Minggu, 25 November 2012

Sex Education (Gisela Aliyansari)


    “Sex” 3 huruf satu kata itu adalah kata yang sangat enggan diomongkan oleh orangtua. Khususnya oleh orangtua dan anak, kebanyakan orangtua menganggap obrolan tentang sex adalah omongan yang tabu untuk diperbincangkan. Sebagian orang tua lagi menganggap obrolan tentang sex bukanlah hal yang pantas diperbicarakan dengan terbuka dengan anaknya. Sebagian lagi menganggap seputar sex lebih pantas diajarkan oleh guru di sekolah. Mungkin karena kita adalah orang timur yang tertutup mengenai masalah sex. Padahal tertutup mengenai masalah sex dan menganggap hal yang tidak pantas jika dibicarakan dengan anak itu adalah anggapan yang salah besar.

     Menurut saya pribadi, sex education harus disampaikan oleh orangtua sejak dini, agar anak tidak terkejut melihat perubahan dalam tubuhnya dan agar anak mengerti bagaimana harus menyikapi perubahan yang terjadi. Dan saya baru mengetahui bahwa sex education bukan melulu tentang alat kelamin, berhubungan intim, dan lain-lainnya, tetapi ketika orangtua mengajarkan seorang anak untuk menghargai tubuhnya, mengajarkan anak agar tidak membiarkan tubuhnya dipegang-pegang oleh siapa pun juga, membuka pakaian ketika si anak mau mandi di tempat yang pantas, mengajarkan membersihkan alat kelamin sehabis buang air, ternyata semua itu adalah bagian dari sex education. Waktu anak lebih banyak bersama dengan orangtua bukan dengan guru, maka sudah menjadi tugas orangtua untuk memberi sex education kepada anak. Tugas guru hanya melengkapi penjelasan yang lebih mendalam dan lebih teoritis tentang apa yang telah disampaikan oleh orangtua.

     Semua orangtua pasti ingin memberikan masa depan terbaik untuk anaknya dan salah satu caranya adalah memberikan sex education. Memberikan sex education sedini mungkin dapat menghindari anak dari pelecehan seksual oleh siapa pun dan tak menutup kemungkinan pelecehan tersebut dilakukan oleh kerabat dekat. Jika sang anak sudah mengalami pelecehan seksual maka ia akan mengalami trauma yang sulit untuk dihapus dari memori dan akan berdampak pada kehidupannya kelak. Jadi, sex education harus diberikan sedini mungkin oleh orangtua agar anak dapat lebih menegerti bagaimana cara ia menyikapi suatu perubahan.

19 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar