Pemerkosaan merupakan suatu pengalaman tidak menyenangkan secara emosional, fisik, psikologis seseorang, yang bahkan dapat menghancurkan hidup korbannya. Pemerkosaan biasanya menimpa para wanita, yang dianggap lemah dan tidak berdaya. Setelah terjadipemerkosaan, banyak korban melaporkan gangguan psikologis seperti susah tidur, mimpi buruk, kemarahan, kerentanan, menyalahkan diri sendiri, dan bahkan ada yang sampai menyangkal bahwa pemerkosaan itu pernah terjadi untuk menghindari rasa sakit yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga tidak jarang korban mengalami trauma, stres, dan depresi yang mengacu pada tindakan bunuh diri.
Selain gangguan psikologis, adanya bukti kekerasan fisik juga dialami oleh para korban yang telah diperkosa. Beberapa di antaranya yaitu nyeri pada tubuh, memar, kesulitan menelan dan tenggorokan nyeri jika korban pernah dipaksa untuk melakukan seks oral, gatal pada kelamin, perdarahan rektum, gejala infeksi menular seksual, dan gangguan makan. Stres setelahpemerkosaan juga dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, dan juga akan muncultanda-tanda kehamilan, sehingga alat tes kehamilan adalah alat yang sangat penting setelah korban mengalami pemerkosaan.
Pemerkosaan dapat memberikan efek negatif pada fisik dan psikologis dalam jangka waktu yang lama untuk para korban. Konseling dapat bermanfaat bagi wanita yang menderita kesulitan seksual postrape. Namun, sebagian besar korban pemerkosaan hanya akanmengatakannya dengan teman atau anggota keluarganya daripada melaporkannya pada polisi, psikolog atau konselor. Beberapa korban tidak pernah membicarakan pemerkosaan mereka dengan siapapun dan memendam bebannya sendiri. Reaksi ini terjadi karena beberapa korban menyangkal dan menekan kejadian sampai saat mereka merasa kuat secara emosional. Hal ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, jika korban melakukan sesuatu untuk proses penyembuhandirinya, pemulihan dan perasaan korban dapat beralih ke mengasihani diri sendiri, kesedihan, dan rasa bersalah. Serangan kecemasan, mimpi buruk, dan takut perlahan-lahan mulai berkurang, meskipun kejadian itu tidak pernah terlupakan. Wanita dengan riwayat pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan, memiliki kualitas kesehatan fisiologis dan psikologis yang rendah daripada mereka yang tidak memiliki riwayat pelecehan seksual. Beberapa korban pemerkosaan tidak pernah kembali ke tingkat fungsi sebelumnya dan harus membuat pandangan yang baru sama sekali dari diri mereka sendiri. Selain itu, pemulihan dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas pelayanan yang diterima korban setelah pemerkosaan. Intervensi positif dan dukungan dari orang lain dapat mengurangi gejala trauma.
Jadi, jika anda atau kenalan anda mengalami pemerkosaan, segeralah melapor kepada pihak berwajib agar pelaku dapat dihukum dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Selain itu, korban pemerkosaan perlu menulis dengan jelas apa yang terjadi sedetail mungkinmengenai kapan, di mana, jam berapa, ciri-ciri dan pakaian pelaku, apa yang terjadi, apakah melibatkan penggunaan alkohol serta apakah ada orang lain di lokasi kejadian. Maka dari itu, korban harus menjaga hasil rekamannya tersebut untuk menghindari kemungkinan lupa dan akan kehilangan detail kecil yang penting dari kejadian. Jika anda merasa takut atau malu, sebaiknya segera katakan dengan orang terdekat dan anda percayai sehingga orang tersebut dapat mencari pertolongan seperti melaporkan ke polisi dan mencari psikolog terbaik untuk anda.
20 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar