Rabu, 13 November 2013

Sensuality in art (Ivonne Tjendra)

     Apa itu sensualitas? Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sensualitas merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal badani bukan rohani. Sensualitas dapat dikaitkan dengan dorongan, sikap, ekspresi seksual yang ditunjukkan oleh seseorang. Lalu bagaimana dengan seni? Seni merupakan salah satu bentuk dari ekspresi kreativitas dan imajinasi. Dimana di dalam sebuah seni seseorang bebas berekspresi dan tidak ada batas, selama kebebasan itu tidak mengancam kehidupan orang lain. Mungkin ada beberapa budaya yang sangat menetang sensualitas di dalam sebuah seni, terutama di negara-negara Timur Tengah. Bahkan di negara kita pun masih menganggap tabu adanya sensualitas di dalam seni. Namun ada juga pihak yang mendukung bahwa sah-sah saja di dalam sebuah seni. Misalnya sebuah lukisan seorang wanita yang sedang menyusui anaknya, tentu ketika menyusui sang buah hati ibu tersebut tidak menggenakan penutup atau pakaian dibagian payudaranya. Apakah hal tersebut dilakukan pelukisnya semata-mata untuk menonjolkan unsur sensualitasnya saja? Padahal belum tentu demikian adanya, ada hal lain yang perlu kita lihat lebih dalam. Bisa saja lukisan tersebut ingin mengekspresikan kedekatan emosial yang ditimbulkan dari aktivitas menyusui tersebut. Contoh yang lainnya seperti sebuah lagu yang menceritakan keindahan tubuh seorang wanita, dimana sang penyair menyebut tubuh wanita tersebut sempurna. Mungkin ada beberapa di antara kita mengganggap lagu tersebut terlalu vulgar dan mengarah pada dorongan seksual yang ditimbulkan dari lagu tersebut. Namun hendaknya kita melihat dari sisi lain pula, apakah hanya bisa dilihat dari sisi itu sajakah? Menurut pandangan pribadi, saya menilai lagu tersebut sebagai ungkapan kegaguman atas ciptaan dari Tuhan lewat tubuh wanita yang memang sudah diciptakan begitu sempurna. Begitu pun dalam menilai sensualitas di dalam sebuah seni, ada sisi lain yang perlu untuk dilihat bukan hanya pada bagian seksualnya saja, ada beberapa aspek atau unsur lainnya dari sebuah bentuk seni, tapi mengapa kita melihat dari satu aspek saja dari sekian banyak aspek indah yang lainnya.     Penting juga dalam bagaimana mengemas seni yang mengandung sensualitas dalam cara dan bentuk atau media yang lebih dapat diterima, serta mengandung nilai seni yang baik dan tinggi. Pengaruh dari budaya juga perlu diperhatikan karena akan memengaruhi apakah sebuah seni yang mengandung sensualitas dapat diterima atau tidak.  Tapi kembali lagi pada persepsi masing-masing mengenai makna dari sensualitas itu sendiri. 

13 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar