Rabu, 27 November 2013

Cegah Pemerkosaan Terjadi Sebelum Terlambat (Kusbandiyah Chandrawati)




Kasus Pemerkosaan….
Kira-kira apa yang muncul di benak Anda saat membaca kasus-kasus seperti itu? Hmm… Mungkin bagi kebanyakkan orang akan langsung berkata “Ih…” atau “Kasian ya korbannya” atau “Kok tega ya pelakunya…”

Ya… Kasus-kasus seperti itu sudah sangat marak terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Biasanya orang yang merasa khawatir menjadi salah satu korban perkosaan adalah kaum Hawa baik remaja maupun dewasa. Tapi taukah Anda bahwa tidak hanya kaum Hawa saja yang rentan menjadi korban perkosaan, namun bisa juga kaum Adam yang menjadi korbannya. Meskipun mungkin jarang terdengar adanya kasus perkosaan pada laki-laki namun bukan berarti kasus tersebut tidak ada. Hanya saja umumnya para laki-laki yang menjadi korban perkosaan enggan melaporkan kasus tersebut karena merasa malu dan tidak ingin ada orang yang mengetahuinya.

Kasus-kasus pemerkosaan pada remaja maupun dewasa saja sudah cukup membuat kita merasa iba dengan para korbannya. Apa lagi jika pemerkosaan tersebut terjadi pada anak-anak di bawah umur. Mungkin akan merasa lebih memprihatinkan lagi. Ternyata kasus pemerkosaan pada anak-anak juga sangat sering terjadi di berbagai negara, sama halnya dengan Indonesia. Oleh karena saya adalah orang Indonesia jadi saya cukup tau beberapa perkembangan berita mengenai kasus-kasus perkosaan pada anak-anak dan ternyata banyak juga kasus-kasus seperti itu yang terjadi dan menjadi pemberitaan di publik. Apalagi kasus yang tidak diberitakan? Tentunya pasti lebih banyak lagi.

Menurut saya, sungguh tidak adil jika anak-anak yang masih kecil menjadi korban perkosaan. Mereka masih terlalu kecil untuk mengerti hal tersebut dan mereka seharusnya tidak harus menanggung akibat dari sesuatu yang bukan kesalahan mereka. Kebanyakkan korban anak-anak tidak mengerti bahwa mereka telah menjadi korban perkosaan sehingga mereka mungkin tidak melaporkan hal tersebut. Beberapa berita mengatakan bahwa saat mereka mengeluh kesakitan di organ genital mereka kepada orang tuanya barulah saat itu orang tuanya mengetahui bahwa anaknya telah menjadi korban perkosaan.

Sungguh miris memang. Tapi kenapa juga orang tuanya baru tau? Kemana saja mereka? Apa mereka tidak pernah mengawasi anak-anaknya? Mungkin ini merupakan salah satu akibat kelalaian orang tua dalam mengawasi anaknya, namun juga bukan berarti kesalahan sepenuhnya pada orang tua. Tentunya yang harus bertanggung jawab atas hal ini adalah pelakunya. Bagaimanapun ia yang harus menerima sanksi atas perbuatannya.

Alangkah baiknya jika sejak dini anak-anak telah diberikan pendidikan mengenai seks yang tepat sesuai usianya. Beri tahu kepada anak-anak apa yang boleh dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dan apa yang tidak boleh dilakukan kepada mereka. Misalnya bahwa orang dewasa hanya boleh membelai di bagian kepala saja dan tidak boleh di bagian lain seperti organ intim dan bagian lain yang tertutup pakaian. Ajarkan anak untuk tidak mudah percaya pada orang asing begitu saja. Jangan menerima makanan dari orang asing yang tidak dikenal.

Jangankan orang asing, orang yang seharusnya dianggap sebagai salah satu orang yang berperan dalam pertumbuhan anak-anak saja bisa menjadi pelaku pemerkosaan bahkan orang tuanya sendiri terkadang ada yang tega menodai anaknya sendiri.

Ingatlah harimau saja tidak memangsa dan memakan anaknya sendiri. Masa iya, manusia yang katanya punya akal budi bisa “menghabisi” masa depan anaknya sendiri? Berarti untuk orang tua yang seperti itu dapat dikatakan bahwa mereka lebih rendah dari hewan seperti harimau? Hmm… Ya semua itu kembali kepada pribadi masing-masing. Pikirkanlah… Banyak orang di luar sana yang setiap hari menangis memohon Tuhan untuk memperoleh keturunan agar dapat di rawat dengan sepenuh hati, tapi bagaimana dengan yang dengan mudah dianugerahi anak namun di sia-sia kan seperti itu. Sangat tidak adil tentunya. Jika tidak bisa merawat dan menyayangi anak sepenuh hati sebaiknya janganlah “membuat”-nya ada di dunia untuk merasakan penderitaan tersebut.

Selain itu, untuk orang tua yang terlalu sibuk bekerja dan mengabaikan anaknya begitu saja di tangan orang lain juga perlu lebih memperhatikan anaknya. Bisa jadi orang yang Anda rasa aman untuk menitipkan anak justru adalah orang yang akan menjadi penghancur masa depan anak Anda. Mungkin uang memang penting untuk kehidupan Anda, tapi apakah dengan uang dapat membayar dan mengembalikan masa depan anak Anda yang telah hancur? Pastinya tidak bukan…? Ya… Saran saya sih cobalah bagi waktu antara pekerjaan dengan anak, jangan sampai anak Anda yang ditelantarkan hanya untuk bekerja. Atau jika memungkinkan, bawalah anak Anda yang masih bayi ke tempat kerja jika diperbolehkan. Jika anak Anda sudah cukup besar tentunya sudah tidak boleh di ajak ke tempat kerja, maka berikanlah pendidikan seks yang tepat untuknya sehingga mungkin anak Anda masih dapat menghindar dari upaya orang yang ingin menodainya.
 

Ingatlah Anak anda adalah harta yang paling berharga untuk Anda, jangan sia-siakan mereka begitu saja. Dan yang terpenting Ingatlah bahwa penyesalan itu selalu datang terlambat. Jadi jangan tunggu sampai ada penyesalan dulu, tapi upayakan pencegahan terlebih dahulu. STOP RAPE FROM NOW….^^





20 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar