Rabu, 27 November 2013

happy Life (Virna Anggraini)


Menikah dan memiliki anak-anak yang lucu nampaknya menjadi impian semua orang yang hidup di dunia ini. namun, menikah dan memiliki anak-anak yang lucu tidak segampang membalikan telapak tangan. Didalam suatu pernikahan tentunya sangat berbeda pada saat kita masih berpacaran dengan pasangan kita. saat kita berpacaran tentunya belum sepenuhnya hidup kita terikat oleh pasangan kita. kita masih bebas pergi kemana saja dan pulang jam berapa saja tidak harus memikirkan pulang ke rumah dan melayani suami yang sudah lelah bekerja seharian. 
     Untuk itu menyatukan dua pemikiran dan prinsip yang berbeda menjadi satu tujuan bersama sangatlah tidak mudah. Masing-masing orang tentunya memiliki gaya hidup yang tentunya akan berbeda-beda. Dan terkadang apa yang membentuknya sekarang adalah sangat berhubungan dengan masa lalunya. Maka dari itu kita tentunya harus memiliki sifat tolerasi dan tenggang rasa yang tinggi untuk bisa menghargai perbedaan tersebut. Karena pada dasarnya tidak semua manusia memiliki pengalaman masa kecil yang baik ataupun juga tidak semua manusia memiliki pengalaman masa kecil yang tidak baik. Dan semua juga tentunya tergantung kepada individunya masing-masing bagaimana menanggapi kehidupannya baik yang harmonis maupun yang tidak harmonis.
     Jujur saya adalah salah seorang anak yang memiliki pengalaman masa lalu yang sangat tidak baik dan memiliki keluarga yang tidak harmonis. Namun, setelah belajar di psikologi tentang banyak hal dan banyak melihat tulisan-tulisan orang-orang yang menginspirasi saya, tentunya semua keadaan jadi berubah. Saya menjadi lebih bisa mengatasi itu semua dengan cukup baik. Dan hal tersebut lah yang membuat saya memiliki pemikiran yang jauh kedepan untuk masa depan saya dalam hal memilih pasangan dan ketika suatu saat nanti saya akan memiliki keluarga kecil. Tentunya saya berharap akan memiliki keluarga yang harmonis. Dan akan belajar banyak hal dari masalah-masalah yang pernah saya temui dalam kehidupan saya dengan orang tua saya yang membuat mereka tidak harmonis. Walaupun terkadang tidak dipungkiri saya masih merasa cemas.

     Cara untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis pun sangat sulit. Seperti yang sudah saya lihat dalam film saat psikologi perempuan waktu itu bagaimana seorang pasangan bisa menstabilkan emosi mereka, bisa mengerti bagaimana caranya mengatur agar mereka tetap harmonis dan melakukan hal – hal tertentu yang tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Saya sangat tertarik melihat hal tersebut karena sangat berguna untuk pembelajaran dan memperluas pemikiran kita tentang hal tersebut. Dan kebetulan yang selalu saya takutkan saat saya menikah nanti adalah perubahan dari hal yang biasa di lakukan saat pacaran kemudian tidak di lakukan lagi pada saat sudah menikah. Contoh kecilnya saja, saat berpacaran mungkin beberapa kali memperingati hari – hari spesial pacar bisa membelikan bungan satu bouqet namun setelah menikah saat hari spesial itu tiba suami menjadi lupa bahkan menganggap biasa saja. Karena yang saya lihat dari orang tua saya seperti itu, jadi saya merasa takut dan menjadi motivasi saya bagaimana caranya perubahan tersebut tidak terjadi sama seperti yang disarankan oleh pasangan dalam film tersebut. Karena dengan cara tersebut tetap terus membangkitkan rasa saling menyayangi antara satu dengan yang lain. Saat memang terjadi masalah komunikasi sekalipun masih bisa dibicarakan dengan sangat baik. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya perselingkuhan.

20 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar