Definisi Kejujuran
Jujur
adalah perilaku manusia secara ikhlas, tulus, dan berkata apa adanya
Selain itu, jujur juga didefinisikan sebagai perilaku tidak curang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 2008). Sesuatu dikatakan jujur bila
terdapat tiga unsur, yaitu kebenaran, kebaikan, dan keguanaan. Artinya sesuatu
hal harus sesuai dengan kenyataan, baik, dan berguna untuk diinformasikan. Jadi,
kejujuran dapat didefinisikan sebagai gambaran keadaan adanya perilaku baik
dari dalam diri seseorang untuk menginformasikan hal yang baik pula.
Faktor yang Memengaruhi Diri Bersikap Jujur
Terdapat
berbagai faktor yang memengaruhi seseorang untuk bertindak jujur. Faktor
keluarga dan faktor lingkungan merupakan faktor yang paling penting. Di bawah
ini adalah penjelasan mengenai faktor tersebut.
Faktor keluarga. Dalam
perkembangan anak, John Locke (dikutip dalam Gabriel, 2012) mengatakan bahwa “anak
adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang
berasal dari lingkungannya.” Ini berarti keluarga menjadi faktor penting untuk
menentukan perilaku si anak sehingga si anak memiliki pondasi yang kuat untuk
berperilaku baik.
Dalam membentuk
perilaku tersebut, orangtua harus membiasakan anak untuk berperilaku jujur
sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan anak untuk berkata apa
adanya. Contohnya, ketika orangtua menyuruh anaknya berbelanja ke warung, si
anak dibiasakan untuk berkata jujur mengenai harga belanjaanya tersebut. Selain
itu, orangtua juga dapat memberikan reinforcement
positive supaya si anak dapat
mempertahankan perilakunya. Sebagai contoh, memberikan es krim, uang jajan,
atau mainan kesukaannya.
Faktor Lingkungan. Faktor
lingkungan juga memengaruhi perilaku anak untuk jujur. Di lingkungan sosial, si
anak akan banyak bertemu dengan berbagai macam orang dan latar belakang yang
berbeda-beda. Dalam kenyataanya, tidak semua orangtua mengajarkan perilaku
jujur kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, si anak perlu diberi pondasi yang
kuat supaya dapat selektif memilih teman.
Dampak
Kejujuran
Seseorang yang berperilaku jujur pasti memiliki
banyak manfaat dari perilakunya tersebut. Manfaat tersebut antara lain (a)
lebih sehat dan bahagia, (b) optimis, (c) dipercaya orang lain, dan (d) mendapat
pahala dari Allah.
Pertama,
sikap jujur akan membawa manusia menuju hidup yang sehat dan bahagia. Hidup
sehat bukan hanya berasal dari olahraga dan makanan yang sehat, melainkan perlu
juga memerhatikan kesehatan secara psikologis. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Anita Kelly, profesor psikologi dari Notre Dame mengatakan bahwa
“bila kita mengurangi jumlah kebohongan yang kita lakukan sebenarnya kita bisa
mencapai kepuasan hidup yang lebih tinggi” (Anna, 2012). Ini berarti, semakin
sering orang bersikap jujur semakin sering pula orang tersebut akan puas dan
mengarah menuju kebahagiaannya.
Selain
manfaat fisik yang diperoleh, jujur juga akan membawa keadaan mental yang baik.
Seseorang yang jujur akan terhindar dari stress dan depresi. Hal ini membuat
seseorang dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya dengan lebih
nyaman tanpa memikirkan beban dari kebohongannya.
Kedua,
sikap jujur juga akan membawa manusia untuk bersikap optimis. Orang yang jujur
akan timbul rasa percaya diri dalam dirinya. Hal ini disebabkan tidak adanya
beban yang dipikirkan orang tersebut sehingga akan menjadi lebih santai dan
nyaman. Ketiga, dipercaya orang lain. Perilaku jujur akan membawa orang untuk
berkata apa adanya sesuai fakta dan tidak bersikap curang. Sikap seperti inilah
yang disenangi orang lain. Hal ini juga memengaruhi seseorang dalam bekerja.
Setiap perusahaan tentunya akan mencari sosok karyawan yang jujur sehingga
tidak terjadinya kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.
Keempat,
mendapat pahala dari Allah. Di setiap agama mengajarkan orang untuk berperilaku
jujur. Dengan berperilaku jujur, manusia akan terhindar dari dosa. Oleh karena
itu, Allah tentunya akan memberikan pahala bagi kita yang bersikap baik dan
jujur.
Simpulan
Jujur
merupakan suatu tindakan yang sesuai dengan kenyataan. Terdapat faktor
yang memengaruhi diri untuk bersikap jujur, yaitu faktor keluarga dan
faktor lingkungan sebagai faktor yang paling memengaruhi. Akibat dari
faktor tersebut, seseorang akan mulai melakukan tindakan yang diakhiri
dengan dampak dari tindakan tersebut. Seseorang yang membiasakan dirinya
bersikap jujur akan menjadi orang yang lebih sehat, bahagia, optimis,
mudah dipercaya, dan mendapat pahala dari Allah.
Daftar
Pustaka
Anna,
L. K. (2012, Agustus). Orang jujur lebih
sehat dan bahagia. Diunduh dari http://health.kompas.com/read/2012/08/06/1105358/Orang.Jujur.Lebih.Sehat.dan.Bahagia
Arfif, M. F.,
Mustakim, M. A. (2011). Sifat jujur:
Makalah tentang sifat jujur pada diri sendiri dan orang lain. Diunduh dari http://aryfpersetan.blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-tetang-jujur.html
Gabriel,
A. (2012, Oktober). Psychology: Penerapan
nilai kejujuran sejak usia dini. Diunduh dari http://amadeagabriel.blogspot.com/2012/10/penerapan-nilai-kejujuran-sejak-usia.html
Gramedia
Pustaka Utama. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penulis.
Pengertian kejujuran yang menyeluruh . (2012). Diunduh dari http://suksesitubebas.com/2012/07/14/pengertian-kejujuran/
Widiyam.
(2012, Oktober). From psychology with
lovely heart. Diunduh dari http://psikologi-untar.blogspot.com/2012/10/kejujuran-widiyam-705120009.html
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar