Kamis, 29 November 2012

Panti Jompo (Gisela Aliyansari)


     Ketika saya masih kecil, saya menganggap panti jompo adalah tempat buangan untuk orangtua yang tidak mau lagi diurus oleh anaknya. Tetapi seiring bertambah usia, saya menyadari bahwa panti jompo bukan hanya tempat bagi orang tua yang tidak mau diurus oleh anaknya saja tetapi oleh kemauan sang lansia sendiri.

     Mama saya bercita-cita jika papa saya duluan menghadap Tuhan serta saya dan koko sudah dapat hidup dengan berdiri di atas kaki saya sendiri, beliau ingin tinggal di panti jompo. Beliau mengatakan bahwa ia tidak ingin menyusahkan saya dan koko saya. Walaupun saya dan koko saya berkata bahwa kami sama sekali tidak berkberatan untuk mengurus mama. Tetapi mama saya bersikukuh bahwa beliau ingin tinggal di panti jompo. Beliau berkata bahwa jika beliau tinggal bersama kami anak-anaknya, maka beliau akan kesepian. Kami anak-anaknya akan sibuk dengan dunia kerja kami, anak-anak kami akan sibuk dengan dunia sekolah mereka. Selain itu, kata beliau dunia kami dengan dunia beliau sudah berbeda. Maksudnya ketika nanti kami telah berumah tangga dan memiliki anak maka jaman akan serba canggih, sedangkan beliau pasti tidak bisa lagi mengikutinya, isi dari televisi juga tidak akan lagi sesuai dengan selera beliau, perbicaraan kami juga sudah berbeda. Mama saya mengatakan, “Orangtua hanya punya masa lalu, sedangkan anak muda memiliki masa depan”. Sehingga tak heran jika orangtua menceritakan masa lalunya berulang-ulang sedangkan anak muda menceritakan tentang cita-citanya. Jadi beliau ingin tinggal di panti jompo di mana tinggal teman-teman seusia beliau, maka beliau akan lebih cocok karena merasa satu dunia, kata beliau, beliau dapat berbicara dengan sesama lansia, dapat berolahraga bersama, dapat menjalankan aktivitas rohani bersama, bagi beliau pokoknya dapat menjalankan hidup yang lebih baik ketimbang harus hidup dengan kami. Kata mama saya, bukannya mama saya tidak ingin hidup dengan kami, tetapi menurutnya hidup dengan teman-teman yang seusianya akan jauh lebih menyenangkan daripada harus hidup dengan kami yang tentunya akan sibuk dengan kesibukan masing-masing. Kata mama saya, saya dan koko saya dapat mengunjungi beliau setiap kali kami mau.

     Awalnya saya mengiyakan ide mama saya, tetapi setelah mendengar cerita Bu Henny dan Ci Tasya, saya jadi berpikir kembali apakah saya akan tega memasukkan mama saya ke panti jompo meskipun panti jompo tersebut bayar. Yang bisa saya lakukan adalah berdoa semoga papa dan mama saya panjang umur sehingga mereka bisa hidup berdua di masa tuanya.

Ada lagi kalimat dari Bu Henny yang saya sukai

“Orangtua adalah perwakilan dari Tuhan”

26 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar