Rabu, 07 November 2012

mengapa psikologi perempuan? (Dionisius Ferdi Weros)


Sejak dahulu kala banyak sekali penelitian di bidang psikologi dilakukan oleh kaum laki-laki. Banyak sekali tokoh terkenal di bidang psikologi adalah laki-laki juga, misalnya Freud, Jung, Adler, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan tentunya pada penelitian di bidang psikologi dipenuhi dengan bias pandangan laki-laki. Teori psikoanalisa ciptaan Freud pun penuh dengan bias gender, misalnya pandangan Freud mengenai penis envy.

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak perempuan menuntut kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Kaum perempuan menginginkan hak-hak yang sama dengan kaum laki-laki. Pada akhirnya, perempuan mulai mendapatkan hak-haknya, misalnya hak untuk menempuh pendidikan, hak dalam Pemilu, dan lain-lain. Pada zaman ini, kita melihat bahwa banyak feminist yang masih berusaha keras untuk menyetarakan peran laki-laki dan perempuan.

Kemajuan ini tentu mempengaruhi dunia psikologi yang sebelumnya sangat maskulin. Mulai bertambah peneliti perempuan dalam dunia psikologi. Penelitian-penelitian yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan tersebut memberi warna baru dalam dunia psikologi. Warna baru tersebut memunculkan adanya Psikologi Perempuan dalam dunia psikologi yang bahkan diakui oleh American Psychological Association. Psikologi Perempuan adalah suatu ilmu psikologi yang berusaha untuk mengurangi bias-bias gender yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya di masa lalu.

Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa Psikologi Perempuan merupakan suatu ranah yang sangat penting untuk dipelajari lebih lanjut. Sangat penting sekali menurunkan bias gender dalam dunia penelitian. Selain itu, Psikologi Perempuan berusaha untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang hanya dialami oleh perempuan, misalnya pengalaman menstruasi. Hal ini membuat Psikologi Perempuan mempunyai sumbangan besar bagi dunia psikologi.

3 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar