Pada hari kamis minggu yang lalu saya menonton sebuah video yang bercerita tentang beberapa kehidupan pernikahan dari beberapa pasangan, ada beberapa pasangan yang menceritakan kehidupan pernikahannya, dimana ada pasangan yang menceritakan kehidupan pernikahannya pada saat awal pernikah, yang sudah memiliki anak, hingga pasangan yang telah menikah untuk waktu yang sangat lama. Baiklah, saya memang lebih tertarik untuk memerhatikan pasangan yang telah menikah untuk waktu yang sangat lama, hingga mereka tua alias sampai menjadi kakek-nenek.
Hubungan asmara tentu memiliki masanya, dimana pada saat masanya mulai berkurang maka perasaan cinta akan memudar perlahan-lahan. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor perasaan bosan, perasaan kecewa tentang sikap pasangan, adanya godaan dari lawan jenis yang lain, dan masih banyak lagi. Namun perasaan bosan merupakan salah satu faktor yang kerap kali kita temui. Kebanyakan pasangan yang menikah untuk waktu yang lama menjadi tidak mesra atau tidak memiliki perasaan yang sama persis ketika mereka baru saja menikah. Hal tersebut merupakan hal yang wajar, karena semakin lama kita menghabiskan waktu bersama seseorang yang sama maka kemungkinan untuk bosan pun akan semakin besar. Mereka yang telah menikah dalam waktu yang lama merasa bahwa hubungan mereka semakin hambar, tak jarang mereka menjadi acuh dengan pasangannya. Serta merasa bahwa mereka telah selesai dalam hal mengenali dan memahami pasangannya.
Namun diantara pasangan yang tidak harmonis atau tidak semesra pada saat awal pernikahan, masih ada pasangan yang masih sangat kental romantismenya atau masih saja mesra seperti pasangan yang baru saja menikah. Apa yang menyebabkan pasangan tersebut dapat menjadi demikian? Yang pertama tentu adanya komitmen dalam hubungan tersebut, komitmen untuk bertahan pada pasangan dengan segala kekurangan dan kelebihannya, serta dalam segala kondisi. Komitmen yang hilang, akan menjadi lebih dapat diterima oleh kebanyakan orang, jika disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga atau perselingkuhan. Berikutnya adalah komunikasi, tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah hubungan agar satu sama lain dapat mengetahui perasaan pasangan kita, apa yang menjadi kebutuhannya, dan lain sebagainya. Kemudian perlu dipahami bahwa menikah bukanklah akhir ataupun puncak dari hubungan kita, serta adanya perasaah bahwa kita telah mengenal pasangan kita seutuhnya. Pada masa pernikahan justru kita akan belajar bagian baru, dimana kita harus semakin mengenal pasangan, dan masa pembelajaran ini tidak akan berhenti sampai kapanpun. Setiap hari kita belajar mengenal dan memahami sisi baru dari pasangan kita.
Suatu hubungan asmara itu layaknya bunga dimana akan terlihat indah bila bunga tersebut telah tumbuh dan berkembang. Untuk dapat tumbuh dan berkembang tentu perlu pupuk dan air agar semakin subur dan lebih cepat untuk mekar. Di dalam hubungan asmara tersebut tentu terdapat cinta, cinta itu kita anggap sebagai bunga, diri kita sebagai pupuk, dan dan pasangan kita sebagai air. Bunga tidak dapat tumbuh dengan subur dan baik tanpa ada air maupun pupuk. Jadi intiinya dalam hal hubungan asmara diperlukan cinta serta usaha dari kedua belah pihak, tidak dapat berasal dari satu orang saja. Segala komitmen, usaha berkomunikasi, dan pembelajaran perlu dilakukan oleh kedua belah pihak, bila tidak dilakukan oleh kedua belah pihak tentu hubungan tersebut akan menjadi tidak seimbang. Suka dan duka dalam suatu hubungan hendaknya menjadi pembelajaran dan koreksi diri agar menjadi orang yang lebuh baik untuk pasangan kita.
20 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar