Rabu, 27 November 2013

Dilarang Keras Melakukan Tindak Kekerasan!! (Yusandi Rezki Fadhli)


     
     Anak merupakan sebuah anugerah yang datang dari Maha Kuasa, namun ketika orangtua dalam prosesnya membesarkan anak-anaknya setiap harinya bisa mengalami yang namanya stress. Mulai dari suara tangis tengah malam, rewel, merengek, persoalan makan, toilet training, temper tantrum, pekerjaan rumah yang harus dibereskan serta kekacauan rumah yang tak pernah ada habisnya. Belum lagi masalah external, relationship dan tekanan ekonomi, seringkali membuat hubungan orang tua dan anak berubah menjadi ledakan besar. Dan dari hal itulah kekerasan terhadap anak pun dapat terjadi.
     Menurut Sutanto (2006), kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab/pengasuhnya, yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian. Kekerasan anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak.

Contohnya pada kasus yang saya lihat di sekitar lingkungan rumah saya:

"Ada seorang balita berusia 4 atau 5 tahun yang berinisial A bermain pesawat-pesawatan dengan temannya yang berinisial B didepan rumah si A. Pada saat tengah asik bermain, tiba-tiba mereka berdua bertengkar memperebutkan mainan tersebut. Ketika mereka sedang bertengkar kemudian Ayahnya si A sepulang kerja dengan muka yang terlihat lesu dan kecapekan melihat kejadian itu, lalu tanpa pikir panjang Ayahnya memarahi si A dengan memukulkan mainan tersebut kepada anaknya tersebut".
      Bisa dilihat dari contoh kejadian tersebut adalah suatu bentuk kekerasan secara fisik yang seharusnya bisa dicegah dengan memberikan sebuah nasihat yang baik dari orangtuanya tersebut. Karena dengan adanya bentuk kekerasan fisik seperti itu akan berdampak buruk pada psikologis anak.  

Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan pada anak?
    • Agresif : Sikap ini biasanya ditujukan anak kepada pelaku tindak kekerasan. Umumnya ditunjukkan saat anak merasa ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang dianggap bisa melindunginya itu ada di rumah, anak langsung memukul atau melakukan tindakan agresif terhadap si pengasuh. (*Peringatan : Tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan.)
    • Murung atau depresi : Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis, seperti menjadi anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai dengan penurunan berat badan. Anak juga bisa  menarik diri dari lingkungan yang menjadi sumber trauma. Ia menjadi anak pemurung, pendiam dan terlihat kurang ekspresif.
    • Mudah menangis : Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak aman dengan lingkungannya. Karena ia kehilangan figur yang bisa melindunginya. Kemungkinan besar, anak menjadi sulit percaya dengan orang lain.
    • Melakukan tindak kekerasan pada orang lain : Semua ini anak dapat karena ia melihat bagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamnnya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari.  
    • Secara kognitif anak bisa mengalami penurunan : Akibat dari penekanan kekerasan psikologisnya atau bila anak mengalami kekerasan fisik yang mengenai bagian kepala, hal ini malah bisa mengganggu fungsi otaknya.
         Setelah mengetahui dampak kekerasan yang dilakukan, Anda akan bertanya bagaimana melakukan pencegahannya?

    • Untuk Orang Tua dan Pengasuh:
    Anak-anak memerlukan makanan, tempat tinggal, pakaian dan terlebih dari itu semua, mereka membutuhkan kasih sayang. Anak-anak perlu tahu bahwa mereka istimewa dan dicintai. Jadi, sebelum kehilangan kesabaran Anda, saran ini dapat membantu:
    1. Luangkan waktu untuk diri sendiri.  Ketika dihadapkan dengan persoalan hidup hingga pada titik puncak merasa kewalahan atau nyaris di luar kendali, luangkan waktu untuk tenang sejenak; jangan timpakan persoalan pada anak. 
    2. Berpikirlah sebelum bertindak. Misalnya jika frustasi dengan suara tangis bayi, jangan guncangkan bayi dengan keras, karena akan mengakibatkan cidera atau kematian. 
    3. Minta bantuan orang lain. Menjadi orang tua tidaklah mudah. Telepon teman/saudara, mintalah bantuan orang lain yang memahami tahapan perkembangan anak. 
    4. Perhatikan acara televisi dan games yang anak Anda lihat. Maraknya film kekerasan dan program TV dapat membahayakan mereka.
    • Untuk Teman dan Tetangga:
    Para orang tua di sekitar Anda membutuhkan Anda dalam membesarkan anak-anak yang sehat dan bahagia. Jadi, jika Anda ingin melakukan sesuatu dalam upaya mencegah kekerasan terhadap anak, perhatikan:
    1. Aktiflah di komunitas Anda dan kenalilah tetangga Anda. Tawarkan uluran tangan untuk mengurus anak-anak akan sangat membantu orang tua lepas dari ketegangan. 
    2. Menjadi relawan pencegahan kekerasan anak.
    3. Ikut serta mempromosikan serta mengembangkan layanan kebutuhan anak dan keluarga di komunitas Anda, baik di lingkungan rumah, gereja atau lainnya.
    4. Laporkan jika Anda melihat kekerasan pada anak atau pengabaian anak. 
    5. Jika Anda punya memiliki alasan mempercayai bahwa anak telah mengalami kekerasan, laporkanlah kepada polisi atau bisa juga menghubungi hotline service KPAI (021-31901556) atau Komnas PA (021-87791818). 
        Mungkin sekian info dari saya, mulai dari sekarang STOP KEKERASAN PADA ANAK!!!

      
    27 November 2013

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar