Kamis, 08 November 2012
Be prepared! ;) (Catherine Prana)
Menjadi seorang Ibu adalah tugas yang sangat mulia… Menjadi seorang ibu juga merupakan kesempatan yang amat berharga serta diidam-idamkan oleh sebagian orang karena tidak semua orang dapat menjadi ibu.. Namun, menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya dapat membuat perubahan besar dalam hidup seseorang.. Melahirkan merupakan proses melelahkan secara fisik maupun mental.. Ketika proses persalinan dialami oleh perempuan, sebagian perempuan mengalami apa yang dinamakan baby blues syndrome.. Sekitar 70-80 % ibu yang melahirkan, mengalami masa ini..
Baby blues syndrome adalah gangguan suasana perasaan sementara seperti mood yang labil, sedih, bingung dan sering menangis karena sang ibu ”kaget” dengan perubahan besar yang dialaminya … Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang sangat mempengaruhi emosi seorang ibu ketika melahirkan.. Baby blues syndrome terjadi selama kurang lebih 2 minggu setelah persalinan.. Kalau seorang ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu, hal tersebut bisa menjadi indikasi post-partum depression.. Kedua hal ini dapat dibedakan melalui frekuensi, intensitas, dan durasi terjadinya..
Mungkin sebagian orang masih tidak familiar dengan istilah ini dan apa sih ciri-ciri seorang perempuan dikatakan mengalami baby blues syndrome? Seorang perempuan dikatakan mengalami hal tersebut jika sempat terlintas di pikirannya untuk menyakiti diri sendiri atau bayi yang baru dilahirkannya.. Ekstrim juga ya.. tetapi itu benar-benar merupakan salah satu ciri seorang ibu mengalami baby blues syndrome. Ciri lainnya adalah sang ibu sulit tidur, depresi ringan, sering menangis, sulit berkonsentrasi, merasa bersalah secara berlebihan… Benar-benar hal yang tidak mengenakkan kalau seorang perempuan mengalami hal tersebut..
Namun, hal-hal tersebut dapat dikurangi atau diminimalkan dengan adanya support dari orang-orang disekitarnya, terutama pasangannya.. dukungan emosional sangat diperlukan seorang perempuan yang sedang mengalami baby blues syndrome ini.. Perempuan yang sedang tidak mengalami BBS saja butuh dukungan emosional apalagi perempuan yang sedang mengalami BBS.. Bayangkan kalau seorang perempuan di hari ia melahirkan, harus berjuang seorang diri, tidak ada suami yang seharusnya mendampingi dan mensupportnya, bisa jadi sangat melelahkan secara mental.. Tidak ada tempat baginya untuk sharing..
Hal ini penting untuk diketahui oleh laki-laki yang pasangannya akan melahirkan.. Ia harus tahu perubahan besar apa saja yang akan dialami pasangannya selama melahirkan, ia juga harus mendukung secara emosional.. Tidak hanya secara emosional, orang-orang di sekitar perempuan tersebut harus bisa menunjukkan bantuan yang nyata, seperti membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, baik itu memasak, bersih-bersih rumah, dll.. Bayangkan ketika seorang perempuan mendapat dukungan emosional ketika melahirkan dan dukungan nyata di rumahnya ketika ia pulang, mungkin perasaan yang ia alami akan berbeda.. Ia merasa ada orang-orang yang peduli padanya, ia merasa dirinya berarti.. Kebermaknaan akan memberikan harapan bagi seseorang.. Setidaknya, mengurangi perasaan depresi pasca melahirkan sangatlah membantu bagi para perempuan..
Pengetahuan ini wajib diketahui perempuan yang akan melahirkan dan pasangannya.. Pengetahuan yang memadai akan menjadi bekal berharga ketika kita menghadapi suatu situasi.. Perilaku kita akan lebih tepat sasaran ketika punya bekal pengetahuan tersebut… Be prepared!
4 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar