Rabu, 27 November 2013

Kekerasan Sexual (Patricia Gloria)


Kekuasaan adalah salah satu aspek penting dari relasi seksual dengan pasangan. Sebuah hubungan seksual dikatakan sehat apabila kekuasaan antara satu dengan yang lainnya adalah setara, serta di mana hubungan atau relasi tersebut memperkuat pasangan kita. Di dalam hubungan seksual pasti ada kekuasaan didalamnya. Dengan adanya kekerasan seksual membuat seseorang menjadi punya kekuatan.

Ada berbagai kasus mengenai kekerasan seksual meliputi KDRT, kekerasan terhadap wanita dan anak-anak dan masih banyak lagi. Sebagai contoh yaitu aksi pemerkosaan seseorang wanita hingga akhirnya dibunuh dan dimutilasi. Pasti anda pernah mendengar dan melihat kasus seperti ini. Pemerkosaan adalah pemaksaan secara fisik ataupun psikologis dalam sebuah relasi seksual terhadap orang lain.
Menurut data statsistik di Amerika Serikat mencatat bahwa adanya penyerangan secara seksual terjadi setiap 2 menit. Dan ada banyak yang tidak mau melaporkan karena merasa takut dan merasa malu. Pemerkosa biasanya dilakukan oleh laki-laki dengan rentang usia 15-30 tahun.
Pemerkosaan memiliki teori yaitu ada yang disebut dengan Rapist Psychopathology : A Disease Model dimana seorang laki-laki yang melakukan pemerkosaan karena nafsunya. Kemudian Victim Precipation Theory : Blaming the Victim yaitu korban yang membuat diri mereka sendiri menjadi defenseless dengan cara berdandan, berpakaian dll. Feminist Theory : Keeping Women in Their Place merupakan tindakan atau ancaman yang menunjukan dominasi laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Ada pula pemerkosaan dijadikan sebagai ekspresi perbedaan kekuasaan disebut dengan Sociological Theory : Balance of Power. Dan yang terakhir adalah Evolutional Theory : Product of Evolution yaitu argumen bahwa laki-laki diciptakan untuk menghamili perempuan.
Perbedaan etnis, suku bangsa juga menjadi pemicu terjadinya pemerkosan. Pemerkosaan biasanya terjadi pada etnis yang minoritas. Pemerkosaan didalam kampus juga sering terjadi. Pernahkah anda mendengar ada kasus seorang wanita baru pulang kuliah kemudian diperkosa oleh supir angkot? itu adalah salah satu bentuk contoh pemerkosaan yang dilakukan oleh kelompok minoritas.
Penggunaan alkohol juga memicu terjadinya kekerasan terutama kekerasan seksual. Satu studi menemukan bahwa 79% dari mahasiswa yang melaporkan mengalami kekerasan seksual yang mengkonsumsi alkohol pada saat diperkosa. Bagi wanita, alkohol dapat menyebabkan peningkatan perilaku menggoda yang akan mengirimkan pesan ambigu.
Pandangan ini membantu menyalahkan seseorang yang telah diperkosa. Sayangnya, ketika seorang wanita mengalami pemerkosaan saat mabuk, ia lebih cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Diperkirakan bahwa 10% dari pemerkosaan terjadi di perguruan tinggi dalam fraternities.
Pemerkosaan juga dapat terjadi kepada siapapun, pada atlet, pada wanita tua, pada pria, dll. Semua orang dapat menjadi korban pemerkosaan. Untuk itu kita harus dapat mewaspadai tindakan pemerkosaan. Dari hal-hal yang kecil seperti misalnya memakai pakaian yang baik yang tidak mengundang perhatian yang negatif. Pergi ketempat yang aman. Bila akan terjadi pemerkosaan, cepatlah laporkan pada polisi, atau anda dapat memberikan alasan-alasan untuk menghindar dari pemerkosaan. Ketika terjadi pemerkosaan jangan takut untuk melaporkan pada pihak yang berwajib.
20 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar