Pengertian Kemacetan
Jakarta Barat merupakan kota yang memiliki banyak kegiatan, hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di kota Jakarta Barat. Kemacetan berasal dari kata macet yang berarti tidak dapat bekerja dengan baik. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar yang tidak seimbang antara kebutuhan jalan dengan kepada penduduk, seperti kota Jakarta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ([KBBI], 2008).
Penyebab Kemacetan
Menurut Novijaya (2012), kemacetan di Jakarta dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (a) pengemudi yang tidak mau mengalah dan ingin cepat sampai di tempat tujuan; (b) lampu hijau pada lalu lintas yang menyala terlalu cepat, sedangkan antrian mobil masih panjang; (c) kendaraan umum berhenti di tepi jalan untuk menunggu penumpang; (d) pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan; (e) terjadi kecelakaan membuat ada warga berhenti untuk melihat kejadian tersebut, sehingga jalan menjadi lumpuh; (f) terjadi perbaikan atau pembongkaran jalan yang menggambil hampir sebagian badan jalan; (g) terjadinya hujan yang mengakibatkan jalanan menjadi licin, sehingga pengemudi melambatkan kendaraannya; (h) warga memarkirkan kendaraaannya di tempat yang tidak semestinya; (i) adanya pasar kaget yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut; dan (j) adanya lubang di jalan.
Dampak Kemacetan
Dampak terhadap psikologis. Kemacetan di Jakarta yang sudah merajalela dapat membuat orang menjadi stres ketika menghadapi kemacetan. “Dalam psikologi istilah stres untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu/organisme agar bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri” (Faiqah, 2009).
Menurut Faiqah (2009) tanda-tanda seseorang mengalami stres adalah: (a) gejala fisik, seperti merasa lelah, otot kaku dan tegang; (b) gejala mental, seperti penurunan konsentrasi dan daya ingat; dan (c) gejala emosi, seperti cemas, frustasi, mudah marah. Kalangan pengusaha khawatir kemacetan dapat membawa dampak psikologis pada karyawannya sehingga kinerja karyawan terganggu. Kinerja karyawan yang terganggu dapat menurunkan kualitas perusahaan tempat dia kerja.
Dampak terhadap kesehatan. Menurut Erindrian (2012), karbondioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan bila dihirup oleh manusia dapat menganggu kesehatan. Universitas California Selatan meneliti 7.500 wanita dari dua puluh dua negara bagian di Amerika Serikat mengenai efek samping yang diakibatkan menghirup gas buangan kendaraan bermotor terhadap kesehatan otak, yaitu dapat memengaruhi kapasitas mental, inteligensi, dan stabilitas emosi. Berdasarkan hasil penelitian di Belanda, jika kita menghirup asap kendaraan bermotor selama tiga puluh menit dapat meningkatkan intensitas kerja otak yang berpengaruh pada perilaku, kepribadian, kemampuan mengambil keputusan, dan meningkatkan stres. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan New York, Boston, Beijing, dan Krakow, anak-anak yang tumbuh di daerah dengan gas karbon dioksida tingkat tinggi memiliki tingkat inteligensi yang lebih rendah. Mereka juga mengalami depresi, kecemasan, dan kesulitan konsentrasi dibanding anak-anak yang tumbuh di daerah dengan gas karbondioksida tingkat rendah.
Solusi untuk Mengatasi Kemacetan
Menurut Nizami (2007), ada beberapa tindakan yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Pertama, pelebaran dan pendalaman kali-kali di Jakarta dapat membuat jalan baru tanpa harus menggusur perumahan. Kedua, jalan tol Cawang-Semanggi dijadikan satu arah pada pukul 07.00-09.00 WIB hanya ke arah Semanggi. Hal ini disebabkan karena pada pagi hari kendaraan yang menuju arah Semanggi begitu padat dan macet sementara arah sebaliknya sangat lancar. Pukul 17.00-19.00 WIB, ketika jam pulang kantor, jalan tol Cawang-Semanggi dijadikan satu arah hanya ke arah Cawang. Ketiga, alternatif yang lebih ekstrim adalah memindahkan ibu kota dari Jakarta ke kota yang kurang penduduknya seperti di Kalimantan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan jika terjebak macet untuk menghilangkan stres, yaitu: (a) mengambil dan menghembuskan napas secara perlahan, (b) mendengarkan musik bertempo pelan, dan (c) menaruh aroma terapi yang disukai.
Saran dalam Mengatasi Kemacetan
Menurut Erindrian (2012), masyarakat sebaiknya mentaati peraturan lalu lintas sehingga kemacetan di Jakarta dapat berkurang. Masyarakat juga memanfaatkan transportasi umum seperti Transjakarta sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisir. Pemerintah diharapkan membangun sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi nyaman dan mengurangi kemacetan.
Daftar Pustaka
Erindrian, G. (2012). Makalah kemacetan Jakarta. Diunduh dari http://ghariza-
erindrian.blogspot.com
Faiqah, V. (2009). Pengaruh pemberian lactium terhadap tingkat kebugaran pada
mahasiswa FK Undip angkatan 2008 yang menghadapi ujian pre semester.
Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/12705/1/Viqa_Faiqah.pdf
Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke-4). (2008). Jakarta: Gramedia.
Nizami, A. (2007). Cara dan solusi mengatasi kemacetan di kota Jakarta.
Diunduh dari http://infoindonesia.wordpress.com
Novijaya (2012). Kemacetan Jakarta. Diunduh dari
http://novijaya12.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_13.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar