Rabu, 13 November 2013

Sex with Hormone, Ethnicity, Region, and Sexual Fantasy (Philomena Widy)

Ada 3 fakor yang mempengaruhi seksualitas. Pertama adalah berdasarkan hormon dan neotransmiter. Kedua adalah etnisitas (ethnicity). Ketiga adalah region atau agama. Ketiganya dapat mempengaruhi kehidupan seksualitas seseorang pada keseharian mereka.

Menurut para sexologis, hormon yang paling mempengaruhi perilaku seksual adalah hormon testoteron dan esterogen. Selain itu, etnis juga dapat mempengaruhi perilaku seksual. Kadang kalau kita sedang jalan-jalan di mall ada bule yang sedang dengan mesra menggandeng perempuan berkulit hitam atau sawo matang. Kadang kita sering berpikir, “gak salah tuh bule? Kenapa doyan yang modelnya begitu ya?” sebenarnya ada beberapa alasan kenapa hal itu terjadi satu, untuk memperbaiki pigmen mereka, orang amerika yang berkulit putih biasanya akan memilih pasangan yang memiliki pigmen kulit yang lebih tua dari mereka mis: sawo matang, coklat atau hitam. Kedua dibeberapa negara tertentu ada beberapa etnis yang cenderung lawan jenisnya memiliki sifat yang dominan sehingga mereka akan mencari lawan jenis yang memenuhi kriteria mereka. Ketiga adalah region atau agama. Agama memegang peranan penting dalam perilaku seksual. Banyak norma-norma atau batasan-batasan yang sering diberikan oleh agama tentang seks. Mis: jika seseorang melakukan hubungan di luar nikah dikatakan berjinah. Selain itu norma dalam keluarga serta pandangan masyarakat tentang seks mempengaruhi perilaku kita terhadap seks. Misalnya, jika kita melakukan hubungan seksual sebelum menikah, pandangan orang tua kita adalah kita merupakan aib dari keluarga. Pandangan masyarakat juga akan berubah terhadap kita menjadi kearah yang lebih negatif.

Ada yang namanya fantasy sexual. Fantasi seksual merupakan ekspresi seksual yang paling umum. Menurut Freud, hanya orang yang tidak puas secara seksuallah yang mengalami fantasi seksual. Sekarang ini, banyak peneiliti yang percaya bahwa fantasi seksual adalah umum dan sehat untuk dilakukan. Saya yakin diantara kita pasti sering melakukan fantasi seksual. Ada perbedaan antara fantasi seksual pada wanita dan pada pria.
Apa sih bedanya? Fantasi pada wanita biasanya berhubungan dengan emosi atau perasaan sehingga fanasi seksual pada wanita cenderung lebih romantis dan emosional dibanding pada pria. Biasanya fantasi seksual pada wanita lebih melibatkan sentuhan, perasaan, respon dari pasangan seksualnya dan juga suasana. Pada pria fantasi seksualnya biasanya berhubungan visual, oleh karena itu fantasi seksual pria  cenderung lebih aktif dan lebih agresif dibandingkan pada wanita. Oleh karena itu pria lebih sering melakukan fantasi seksual.

Kesimpulannya dalam melakukan perilaku seks ada batasan-batasan tertentu yang mempengaruhi kita di dalam berprilaku. Perilaku seksual yang terlalu di kekang biasanya akan memunculkan fantasi seksual yang dipercaya oleh banyak peneliti sebagai seuatu hal yang umum dan sehat untuk dilakukan. 


12 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar