Rabu, 13 November 2013

Sexual Expression (Jeanne Khu Sanny)

    Kelas Perilaku Seksual pada hari Kamis, 7 November 2013 membahas mengenai Sexual Expression. Berdasarkan presentasi topik diatas, terdapat tiga hal yang mempengaruhi seksualitas yaitu hormon dan neurotransmitter, etnis dan  agama. Hal ini berkontribusi dalam melakukan hubungan seksual. Terdapat 4 Fase Respon Seksual oleh William dan Johnson yaitu: Excitement, Plateau, Orgasm, dan Resolution. Hal ini terjadi pada wanita dan pria, namun masa Excitement pada pria lebih pendek daripada wanita. Grafik dapat dilihat dibawah ini.

     Sekarang kita akan membahas mengenai fantasi seksual yang merupakan bentuk paling umum dari ekspresi seksual. Baik pria ataupun wanita melakukan fantasi seksual, hanya saja pria lebih sering melakukannya daripada wanita. Setuju??
Banyak wanita yang melaporkan bahwa mereka melakukan fantasi seksual untuk meningkatkan gairah, self-esteem, dan ketertarikan seksual mereka sendiri, atau untuk melepaskan stress (Maltz & Boss, 2001; Shulman & Horne, 2006). Sedangkan fantasi seksual pria cenderung lebih aktif dan agresif, melakukan aktivitas-aktivitas seksual dengan pasangannya. Kemudian membayangkan bagian-bagian tubuh, aktivitas seksual tertentu, group seks, berhubungan seks dengan berbagai macam pasangan, dan lebih tidak romantis dibandingkan wanita (Hicks & Leitenberg, 2001).
     Sexual Intercourse adalah masuknya penis kedalam vagina, namun terdapat berbagai cara yang dilakukan oleh setiap pasangan. 
- Pada pasangan pria dan wanita, terdapat 4 posisi utama dalam sexual intercourse yaitu male-on-top, female-on-top, rear entry, dan side-by-side. 
- Pada pasangan gay, dilakukan dengan cara fellatio (oral intercourse), masturbasi, fisting (hand balling), interfemoral intercourse (mendorong atau memasukkan penis ke celah-celah paha) dan buttockry (menggosokkan penis ke celah-celah anus). 
- Pada pasangan lesbian biasanya menggunakan vibrator, atau dildos, itu dilanjutkan dengan cunnilingus. Selain itu dibeberapa pasangan mereka juga menyukai melakukan tribadism atau lebih sering dikenal dengan genital oppositional technique (menggosokkan alat kelamin pasangan masing-masing secara bersama-sama). 
     Berkurangnya keinginan untuk berhubungan seksual dan kemampuan alat reproduksi untuk melakukan hubungan seksual adalah masalah yang sering muncul ketika bertambahnya usia. Munculnya permasalahan ini mengakibatkan meningkatnya aktivitas masturbasi pada individu di masa tua dan menurunnya sexual intercourse. Aktivitas ini penting bagi individu yang telah kehilangan keinginan berhubungan seksual dari pasangannya karena masturbasi dapat memberikan kenyamanan seksual dan dapat mengurangi depresi dan frustasi.
     Akhir kata, dalam melakukan aktivitas seksual sebaiknya menerapkan hubungan yang aman dari penularan penyakit seksual dengan cara mengurangi jumlah pasangan seksual (tidak berganti-ganti pasangan), mengetahui sejarah seksual pasangan, menghindari vaginal intercourse atau anal intercourse tanpa adanya proteksi/ alat pengaman, dan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat.
 
13 Novmeber 2013
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar