Ada 3 fakor yang mempengaruhi seksualitas. Pertama adalah
berdasarkan hormon dan neotransmiter. Kedua adalah etnisitas (ethnicity).
Ketiga adalah region atau agama.
Ketiganya dapat mempengaruhi kehidupan seksualitas seseorang pada keseharian mereka.
Menurut para sexologis, hormon yang paling mempengaruhi perilaku
seksual adalah hormon testoteron dan esterogen. Selain itu, etnis juga dapat
mempengaruhi perilaku seksual. Kadang kalau kita sedang jalan-jalan di mall ada
bule yang sedang dengan mesra menggandeng perempuan berkulit hitam atau sawo
matang. Kadang kita sering berpikir, “gak
salah tuh bule? Kenapa doyan yang modelnya begitu ya?” sebenarnya ada beberapa
alasan kenapa hal itu terjadi satu, untuk memperbaiki pigmen mereka, orang
amerika yang berkulit putih biasanya akan memilih pasangan yang memiliki pigmen
kulit yang lebih tua dari mereka mis: sawo matang, coklat atau hitam. Kedua dibeberapa
negara tertentu ada beberapa etnis yang cenderung lawan jenisnya memiliki sifat
yang dominan sehingga mereka akan mencari lawan jenis yang memenuhi kriteria
mereka. Ketiga adalah region atau agama. Agama memegang peranan penting dalam
perilaku seksual. Banyak norma-norma atau batasan-batasan yang sering diberikan
oleh agama tentang seks. Mis: jika seseorang melakukan hubungan di luar nikah
dikatakan berjinah. Selain itu norma dalam keluarga serta pandangan masyarakat
tentang seks mempengaruhi perilaku kita terhadap seks. Misalnya, jika kita melakukan
hubungan seksual sebelum menikah, pandangan orang tua kita adalah kita
merupakan aib dari keluarga. Pandangan masyarakat juga akan berubah terhadap
kita menjadi kearah yang lebih negatif.
Ada yang namanya fantasy sexual.
Fantasi seksual merupakan ekspresi seksual yang paling umum. Menurut
Freud, hanya orang yang tidak puas secara seksuallah yang mengalami
fantasi seksual. Sekarang ini, banyak peneiliti yang percaya bahwa
fantasi seksual adalah umum dan sehat untuk dilakukan. Saya yakin
diantara kita pasti sering melakukan fantasi seksual. Ada perbedaan
antara fantasi seksual pada wanita dan pada pria.
Apa
sih bedanya? Fantasi pada wanita biasanya berhubungan dengan emosi atau
perasaan sehingga fanasi seksual pada wanita cenderung lebih romantis
dan emosional dibanding pada pria. Biasanya fantasi seksual pada wanita
lebih melibatkan sentuhan, perasaan, respon dari pasangan seksualnya dan
juga suasana. Pada pria fantasi seksualnya biasanya berhubungan visual,
oleh karena itu fantasi seksual pria cenderung lebih aktif dan lebih
agresif dibandingkan pada wanita. Oleh karena itu pria lebih sering
melakukan fantasi seksual.
Kesimpulannya
dalam melakukan perilaku seks ada
batasan-batasan tertentu yang mempengaruhi kita di dalam berprilaku.
Perilaku seksual yang terlalu di kekang biasanya akan memunculkan
fantasi seksual yang dipercaya oleh banyak peneliti sebagai seuatu hal
yang umum dan sehat untuk dilakukan.
12 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar