal ini dikarenakan sebagian masalah-masalah perempuan dalam hidupnya berkaitan dengan kecantikan. Misalkan seperti anorexia, bulimia, low self-esteem, rasa cemas yang berlebihan, depresi, dll yang berhubungan dengan penampilan mereka. Perempuan yang paling umum mengalami masalah akan kecantikannya adalah perempuan yang berumur 30 tahun ke atas. Berdasarkan sebuah artikel yang saya baca dari salah satu majalah wanita di Indonesia, perempuan yang telah memasuki umur 30 tahun akan mulai mengalami perubahan dalam penampilannya. Tidak semua, tetapi kebanyakan dari mereka mulai mengalami perubahan di umur tersebut. Perubahan yang muncul di antaranya adalah bentuk tubuh yang tidak lagi ‘kencang’ serta terlihat menjadi lebih gemuk dan mulai berkurangnya elastisitas kulit. Semakin bertambahnya usia seorang perempuan, maka perubahan-perubahan tersebut juga semakin lebih terlihat. Tentu hal ini membuat perempuan menjadi semakin khawatir akan penampilannya, terutama wanita yang sudah menikah. Mereka khawatir kalau suami mereka tidak lagi menyayangi, mencintai, dan memperhatikan mereka karena penampilan mereka yang tidak lagi seperti masa muda dulu. Maka dari itu, berbagai cara dilakukan oleh mereka untuk mendapatkan dan atau mempertahankan kembali kecantikan di masa mudanya dulu. Mulai dari mengatur pola makan, menggunakan produk-produk perawatan kulit, menutupinya dengan berdandan serta mengenakan pakaian yang penuh warna, atau bahkan sebagian dari mereka melakukan operasi plastik karena lebih praktis dan cepat. Mengapa perempuan ingin mempertahankan kecantikan di masa mudanya? Kelas psikologi perempuan saya senin kemarin membahas hal ini. Perempuan ingin mempertahankan kecantikan di masa muda mereka karena mereka tidak ingin kalah dengan perempuan muda lainnya yang menarik perhatian suami mereka, dan hal tersebut juga merupakan cara seorang perempuan untuk memberikan kepuasan pada sang suami.

Saya pernah membaca sebuah artikel di internet mengenai produk kecantikan. Artikel tersebut memberikan saran untuk tidak ‘ketagihan’ dengan produk-produk kecantikan. Terutama untuk produk perawatan kulit, “The stronger we use, the stronger we need”. Demikian saran yang dituliskan dalam artikel tersebut. Pada awalnya kita akan mulai untuk menggunakan sebuah produk perawatan, seiring bertambahnya waktu dan bertambahnya usia, produk tersebut tidaklah efektif dan dirasakan kurang. Maka dari itu kita akan menambah atau mengganti produk yang lebih efektif, yang tentunya lebih ‘keras’. Setelah beberapa waktu, produk yang lebih efektif tersebut tidaklah menjadi efektif lagi dan kita akan mulai mencari lagi produk yang lebih efektif dari yang sebelumnya. Hal tersebut berlanjut terus menerus. Bahkan ketika perempuan tersebut menggunakan produk termahal dan tercanggih yang ada, ia akan terus mencari yang terbaik untuk dirinya. Biasanya hal ini berakhir dengan operasi plastik, akan tetapi operasi plastik pun tidak bertahan lama. Saya pernah menyaksikan sebuah film dokumenter mengenai operasi plastik pengencangan kulit, seorang dokter bedah plastik yang ada di film tersebut mengatakan bahwa hasil operasi ini tidak akan bertahan lama. Sekitar 5 tahun, elastisitas dari kulit yang sudah ditarik akan tetap menurun dan menjadi lebih ‘kendor’. Lama bertahannya kulit kencang hasil operasi tersebut pun bergantung pada kondisi kulit pasien yang berbeda-beda. Tidak hanya produk perawatan kulit dan operasi plastik, make up juga membuat seorang perempuan ‘ketagihan’. Perlu diingat bahwa Make up hanya memberikan efek tertentu pada wajah, make up tidak akan mengubah wajah seseorang.

Percayakah anda dengan iklan-iklan baik di majalah maupun di televisi mengenai seorang perempuan yang setelah menggunakan alat make up tertentu, ia akan menjadi sangat cantik, terlihat muda, dan menawan? Misalkan sebuah mascara yang diiklankan akan membuat bulu mata anda menjadi lentik dan lebat, percayakah anda akan fungsi mascara tersebut? Tentu saja, semua yang diiklankan tersebut adalah tipuan belaka. Model dalam iklan tersebut mengenakan bulu mata palsu dan dengan bantuan program adobe photoshop, diberikan beberapa ‘retouch’ agar terlihat lebih menarik lagi. Media seperti iklan tersebut sangat mempengaruhi perempuan dalam memberikan penilaian dan pengukuran akan dirinya. Terlebih lagi,perempuan telah menjadi image yang sering digunakan dalam dunia periklanan. Tidak hanya perempuan saja yang terpengaruh dalam melakukan penilaian dan pengukuran pada dirinya, pria pun juga demikian. Sosok seorang ibu yang baik dan sangat dicintai anak-anaknya, sosok seorang ibu muda yang masih tetap langsing seperti ketika ia sebelum melahirkan, sosok seorang perempuan yang mengenakan pakaian dan dandanan elegan sehingga membuat dirinya menjadi terlihat sangat ‘eksklusif’, dll; hal tersebut juga memberikan pengaruh bagi pria dalam membuat kriteria untuk menseleksi pasangan hidupnya. Dengan kata lain, media sangat berperan besar baik bagi perempuan maupun pria dalam berbagai konteks; mulai dari gender identity, gender roles, hingga gender stereotype hadir dalam media iklan. Terlebih lagi manusia dalam sosialitas hampir tidak terpisahkan dengan iklan. Iklan ada di sekeliling kita, di televisi, buku, radio, dan bahkan ada yang berbentuk billboard atau poster yang dapat ditemukan di jalanan.

Dikarenakan sosialitas sangat mempengaruhi kehidupan kita, bukan berarti kita harus menghindari atau menyerah dan menurut terhadap sosialitas. Sesuatu yang ada di sekitar kita menghambat atau membantu, menyedihkan atau membahagiakan, mengecewakan atau memuaskan, membebankan atau meringankan; tentunya semua menjadi aspek penting yang mem’besar’kan kita dalam hidup ini. Menjadi tua bukanlah sebuah petaka hidup. Menjadi tua menandakan bahwa kita mampu untuk hidup sampai tahap tersebut dan berhasil menjalani berbagai rintangan hidup yang jumlahnya tak terhingga. Bu Henny mengatakan bahwa dengan senyum kita menjadi terlihat lebih baik, setidaknya mendingan. Senyum menunjukkan bahwa kita bangga karena telah berhasil melalui segala hal di masa lalu, bersyukur dengan kondisi kita saat ini, dan menunjukkan harapan yang positif untuk masa depan. Masa lalu adalah pelajaran, masa kini adalah usaha, masa depan adalah harapan. Bagaimana mau cantik kalau kita selalu cemberut dan membawakan hal-hal yang negatif serta tidak menyenangkan dari raut wajah kita? Tidak ada orang yang senang berada di situasi yang negatif. Tidak heran bila orang-orang menjauh karena merasa tidak nyaman dengan kita yang tidak tersenyum. Maka dari itu mari kita jawab dan sapa sosialitas kita dengan… SENYUM!

18 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar