Hampir semua manusia pasti pernah berfantasi, tapi bagaimana dengan fantasi seksual? Sebagian besar orang mungkin beranggapan hanya pria saja yang melakukan fantasi seksual, pada kenyataannya, baik pria maupun wanita melakukan fantasi seksual namun frekuensinya memang lebih tinggi pada pria daripada wanita. Apa sih fantasi seksual itu?
Menurut Leitenberg dan Henning (dikutip dalam Wikipedia), fantasi seksual adalah gambaran mental atau pola pikiran yang merangsang seksualitas seseorang dan dapat menciptakan atau meningkatkan gairah seksual. Meskipun baik pria maupun wanita sama-sama berfantasi secara seksual, namun terdapat perbedaan dalam isi fantasinya.
Wanita melakukan fantasi seksual untuk meningkatkan gairah, self-esteem, dan ketertarikan seksual diri sendiri, atau untuk sekedar melepaskan stress. Tentu saja, fantasi seksual wanita cenderung lebih romantis dan emosional dibandingkan dengan pria. Menurut Malt dan Boss (2001), lima hal yang paling banyak difantasikan oleh wanita adalah seks dengan pasangannya sekarang, mengingat aktivitas seksual sebelumnya, melakukan seks dengan posisi berbeda, melakukan seks selain di kamar, dan melakukan seks di lantai berkarpet. Terkadang ada juga wanita yang berfantasi dipaksa melakukan hubungan seksual, tentu saja perlu diingat, hal itu hanya fantasi, bukan alasan untuk melakukan pemaksaan terhadap wanita.
Jika wanita berfantasi lebih secara romantis dan emosional, pria berfantasi dengan lebih aktif dan agresif. Fantasinya lebih ke arah melakukan aktivitas seksual dengan wanita, membayangkan bagian tubuh, melakukan seks secara berkelompok. Nah, ada lagi bedanya, jika wanita berfantasi dengan pasangannya sebagai tokoh dalam fantasinya, pria lebih melakukan fantasi seksual dengan pasangan yang berbeda. Menurut Anda apakah berfantasi melakukan hubungan seksual dengan pasangan lain menandakan ketidaksetiaan atau itu hal yang biasa saja?
Berfantasi seksual sah-sah saja, namun jika ingin mengaktualisasikannya dalam kegiatan seksual (cth.: oral sex, posisi baru, dsb.) ada baiknya untuk mengomunikasikannya dengan pasangan terlebih dahulu, agar sama-sama paham dan saling mengerti, dan jika pasangan ragu atau menolak, hargailah keinginan pasangan, setelah nanti dalam keadaan netral, baru dibicarakan bersama. ☺
14 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar