Rabu, 13 November 2013

Difficulties in Women (Agnes Stephanie)

     Pertemuan minggu lalu membahas dua hal yang sangat menarik dalam kelas Psikologi Perempuan. Pembahasan yang pertama adalah mengenai depresi. Dalam penjelasan dikatakan bahwa wanita lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pria. Hal tersebut juga telah dibuktikan melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki hormon-hormon yang akan memicu ketidakstabilan kondisi psikis dan emosi yang menyebabkan wanita akan sangat berfokus pada suatu masalah. Banyak pihak yang mengasumsikan bahwa pria lebih rentan mengalami depresi karena pria lebih cenderung untuk memendam masalah mereka dan tidak mencari teman atau sahabat untuk “menumpahkan” emosi mereka. Sedangkan wanita dianggap lebih mudah mengeluarkan emosi mereka dengan bercerita kepada teman, sahabat, atau keluarga. Namun hal tersebut ternyata bukan menjadi panduan dan acuan. Walaupun masyarakat menanmkan nilai bahwa wanita mempunyai banyak “ventilasi” untuk menyalurkan emosi-emosi negatif, namun tetap ditemukan bahwa wanita cenderung lebih mudah mengalami depresi dibandingkan dengan pria. Ada masa-masa atau siklus dalam tubuh wanita yang menyebabkan hormon-hormon sangat berpengaruh sekali terhadap kondisi emosi. Contoh sederhana adalah pada saat wanita berada dalam kondisi pra menstruasi pasti sebagian besar wanita akan mengalami kondisi emosi yang tidak stabil. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab wanita lebih mudah mengalami depresi.
     Pembahasan kedua adalah mengenai gangguan makan. Dalam pembahasan ada tiga jenis gangguan makan yaitu anoreksia, bulimia, dan binge eating disorder. Gangguan makan dapat terjadi khususnya di sebagian besar perempuan karena adanya ketidakpuasan terhadap self image dan rendahnya kepercayaan diri. Faktor lain juga dikatakan berasal dari lingkungan sekitar yang memberikan label atau stereotip tertentu. Lingkungan sering kali mengatakan bahwa wanita yang cantik harus memiliki tubuh yang langsing, tinggi, memiliki kulit putih, dll. Pandangan-pandangan tersebut yang membuat sebagian besar wanita akan berusaha menjaga tubuhnya terutama untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis. Semakin banyaknya figur-figur di dunia hiburan yang juga memiliki tubuh ideal semakin menguatkan keinginan sebagian besar perempuan untuk juga menjadi sepert i figur-figur tersebut. Akhirnya keinginan yang tidak diimbangi dengan faktor kesehatan tersebut membuat wanita mengalami gangguan makan. Banyak wanita yang akhirnya menahan diirnya untuk tidak makan sama sekali hingga tubuhnya amat sangat kurus yang dikenal dengan anorexia nervousa. Sebagian besar wanita juga melakukan tindakan makan layaknya orang pada umumnya namun diikuti dengan perilaku memuntahkan kembali makanan tersebut yang dikenal dengan istilah bulimia nervousa. Perilaku lain yang juga termasuk gangguan makan adalah binge eating disorder yang ditandai dengan makan terus menerus yang pada akhirnya akan memumculkan resiko obesitas. Individu yang megalami gangguan makan tentu saja perlu mendapatkan penanganan serius. Terapi dan konseling yang dilakukan oleh tenaga ahli dapat membantu individu dengan gangguan makan untuk mendapatkan gambaran ideal tentang diri dan proses kognitif yang terjadi pada individu pada normalnya. Jika tidak ditangani, individu dengan gangguan makan akan mengalami kondisi yang semakin buruk dan akan membahayakan diri mereka sendiri.

6 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar